31 dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matriks ini dapat
menghasilkan empat sel kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi S-O, strategi W-O, strategi W-T dan strategi S-T, seperti dapat dilihat pada Gambar 5.
INTERNAL EKSTERNAL
Strength –S
Daftar 5-10 faktor- faktor kekuatan
Weakness – W
Daftar 5-10 faktor- faktor kelemahan
Opportunities – O
Daftar 5-10 faktor- faktor peluang
Strategi S – O Gunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang Strategi W – O
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
Threats – T
Daftar 5-10 faktor- faktor ancaman
Strategi S – T Gunakan kekuatan untuk
menghindari ancaman Strategi W – T
Meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
Gambar 5 Matriks SWOT. Analisis SWOT didasarkan pada asumsi bahwa suatu strategi yang efektif
memaksimumkan kekuatan dan peluang, dan meminimumkan kelemahan dan ancaman. Untuk dapat membandingkan antar unsur SWOT, maka perlu diketahui
nilai masing- masing unsur SWOT. Nilai masing- masing unsur SWOT ditempatkan ke dalam diagram SWOT, yang merupakan perpaduan antara perbandingan kekuatan
dan kelemahan dengan perbandingan peluang dan ancaman. Letak nilai S-W dan O-T dalam diagram SWOT akan menentukan arah strategi yang diambil Rangkuti 2006.
Teknik yang digunakan untuk menetapkan daya tarik relatif dari tindakan alternatif yang layak adalah matriks QSPM Quantitative Strategy Planning Matrix
atau matriks perencanaan strategis kuantitatif David 2000. Tujuan matriks ini adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif relative attractiveness dari strategi-strategi
yang bervariasi yang telah dipilih, dan untuk menetapkan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan terlebih dahulu atau menentukan
prioritas dari alternatif strategi yang ada.
32
3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pengumpulan Data dan Informasi
Data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan
pengamatan secara langsung di lapangan. Pengumpulan data primer di lapangan dilakukan untuk memperoleh data dan informasi langsung dari sumbernya di
lapangan dengan cara : 1
Observasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan tentang faktor- faktor strategis yang mempengaruhi sistem MCS kelautan secara umum
dan secara khusus dalam bidang perikanan tangkap. 2
Kuesioner, yaitu dengan menyebarkan daftar pertanyaan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian.
Responden yang diwawancarai adalah para pakar atau expert pihak-pihak terkait yang relevan dengan pengembangan dan pemanfaatan MCS nasional kelautan.
Pemilihan responden dilakukan secara purposive sampling, agar diperoleh hasil wawancara yang memenuhi kriteria expert judgement. Pengamatan langsung
dilakukan terhadap sistem MCS yang sudah ada dan mengunjungi objek-objek penerapan sistem MCS yang didekati secara kritis, di salah satu dari 9 sembilan
zona penangkapan ikan dan yang dipilih adalah Kepulauan Riau dengan pertimbangan geografis berupa kepulauan dan berbatasan dengan negara- negara
tetangga serta pertimbangan sosial ekonomi dengan banyaknya masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari perikanan tangkap serta banyaknya pelanggaran yang
terjadi di laut.. Data sekunder diperoleh dari berbagai sumber yang relevan yaitu instansi yang terkait dengan Bakorkamla sesuai Keputusan Presiden no 81 tahun 2005
dan berbagai instansi lain yang terkait serta penelusuran dari situs internet. Data primer sepenuhnya merupakan data yang bersifat kualitatif dalam rangka
melakukan identifikasi kebutuhan sistem MCS nasional kelautan. Data sekunder yang dikumpulkan disamping selain data kualitatif juga data kuantitatif. Disamping data
dan informasi dari persepsi responden yang terkait dengan pengembangan sistem MCS nasional kelautan, data dan informasi yang dikumpulkan antara lain :
1 Keragaan desain sistem MCS nasional terkait bidang kelautan yang telah
diterapkan oleh berbagai instansi selama ini. 2
Keragaan pelaksanaan MCS bidang kelautan dari berbagai negara yang berhasil dikumpulkan informasinya.
33 3
Kebijaksanaan pembangunan terkait dengan bidang kelautan nasional. 4
Kebijakan pembangunan bidang kelautan dan perikanan dan instansi terkait lainnya yang relevan.
5 Data-data statistik potensi sumberdaya perikanan dan kelautan, produksi,
perdagangan, kapal, perikanan tangkap dan data statistik lain terkait dengannya, termasuk jumlah pelanggaran dan praktek-praktek ilegal.
6 Data dan informasi mengenai berbagai hukum, peraturan, perundangan dan
perjanjian-perjanjian terkait dengan kelautan dan perikanan baik nasional maupun internasional.
7 Peta nasional yang memuat wilayah-wilayah perbatasan laut, zona-zona
tertentu dan wilayah laut yang dilindungi serta alur laut kepulauan Indonesia ALKI.
8 Data dan informasi lainnya yang relevan
3.2 Waktu Penelitian dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 8 bulan mulai dari bulan Februari 2006 sampai dengan bulan September 2006.
Penelitian difokuskan pada lokasi di Jakarta dan untuk pengamatan langsung terhadap salah satu zona perikanan tangkap dilaksanakan di Kepulauan Riau yang
ditentukan berdasarkan hasil wawancara dan rekomendasi dari para experts yang diwawancarai, terutama experts dari Departemen Kelautan dan Perikanan.
3.3 Metode Pengolahan dan Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode permodelan analisis sistem, dengan lima tahapan analisis yaitu tahapan identifikasi, tahapan analisis, tahapan rekayasa atau
rancang bangun model, tahapan verifikasi dan tahapan perumusan usulan kebijakan operasional. Tahapan identifikasi dilakukan dengan pendekatan studi literatur dan
pengumpulan data dan informasi dari sumber-sumber yang relevan. Tahapan analisis dilakukan dengan pendekatan analisis tabulasi silang dan deskriptif serta naratif untuk
menyusun alternatif-alternatif model abstraksi berdasarkan contoh-contoh model yang sudah ada dengan membandingkan sistem MCS yang sudah ada dan
kemungkinan penyempurnaannya.