Analisis SWOT Monitoring, Control and Surveillance Capability

126 Tabel 18 Analisis faktor internal MCS No Faktor Internal Code Bobot Rating Total Attractive- ness Score Total Attractiveness Score Rank 1 Tingginya kesadaran akan penegakan hukum di laut S1 0,0533 3,2377 0,1726 4 0,690567336 1 2 Adanya kerjasama internasional dalam penerapan MCS S2 0,0475 3,2377 0,1538 4 0,615225555 2 3 Memerangi IUU fishing menjadi fokus kebijakan S3 0,0533 2,7495 0,1466 4 0,586423335 3 4 Kuat dasar hukum penerapan MCS S4 0,0475 2,8845 0,1370 4 0,548103658 4 5 Inovasi teknologi dan pengembangan infrastruktur yang berjalan baik S5 0,0508 3,5636 0,1811 2 0,362242297 8 6 Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar S6 0,0453 2,7495 0,1245 4 0,497985222 5 7 Pengalaman Sishankamrata dapat dijadikan pelajaran berharga S7 0,0533 3,6342 0,1938 2 0,387567813 7 8 MCS berpotensi untuk diterapkan secara gabungan antara teknologi canggih dan tradisi S8 0,0498 3,2377 0,1614 2 0,322721198 9 9 Telah ada satu lembaga yang ditunjuk sebagai pelaksana MCS S9 0,0533 2,7495 0,1466 3 0,439817502 6 Jumlah S 0,4542 1,4174 4,4507 10 Jumlah SDM MCS secara keseluruhan masih terbatas W1 0,0377 2,8845 0,1088 4 0,435030162 9 127 Tabel 18 Lanjutan 11 Fokus MCS masih kapal besar dan asing W2 0,0475 2,9417 0,1397 4 0,558969512 2 12 Lemahnya kapasitas kelembagaan dan ekonomi biaya tinggi W3 0,0370 2,7495 0,1017 4 0,406603231 10 13 Mahalnya biaya investasi dan operasional MCS W4 0,0432 3,1748 0,1370 4 0,548103658 3 14 Luasnya wilayah laut Indonesia dan banyaknya pulau terpencil W5 0,0377 3,3968 0,1281 4 0,51228797 4 15 Lemahnya sistem pendanaan tidak kontinyu dan jangka panjang W6 0,0377 2,8845 0,1088 4 0,435030162 8 16 Jumlah POKWASMAS terbatas dan tidak adanya Coast Guard W7 0,0444 3,3019 0,1466 4 0,586423335 1 17 Masih lemahnya sistem Pendataan dan Komputerisasi data W8 0,0432 3,0262 0,1306 2 0,261221899 12 18 Sarana dan prasarana MCS yang masih terbatas W9 0,0377 3,0862 0,1164 4 0,46544451 7 19 Masih lemannya penyuluhan, advokasi, mediasi dan penyebaran informasi W10 0,0403 3,0862 0,1245 3 0,373488917 11 20 Lemahnya koordinasi antar lembaga W11 0,0444 3,6342 0,1614 3 0,484081798 6 21 Sistem diklat MCS belum ada W12 0,0475 3,4641 0,1646 3 0,493678454 5 22 Iklim investasi yang masih belum kondusif W13 0,0475 2,9417 0,1397 1 0,139742378 13 Jumlah W 0,5458 1,7077 5,7001 Total Faktor Internal 1,0000 3,1252 10,1508 128 Tabel 19 Analisis faktor eksternal MCS No Faktor Eksternal Code Bobot Rating Total Attractive- ness Score Total Attractiveness Score Rank 1 Adanya dukungan internasional dalam penerapan MCS O1 0,0530 3,0862 0,1634 4 0,653785806 2 2 Political will pemerintah pusat dan daerah yang semakin kuat O2 0,0594 3,3019 0,1963 4 0,785155535 1 3 Adanya dukungan sektor terkait terutama TNI, POLRI dan Dephub O3 0,0441 3,2377 0,1428 4 0,571134508 6 4 Perjanjian internasional bidang kelautan dan perikanan O4 0,0463 3,0862 0,1428 4 0,571134508 7 5 Besarnya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan O5 0,0463 3,2377 0,1498 4 0,599185816 3 6 Perkembangan IPTEK untuk menduk ung MCS O6 0,0495 2,9417 0,1456 4 0,582456937 4 7 Tingginya respon masyarakat dalam penerapan MCS O7 0,0463 3,0862 0,1428 4 0,571134508 8 8 Potensi SDM yang besar dalam penerapan MCS O8 0,0472 2,8845 0,1361 4 0,544396442 9 9 Kuatnya tradisi kelautan dan perikanan O9 0,0472 3,0862 0,1456 4 0,582456937 5 Jumlah O 0,4392 1,3652 5,4608 10 Masih lemahnya respon pengawasan perbatasan laut antar negara T1 0,0594 2,5698 0,1528 2 