100
4.4.7 Monitoring, Control and Surveillance Capability
Penilaian komparatif dari kemampuan MCS masing- masing negara dapat dilihat pada Tabel 12. Menurut Flewwelling 2001, penilaian ini bersifat subjektif,
dengan dasar penilaian sebagai berikut: 1 Bila tidak ada sistem, atau terdapat satu sistem tetapi tidak mempunyai
kemampuan dalam pelaksanaan MCS, diberi nilai 1 2 Bila terdapat sebagian, tetapi sistem tersebut tidak mampu dalam
pelaksanaannya, diberi nilai 2, 3 Jika terdapat sistem yang mempunyai tingkat kemampuan yang benar-benar
baik, tetapi masih memerlukan sedikit penambahan, diberi nilai 3. Tabel 12 . Penilaian komparatif kemampuan MCS masing- masing negara.
Kemampuan MCS
Bang ladesh
Kam boja
India Indo nesia
Malay sia
Mala dewa
Myan mar
Phili pina
Sri langka
Thai land
Viet nam
Legislasi
24
2 2
2 2
3 2
2 2
2 1
2 Lisensi
25
2 1
2 2
3 1
26
2 2
2
27
1 2
Kapasitas di laut
28
1 1
2 1
3 3
1 2
1 3
2 Pengawasan
perikanan dari udara
1 1
2 1
2 2
1 1
1 3
1
Identifikasi kapal
29
1 1
2 2
3 3
2 2
2 2
2 Koordinasi
antar lembaga
1 1
2 2
2 2
2 1
2 1
1
Prosedur pelabuhan
dan inspeksi
30
1 2
3 1
3 2
2 2
1 3
2
Pelatihan MCS
31
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2
101 Tabel 12 Lanjutan
Program observer
1 1
1 1
1 1
1 1
1 1
1 Perencanaan
sistem data perikanan
dan MCS
32
1 1
1 1
2 1
1 1
1 1
1
Laporan pendaratan
kapal 1
1 1
1 2
1 1
1 1
1 1
Laporan perpindahan
kapal 1
1 1
1 1
2 1
1 1
1 1
Penggunaan VMS
33
1 1
1 1
2 2
1 1
1 1
1 Total
16 16
22 18
29 24
19 19
18 21
19 Sumber: Flewwelling 2001
Keterangan:
24. Semua instrumen legislasi membutuhkan pembaharuan dalam prinsip dan perjanjian kerja sama internasional yang meliputi Code of Conduct for Responsible Fisheries, UN Fish Stock Agreement,
FAO Compliance Agreement, dan lain-lain.
25. Semua sistem manajemen bersifat open access dan tidak mempunyai lisensi atau register sehingga informasi data dan laporan penangkapan tidak lengkap.
26. Maladewa membutuhkan lisensi untuk semua kapal asing dan registrasi untuk semua kapal perikanan nasional. Insentif bagi nelayan yang melakukan registrasi kapal bebas biaya adalah berupa
keuntungan dengan adanya pembebasan biaya terhadap transportasi dan biaya pelabuhan jika mereka menangkap ikan lebih dari 120 hari per tahun.
27. Sistem lisensi Srilangka diterapkan terhadap kapal ikan yang berada di dalam wilayah pengawasan pemerintah. Lisensi dibuat oleh pemerintah propinsi terhadap kapal kecil. Lisensi untuk kapal besar,
joint venture atau BOI dilakukan secara manual oleh Departemen Perikanan.
28. Tidak ada negara, kecuali Malaysia dan Thailand yang mempunyai kemampuan inspeksi sehingga tugas pengawasan diserahkan kepada Angkatan Laut.
29. Tidak ada negara yang menggunakan panduan FAO untuk identifikasi dan penandaan kapal, kecuali Maladewa yang melakukan identifikasi terhadap kapal asing dan Malaysia yang
mengembangkan sistem FAO untuk lisensi dan identifikasi kapal. Umumnya banyak negara tidak melakukan penandaan khusus terhadap usaha perikanannya kecuali Malaysia, Maladewa dan
Vietnam dan hanya menggunakan sistem yang dikembangkan oleh lembaga maritim.
30. Beberapa negara tidak mempunyai kemampuan inspeksi di laut dan hanya menggunakan inspeksi di pelabuhan, seperti Myanmar dan Bangladesh, dan tidak ada negara yang menerapkan prosedur
laporan inspeksi formal.
31. Umumnya negara mempunyai lembaga kursus formal dan on the job training untuk standarisasi operasional MCS.