Penelitian Terdahulu Mengenai AMDK

struktur perusahaan dan budaya perusahaan. Sedangkan faktor eksternal PT IA terdiri dari : lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri. Berdasarkan hasil analisis lingkungan perusahaan, melalui analisis SWOT, faktor-faktor yang menjadi kekuatan perusahaan berasal dari lokasi, sumberdaya produksi dan pemasaran. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kelemahan perusahaan berasal dari struktur organisasi, sumberdaya keuangan, personalia pemasaran dan keuangan serta penelitian dan pengembangan. Untuk peluang dan ancaman, berasal dari lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri. Alternatif strategi pemasaran yang perlu diterapkan oleh PT IA yang paling dominan adalah mempertahankan kepercayaan konsumen dengan terus menjaga mutu produk. Selain itu juga memanfaatkan semua keunggulan komparatif dalam kekuatan untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam industri. Enyta 2004 melakukan penelitian mengenai Analisis Ekuitas Merek AMDK di Kota Bogor . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ekuitas merek AMDK berdasarkan elemen-elemen kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek pada remaja Kota Bogor. Merek AMDK yang dikaji pada penelitian ini adalah merek AQUA, Ades, Vit dan 2Tang. Hasil perbandingan elemen-elemen ekuitas merek produk AMDK menunjukkan bahwa posisi merek dengan ekuitas terkuat dipegang oleh merek AQUA kemudian diikuti oleh merek Ades dan Vit. Selain itu merek AQUA juga lebih unggul pada elemen kesadaran merek, elemen persepsi kualitas, loyalitas merek dan konsumen yang lebih banyak. Untuk elemen asosiasi, merek Ades dan Vit lebih unggul dibanding dua merek lain. Sedangkan merek 2Tang tidak mempunyai keunggulan dibandingkan merek AQUA, Ades dan Vit.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Perilaku Konsumen Engel et.al 1994 menyatakan perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Sedangkan menurut Kotler 1997 perilaku konsumen merupakan perilaku pembelian konsumen yang terakhir baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk Engel, et. al, 1994. Perilaku konsumen merupakan suatu aspek penting yang harus diperhatikan oleh produsen dengan tujuan memberikan kepuasan kepada konsumen. Selain itu dengan menganalisais perilaku konsumen, perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang akan dilakukan. Menurut Loudon dan Bitte 1998 dalam Qamari 2003 alasan lain mengapa perilaku konsumen penting dipelajari adalah dapat memberikan beberapa manfaat seperti :

2. Mengetahui peluang pasar yang ada. Dengan mengetahui apa sebenarnya

yang diinginkan konsumen, perusahaan akan memperoleh informasi mengenai bagian-bagian mana yang masih belum terpenuhi dari produknya. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk memenuhi pasar. 3. Perusahaan dapat menentukan pasar sasaran target pasar yang akan dilayani. Perusahaan tidak dapat melayani dan memenuhi seluruh keinginan konsumen. Perusahaan perlu menentukan segmen pasar mana yang akan dilayani. Perilaku konsumen menurut Engel et al 1994 dipengaruhi dan dibentuk oleh banyak faktor, yaitu : a. Pengaruh lingkungan, yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. b. Perbedaan individu, yang terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup serta demografi. c. Proses psikologis, yaitu adanya proses dalam menerima informasi yang meliputi pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi.

3.1.2. Faktor-faktor Keputusan Pembelian Konsumen

Proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen tidak dapat dilakukan begitu saja. Melainkan harus melalui beberapa tahapan. Menurut Engel et.al. 1994 menyatakan bahwa keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa mempunyai lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil Gambar 1. Gambar 1. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Sumber : Engel, et.al. 1994 1. Pengenalan Kebutuhan Tahap pertama adalah pengenalan kebutuhan yang dipersepsikan sebagai perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Pada tahap ini konsumen merasakan adanya suatu kebutuhan yang berbeda dengan keadaan real yang ada. Hal ini akan memotivasi konsumen mengatasi kondisi tersebut dengan mencari produk yang dapat memberi manfaat dan memuaskan kebutuhannya itu. Pengenalan kebutuhan tidak secara otomatis mengaktifkan suatu tindakan. Hal ini bergantung pada tingkat kepentingan kebutuhan konsumen dan kemampuannya untuk memenuhi solusi dari kebutuhan tersebut . Pengenalan Kebutuhan Pencarian Informasi Evaluasi Alternatif Keputusan Pembelian Hasil