0,305532173 7 11 Adanya celah UU dan peraturan yang dapat dimanfaatkan pengusaha T2 0,0472 2,5698 0,1213 3 0,36375157 4 129 Tabel 19 Lanjutan 12 Sistem perijinan yang belum berjalan dengan baik T3 0,0472 3,0862 0,1456 4 0,582456937 1 13 Lembaga yang berkepentingan sangat banyak tetapi miskin fungsi T4 0,0505 3,3968 0,1715 2 0,342948269 5 14 Pemberantasan KKN yang tidak tuntas dengan cepat T5 0,0530 2,9417 0,1558 3 0,467383771 3 15 Kenaikan BBM, TDL dan Telkom T6 0,0556 2,8845 0,1603 1 0,160269202 9 16 Masalah kewenangan antar lembaga dan antar pusat dan daerah T7 0,0495 2,9417 0,1456 2 0,291228468 8 17 Banyaknya pajak dan pungutan di bidang kelautan dan perikanan T8 0,0472 3,2377 0,1528 1 0,152766086 10 18 Inflasi tinggi dan lemahnya nilai tukar Rupiah T9 0,0495 2,9417 0,1456 1 0,145614234 11 19 Ego sektor dan konflik kepentingan yang sulit diselesaikan T10 0,0556 2,8845 0,1603 2 0,320538405 6 20 Oknum tak bertanggung jawab yang masih sulit diberantas T11 0,0463 2,9417 0,1361 4 0,544396442 2 Jumlah T 0,5608 1,6475 3,6769 Total Faktor Eksternal 1,0000 3,0127 9,1377 130 Tabel 20 Hasil analisis faktor strategis internal MCS di Indonesia No Faktor Internal Total skor Rank 1 Pengalaman sishankamrata dapat dijadikan pelajaran berharga 0,1938 1 2 Inovasi teknologi dan pengembangan infrastruktur yang berjalan baik 0,1811 2 3 Tingginya kesadaran akan penegakan hukum di laut 0,1726 3 4 MCS berpotensi untuk diterapkan secara gabungan antara teknologi canggih dan tradisi 0,1614 4 5 Adanya kerjasama internasional dalam penerapan MCS 0,1538 5 6 Telah ada satu lembaga yang ditunjuk sebagai pelaksana MCS 0,1466 6 7 Memerangi IUU fishing menjadi fokus kebijakan 0,1466 7 8 Kuat dasar hukum penerapan MCS 0,1370 8 9 Potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar 0,1245 9 Jumlah S Strength 1,4174 10 Sistem diklat MCS belum ada 0,1646 1 11 Lemahnya koordinasi antar lembaga 0,1614 2 12 Jumlah POKWASMAS terbatas dan tidak adanya coast guard 0,1466 3 13 Fokus MCS masih kapal besar dan asing 0,1397 4 14 Iklim investasi yang masih belum kondusif 0,1397 5 15 Mahalnya biaya investasi dan operasional MCS 0,1370 6 16 Masih lemahnya sistem pendataan dan komputerisasi data 0,1306 7 17 Masih lemahnya penyuluhan, advokasi, mediasi dan penyebaran informasi 0,1245 8 131 Tabel 20 Lanjutan 18 Luasnya wilayah laut Indonesia dan banyaknya pulau terpencil 0,1281 9 19 Sarana dan prasarana MCS yang masih terbatas 0,1164 10 20 Lemahnya sistem pendanaan program tidak kontinyu dan jangka panjang 0,1088 11 21 Jumlah SDM MCS secara keseluruhan masih terbatas 0,1088 12 22 Lemahnya kapasitas kelembagaan dan ekonomi biaya tinggi 0,1017 13 Jumlah W Weakness 1,7077 Total Faktor Internal 3,1252 Tabel 21 Hasil analisis faktor strategis eksternal MCS di Indonesia No Faktor Eksternal Total skor Rank 1 Political will Pemeritah Pusat dan Daerah yang semakin kuat 0,1963 1 2 Adanya dukungan internasional dalam penerapan MCS 0,1634 2 3 Besarnya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan 0,1498 3 4 Perkembangan iptek untuk mendukung MCS 0,1456 4 5 Kuatnya tradisi kelautan dan perikanan 0,1456 5 6 Adanya dukungan sektor terkait terutama TNI, POLRI dan DEPHUB 0,1428 6 7 Perjanjian internasional bidang kelautan dan perikanan 0,1428 7 8 Tingginya respon masyarakat dalam penerapan MCS 0,1428 8 9 Potensi SDM yang besar dalam penerapan MCS 0,1361 9 Jumlah O Opportunities 1,3652 132 Tabel 21 Lanjutan 10 Lembaga yang berkepentingan sangat banyak tetapi miskin fungsi 0,1715 1 11 Ego sektor dan konflik