atau memenuhi standar sesuai dengan ketentuan yang ada. Misalnya produk minuman harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh
Departemen Kesehatan atau memiliki sertifikat Halal.
e. Daya tahan durability, yaitu suatu refleksi umur ekonomis, berkaitan
dengan daya tahan atau berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan, seperti kadaluarsa produk.
f. Pelayanan service ability, yaitu karakteristik yang berkaitan dengan
kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
g. Estetika aesthetics, merupakan karakteristik yang bersifat subyektif
mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual, yang meliputi faktor-faktor yang menjadi
daya tarik produk terhadap panca indera seperti bentuk fisik, warna dan model desain.
h. Kualitas yang dipersepsikan perceived quality, yaitu sifat subyektif yang
berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas, meliputi citra dan reputasi produk serta
tanggung jawab perusahaan terhadapnya, misalnya merek produk. 3.1.4. Persepsi Konsumen
Kasali 2001 menyatakan bagaimana seorang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap suatu objek. Persepsi merupakan proses individu untuk
memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan masukan-masukan informasi sehingga menimbulkan preferensi terhadap produk atau merek tertentu dan
tercermin dalam perilaku pembeliannya. Persepsi seseorang tergantung pada seberapa jauh suatu objek memberi arti dan manfaat terhadap seseorang dan
persepsi juga melibatkan derajat kesadaran, suatu arti atau penghargaan terhadap objek tersebut.
3.1.5. Konsep Pemasaran Stanton 1995 dalam Umar 2000 menyatakan bahwa pemasaran
meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan
mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial.
Berdasarkan pernyataan di atas, pemasaran sangat erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen,
mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya dan bagaimana ia mengambil keputusan. Sehingga pemasar dapat memproduksi barang yang sesuai dengan
kebutuhan konsumen. Oleh karena itu agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukan strategi pemasaran yang didasari pada kebutuhan dan keinginan
konsumen. Menurut Kasali 2001, strategi pemasaran adalah perpaduan antara
segmentasi, targetting dan positioning yang ditetapkan secara sistematis dan terpadu. Segmentasi dilakukan dengan dengan mengelompokkan pasar yang
bersifat heterogen menjadi lebih homogen. Sedangkan segmen pasar merupakan sekumpulan konsumen yang memberikan respon yang sama terhadap stimuli
pemasaran tertentu. Jika segmen lebih sempit, maka karakteristik pembeli dapat dikenal lebih baik, produk menjadi lebih mudah dipasarkan dan kesetiaan
konsumen dapat dengan mudah dipertahankan. Selain itu dengan dilakukannya segmentasi pasar sebagai bagian dari
strategi pemasaran, menurut Weinstein 1994 dalam Kasali 2001, perusahaan akan lebih dapat melayani konsumen dengan baik dan mampu memperbaiki posisi
kompetitif perusahaan. Selain dengan segmentasi pasar, Stanton dalam Suryana 1996 menyatakan strategi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan
dapat juga dilakukan dengan konsep bauran pemasaran.
3.1.6. Bauran Pemasaran
Menurut Kotler 2002 bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan
pemasarannya di pasar sasaran. Dengan kata lain, bauran pemasaran menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan
guna mencapai tujuan-tujuan seperti laba, penghasilan, omset penjualan, segmen pasar yang ingin diraih dan sebagainya. Bauran pemasaran atau yang biasa disebut
Marketing Mix terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi.