4.6. Batasan dan Definisi Operasional 1. AMDK rasa buah : jenis minuman baru dengan rasa buah yang berada
diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan.
2. Respon konsumen : tanggapan konsumen terhadap suatu stimulus yang
diterima. Stimulus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produk ASOF dengan rasa Strawberi dan Orange Mango.
3. Konsumen : orang yang pernah mengkonsumsi produk air minum dalam
kemasan dengan rasa buah.
4. Responden : orang yang diwawancarai untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam penelitian dengan kategori kelompok usia antara 15 - 35 tahun yang sedang berkunjung ke Plaza Blok M, baik yang sudah pernah atau
belum pernah mengkonsumsi ASOF.
5. Karakteristik responden : meliputi data usia, jenis kelamin, status,
pendidikan terakhir, agama, pendapatan per bulan dan jenis pekerjaan.
6. Tingkat pendidikan responden : pendidikan terakhir yang pernah ditempuh
responden, yaitu SD, SLTP, SLTA, Akademi D1, D2, D3, Sarjana S1 dan Pasca Sarjana S2, S3.
7. Pendapatan per bulan : besarnya uang yang diperoleh responden setiap
bulannya. Bagi responden yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa, maka pendapatan yang dimaksud adalah jumlah uang saku per bulan yang
diterimanya.
8. Proses pembelian responden terhadap ASOF : diukur dari pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan kepuasan responden setelah mengkonsumsi ASOF.
9. Persepsi responden minuman lain terhadap ASOF : diukur dari
pengetahuan responden, sumber informasi, pengalaman mengkonsumsi, alasan ingintidak ingin membeli produk, keputusan pembelian dan kepuasan
responden setelah mengkonsumsi ASOF.
10. Atribut produk : ciri dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk,
seperti 22 atribut ASOF yang termasuk pada delapan dimensi kualitas produk.
11. Kemudahan dikonsumsi : tingkat kemudahan atau kepraktisan suatu produk
minuman dikonsumsi.
12. Efek segar : tingkat rasa segar yang dirasakan tubuh setelah mengkonsumsi
produk minuman.
13. Variasi rasa dan aroma buah : alternatif rasa dan aroma buah yang
ditawarkan sebuah produk.
14. Rasa : karakteristik organoleptik yang dirasakan oleh lidah. 15. Aroma : senyawa sintetik yang dapat menimbulkan aroma dan rasa enak.
16. Harga : harga per unit produk ASOF pada saat penelitian dilakukan. 17. Kemasan : merupakan bagian luar dari suatu produk yang berperan sebagai
penambah daya tarik, terdiri dari bentuk dan jenis, desain, ciri khas desain serta ukuran. Dalam hal ini kemasan yang dimaksud adalah kemasan ASOF.
18. Pemanis buatan : zat aditif tambahan selain pemanis alami yang digunakan. 19. Zat pewarna : zat tambahan yang berfungsi menambah daya tarik produk.
20. Kualitas air : standar air yang baik digunakan untuk produk minuman. 21. Segel produk : pelindung kualitas isi produk dari kontaminasi.
22. Izin Dep. Kes. : bukti produk terdaftar dan sesuai standar yang ditetapkan. 23. Sertifikat halal : bentuk jaminan isi produk tidak melanggar norma agama.
24. Label kemasan : informasi kandungan bahan yang digunakan serta nilai gizi
yang diperoleh per satuan kemasan.
25. Daya tahan produk : batas waktu tertentu produk aman dikonsumsi. 26. Ketersediaan produk : tingkat kemudahan ASOF dapat diperoleh konsumen.
27. Iklan : ajakan yang bertujuan untuk memberi tahu keberadaan produk,
membangun citra perusahaan, mempengaruhi, mendorong minat serta mempertahankan ingatan konsumen terhadap produk, dalam hal ini ASOF.
28. Promosi penjualan : ajakan untuk melakukan pembelian sekarang dan
memberikan informasi yang mengarahkan konsumen ke produk ASOF.
29. Merek : nama atau identitas suatu produk, dalam hal ini adalah ASOF. 30. Perusahaan terkenal : kredibilitas perusahaan dalam menghasilkan produk.
31. Tingkat kepentingan terhadap ASOF : seberapa penting suatu atribut
produk yang harus dimiliki oleh ASOF bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja dari atribut tersebut.
32. Tingkat pelaksanaan terhadap ASOF : merupakan kinerja aktual dari
atribut ASOF yang diberikan oleh perusahaan terhadap konsumen.