kepentingan yang sulit diselesaikan 0,1603 2 12 Kenaikan BBM, TDL dan Telkom 0,1603 3 13 Pemberantasan KKN yang tidak tuntas dengan cepat 0,1558 4 14 Masih lemahnya respon pengawasan perbatasan laut antar negara 0,1528 5 15 Banyaknya pajak dan pungutan di bidang kelautan dan perikanan 0,1528 6 16 Sistem perijinan yang belum berjalan dengan baik 0,1456 7 17 Inflasi tinggi dan lemahnya nilai tukar rupiah 0,1456 8 18 Masalah kewenangan antar lembaga dan antar pusat dan daerah 0,1456 9 19 Oknum tak bertanggung jawab yang masih sulit diberantas 0,1361 10 20 Adanya celah UU dan peraturan yang dapat dimanfaatkan pengusaha 0,1213 11 Jumlah T Threats 1,6475 Total Faktor Eksternal 3,0127 Dari hasil analisis faktor strategis internal MCS dapat diketahui bahwa pengalaman sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta Sishankamrata merupakan faktor kekuatan yang mempunyai peranan cukup besar dalam penerapan MCS di Indonesia. Pengembangan inovasi teknologi dan pengembangan infrastruktur yang baik didukung oleh tingginya kesadaran terhadap penegakan kekuatan hukum di laut. Faktor lain yang merupakan kekuatan dalam penerapan MCS adalah potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang besar dan kuatnya dasar hukum penerapan MCS. Kondisi ini dipandang sebagai faktor kekuatan dalam penerapan MCS di Indonesia. 133 Kelemahan dalam penerapan MCS Indonesia terutama terkait dengan lemahnya koordinasi antar lembaga. Kondisi ini menyebabkan rendahnya kapasitas kelembagaan yang berkaitan dengan iklim investasi dan operasional MCS yang tidak kondusif dan menimbulkan sistem ekonomi biaya tinggi. Belum adanya sistem diklat MCS merupakan salah satu faktor dalam pengembangan sumberdaya manusia terutama yang menyangkut mutu dan jumlahnya yang masih relatif kurang bila dibandingkan dengan luas wilayah laut Indonesia. Selain itu terbatasnya sarana dan prasarana MCS dan lemahnya sistem pendanaan program MCS menyebabkan pelaksanaan program MCS sulit dilaksanakan secara kontinyu. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 21 terlihat bahwa adanya political will yang semakin kuat dari pemerintah pusat dan daerah terhadap pelaksanaan MCS dengan skor 0,1963 merupakan peluang bagi pengembangan MCS di Indonesia. Hal ini juga didukung oleh komitmen dari dunia internasional 0,1634 karena besarnya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan Indonesia 0,1498. Namun demikian, banyaknya lembaga yang berkepentingan di bidang kelautan tetapi kurang berfungsi dengan nilai skor 0,1715 dapat menjadi ancaman yang besar bagi pelaksanaan MCS Indonesia, sehingga sering menimbulkan konflik yang sulit diselesaikan karena tidak jelasnya kewenangan antar lembaga maupun antar pemerintah pusat dan daerah. Faktor lainnya yang berpengaruh adalah yang berhubungan dengan faktor ekonomi seperti inflasi, kenaikan BBM, pajak dan berbagai pungutan serta sistem perizinan yang belum berjalan dengan baik. Diagram SWOT pengembangan MCS nasional dapat dilihat pada Gambar 11. 134 Peluang O 2 III I + 1,3652 Kelemahan W 1 Kekuatan S 2 + 1 1 + 2 1 + 1,6475 IV 2 II Ancaman T Gambar 11. Diagram SWOT Kekuatan internal 1,471 seharusnya dapat memanfaatkan peluang 1,3652, tetapi tidak dapat mengatasi ancaman eksternal 1, 6475. Kelemahan internal 1,7077, menyebabkan organisasi tidak dapat mengatasi ancaman eksternal 1,75. Kondisi ini mencerminkan kelemahan pelaksanaan MCS Indonesia, untuk itu diperlukan strategi pengembangan MCS kelautan yang didukung oleh kebijakan dan komitmen yang kuat dari pemerintah.

