Tujuan dan Kegunaan Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Minum

Air minum secara bebas dapat diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air yang diperlukan untuk industri minuman harus memenuhi persyaratan yang khusus. Karena menurut Green 1978 dalam Mulyadi, 1995 air merupakan komponen bahan baku utama yang terbesar dalam produk minuman ringan karena lebih dari 85 – 90 persen volume minuman terdiri dari air, sehingga kualitas air akan sangat menentukan kualitas produk minuman yang dihasilkan. Air yang diperlukan untuk industri minuman secara visual, air harus terlihat jernih, cerah dan bebas dari warna. Di samping itu, air yang diperlukan tidak dikehendaki yang mempunyai alkalinitas besar 100 ppm CaCO 3 Winarno, 1986. Selain itu Jennie 1988 juga menyatakan air yang digunakan dalam industri pangan haruslah bebas dari bakteri dan senyawa-senyawa kimia berbahaya, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak keruh. Jika air bahan sudah mengandung bau dan rasa tersendiri, maka hal ini sudah tentu akan mengubah rasa dan bau produk minuman. Kekeruhan air baku juga akan mempengaruhi penampilan produk.

2.2. Air Minum Dalam Kemasan AMDK

Berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan No. 1671997, AMDK adalah air yang telah diolah dan dikemas serta aman untuk diminum. [10] Sedangkan menurut sebuah badan riset swasta CIC 2003 AMDK adalah produk air minum yang telah diproses dengan cara ozonisasi dan layak serta aman untuk diminum, dikemas dalam kemasan yang biasanya berupa gelas plastik, botol plastik, botol kaca, tabung atau gallon. [10] http:www.google.com. - Wibisono, L I. G. Agung Yudana. 2001. Mencari Mutu Air Kemasan. Intisari edisi Juni. Jakarta. AMDK dengan citarasa buah adalah kategori produk baru yang menjadi diferensiasi dari jenis AMDK sebelumnya dengan penambahan flavor atau citarasa buah dan diposisikan sebagai jenis minuman baru yang berada diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan soft drink. [11] 2.3. Atribut Fisik Produk AMDK dengan Cita Rasa 2.3.1. Rasa Rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan panca indera lidah. Penginderaan cecapan dapat dibagi menjadi cecapan utama yaitu asin, asam dan pahit Winarno, 1997 Tiga sumber komponen flavor yang digunakan minuman ringan adalah ekstrak flavor alam, konsentrat juice buah dan senyawa sintetik Thorner dan Herzberg, 1978 dalam Armen et.al 2000. Subtansi flavor ditambahkan ke dalam sirup. Subtansi tersebut dapat berupa flavor alam atau sintetik atau ekstrak flavor dari akar, kulit pohon, rumput obat dan biji tanaman Woodroof dan Fhillips, 1981 dalam Armen et.al. 2000.

2.3.2. Aroma

Winarno 1997 menyatakan aroma adalah senyawa sintetik yang dapat menimbulkan aroma dan rasa enak flavor potentiator, flavor intensiator, flavor enhancer . Istilah flavor potentiator digunakan bagi bahan-bahan yang dapat meningkatkan rasa enak atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan.

2.3.3. Kemasan

Kemasan merupakan “pemicu” karena fungsinya langsung berhadapan dengan konsumen. Oleh sebab itu kemasan harus dapat memberikan impresi spontan yang mempengaruhi tindakan positif konsumen di tempat penjualan. Dengan situasi persaingan yang semakin tajam, estetika merupakan suatu nilai tambah yang dapat berfungsi sebagai “perangkap emosional” yang sangat ampuh untuk menjaring konsumen. [12] [11] http:www.swa.co.id - Banirestu, H. 2004. Rasa Buah dan Beroksigen, Bidikan Baru AMDK. [12] http:www.puslit.petra.ac.id - Cenadi, C.S. 2001. Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran. Universitas Kristen Petra .