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Lokasi Perusahaan
Kantor pusat PT Aqua Golden Mississippi berada di Wisma Aqua, Jalan Pulolentut No. 3, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perusahaan juga
memiliki pabrik sendiri yang pertama kali didirikan di Jalan Jakarta – Bekasi Km 27, Pondok Ungu Bekasi yang kemudian disusul dengan pendirian pabrik-
pabrik dibeberapa daerah lainnya. Alasan pemilihan lokasi pabrik adalah berdasarkan pertimbangan beberapa
faktor seperti : a dekat dengan daerah pemasaran, b transportasi dapat terlaksana dengan mudah, serta c komunikasi antara kantor pusat, pabrik,
pemasok dan konsumen mudah dan lancar.
5.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Golden Mississippi merupakan pionir dalam industri air minum dalam
kemasan AMDK di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 23 Februari 1973 oleh Tirto Utomo, SH seorang pengusaha
yang merupakan mantan eksekutif Pertamina. Ide awal mendirikan perusahaan tersebut dilatar belakangi oleh jabatan
Tirto Utomo sebagai Deputy Head Legal Foreign Marketing di Pertamina yang mengharuskan beliau selalu berhubungan dengan pihak asing. Pergaulannya
dengan para ekspatriat tersebut, mendatangkan inspirasi bagi Tirto Utomo untuk menjamu relasinya dengan air minum yang berkualitas. Berdasarkan hal itulah
beliau mendirikan PT Golden Mississippi. Pada awal pendiriannya, hampir tidak ada satu orangpun di Indonesia yang
percaya bahwa memperjualbelikan air minum merupakan prospek bisnis yang sangat menjanjikan. Akan tetapi Tirto Utomo dengan dibantu oleh adiknya,
Slamet Utomo dan Willy Sidharta sangat yakin akan mimpi mereka dan mendirikan pabrik pemurnian air di Bekasi pada tahun 1974. Pabrik ini memiliki
kapasitas sebesar 6 juta liter setahunnya. Produk pertamanya adalah air minum
dalam kemasan botol kaca 950 ml dengan merek AQUA yang dijual dengan harga Rp. 75,-. Kemudian pada tahun 1976 dilakukan diversifikasi produk dengan
meluncurkan kemasan AQUA 5 gallon kaca 19 liter. Pada awal kemunculannya, produk AQUA sempat tidak mendapatkan
respon dari konsumen. Masa antara tahun 1974-1978 merupakan saat-saat sulit. Semua jajaran PT Golden Mississippi berusaha keras agar perusahaan tidak
bangkrut. Hingga akhirnya untuk mengatasi kerugian dan menutup biaya produksi, perusahaan terpaksa menaikkan harga jual AQUA kemasan 950 ml dari
Rp. 75,- menjadi Rp. 170,- pada tahun 1977. Namun diluar dugaan, dengan kenaikan harga tersebut, ternyata penjualan justru meningkat pesat. Sehingga
PT Golden Mississippi terhindar dari kebangkrutan. Pada tahun 1981 PT Golden Mississippi memperkenalkan kemasan botol
plastik ukuran 625 ml dan 1.500 ml. Selain itu dilakukan penggantian penggunaan air sumur dengan mata air sebagai bahan baku untuk mengangkat citra AQUA
sebagai air yang sehat dan berkualitas. Hal ini disambut baik oleh konsumen dan inilah awal keberhasilan produk AQUA dimulai. Kemudian pada tahun 1986
diluncurkan produk AQUA kemasan gelas 240 ml yang menjadikan AQUA sebagai air minum pertama di dunia yang diproduksi dengan ukuran kemasan
gelas tersebut. Pada tahun 1987 upaya ekspor AQUA ke pasar internasional mulai dirintis
dan terus berjalan baik hingga kini. Diantaranya mencakup beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, Australia, Timur tengah dan Afrika. Selain itu pada
tahun ini pula PT Golden Mississippi mulai mengoperasikan pabrik pertama dengan fasilitas pembuatan kemasan yang terintegrasi di bawah satu atap, yaitu di
Bekasi untuk kemasan gelas plastik 240 ml dan di Cimelati untuk kemasan botol plastik 550 ml. Pada tahun ini juga diluncurkan air minum dengan merek VIT,
yang merupakan hasil penggabungan usaha dengan PT Varia Indutri Tirta dengan bidikan segmen pasar yang berbeda dengan AQUA.
Merek AQUA sengaja dipilih dengan maksud agar bisa dimengerti oleh orang asing dan orang Indonesia. AQUA sendiri berasal dari bahasa latin yang
berarti air. Merek tersebut kemudian dihak patenkan oleh perusahaan dengan