4.7.1 Analisis matriks SWOT

Analisis matriks SWOT menghasilkan beberapa strategi untuk pengembangan MCS. Hasil analisis dapat dilihat pada Gambar 12. 1.4174 1.7077 135 INTERNAL EKSTERNAL Strength – S S1. Pengalama n sishankamrata dapat dijadikan pengalaman berharga S2. Inovasi teknologi dan pengembangan infrastruktur yang berjalan baik S3. Tingginya kesadaran akan penegakan hukum di laut S4. MCS berpotensi untuk diterapkan secara gabungan antara teknologi canggih dan tradisi S5. Adanya kerjasama internasional dalam penerapan MCS S6. Telah ada satu lembaga yang ditunjuk sebagai pelaksana MCS S7.Memerangi IUU Fishing sebagai fokus kebijakan S8. Kuatnya dasar hukum penerapan MCS S9. Potensi sumberdaya kelautan dan perik anan yang besar Weakness – W W1. Sistem diklat MCS belum ada W2. Lemahnya koordinasi antar lembaga W3.Jumlah POKWASMAS terbatas dan tidak ada Coast Guard W4. Fokus MCS masih kapal besar dan asing W5. Iklim investasi yang belum kondusif W6. Mahalnya biaya investasi dan operasional MCS W7. Masih lemahnya sistem pendataan dan komputerisasi data W8. Masih lemahnya penyuluhan, advokasi, mediasi, dan penyebaran informasi W9. Luasnya wilayah laut Indonesia dan banyaknya pulau terpencil W10. Sarana dan prasarana MCS yang masih terbatas W11. Lemahnya sistem pendanaan program tidak kontinyu dan jangka panjang W12. Jumlah SDM MCS secara keseluruhan masih terbatas W13. Lemahnya kapasitas kelembagaan dan ekonomi biaya tinggi Opportunities – O O1. Political will pemerintah pusat dan daerah yang semakin kuat O2. Adanya dukungan internasional dalam penerapan MCS O3. Besarnya potensi sumberdaya kelautan dan perikanan O4. Perkembangan IPTEK untuk mendukung MCS O5. Kuatnya tradisi kelautan dan perikanan O6. Dukungan sektor terkait terutama TNI, POLRI dan Dephub O7. Perjanjian internasional bidang kelautan dan perikanan O8. Tingginya respon masyarakat dalam penerapan MCS O9. Potensi SDM yang besar dalam penerapan MCS Strategi S – O 1. Mengembangkan kerjasama internasional dalam penerapan MCS kelautan 2. Mengembangkan sistem MCS kelautan dan perikanan secara terintegrasi 3. Tetap menjalankan MCS sektoral dengan arahan kebijakan berupa keterpaduan yang sinergis dan saling tukar informasi Strategi W – O 1. Meningkatkan kualitas SDM kelautan dan perikanan dan membentuk Coast Guard Indonesia 2. Memperkuat sistem kelembagaan dalam pelaksanaan MCS kelautan 3. Meningkatkan kinerja operasional MCS sehingga mendapatkan sertifikat secara internasional 4. Mengembangkan kerjasama internasional untuk memperkuat pelaksanaan operasional sistem MCS di bidang teknologi, SDM dan finansial Threats – T T1. Lembaga yang berkepentingan sangat banyak tapi miskin fungsi T2. Ego sektor dan konflik kepentingan sulit diselesaikan T3. Kenaikan BBM, TDL dan Telkom T4. Pemberantasan KKN yang tidak tuntas dengan cepat T5. Masih lemahnya respon pengawasan perbatasan laut T6. Banyaknya pajak dan pungutan di bidang kelautan dan perikanan T7. Sistem perizinan yang belum berjalan dengan baik T8. Inflasi tinggi dan lemahnya nilai tukar rupiah T9. Masalah kewenangan antar lembaga dan antar pusat dan daerah T10. Adanya oknum tak bertanggung jawab yang masih sulit diberantas T11. Celah legislasi dapat dimanfaatkan pengusaha Strategi S – T 1. Mengintegrasikan kelembagaan yang ada 2. Memp erkuat good governance dalam penerapan MCS 3. Membuat sebuah kebijakan integral yang komprehensif dalam penanganan MCS Strategi W – T Menjalankan MCS kelautan dengan kondisi yang ada pada saat ini. Gambar 12. Perumusan strategi MCS dengan matriks SWOT