Dialog 18 : L’huissier : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kedermawanan

27 Konteks : Di dalam kereta yang menuju bunderan Grève, petugas pelaksana pengadilan l’huissier menawarkan tembakau kepada tokoh Aku agar tidak marah karena tersinggung oleh gurauan l’huissier yang mengatakan bahwa tokoh Aku lebih muda darinya l’huissier. Nrt-22 : Il a ouvert sa tabatière. L’huissier : – Tenez, cher monsieur, ne vous fâchez pas ; une prise de tabac, et ne me gardez pas rancune. Aku : – N’ayez pas peur ; je n’aurai pas longtemps à vous la garder. 28LDJC77 Nrt-22 : Ia membuka kotak tembakaunya. L’huissier : – Ini Tuan, jangan marah Ambillah sejumput tembakau, dan jangan dendam kepadaku. Aku : – Jangan takut Rasa dendamku tidak akan berlangsung lama.

29. Dialog 18 : L’huissier : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kedermawanan

Aku : melanggar maksim kedermawanan 28 Konteks : Di dalam kereta yang menuju bunderan Grève, tembakau milik petugas pelaksana pengadilan l’huissier jatuh pada saat ditawarkan kepada tokoh Aku. Nrt-22 : En ce moment sa tabatière, qu’il me tendait, a rencontré le grillage qui nous séparait. Un cahot a fait qu’elle l’a heurté assez violemment et est tombée tout ouverte sous les pieds du gendarme. L’huissier : – Maudit grillage S’est écrié l’huissier. Nrt-23 : Il s’est tourné vers moi. – Eh bien Ne suis-je pas malheureux ? Tout mon tabac est perdu Aku : – Je perds plus que vous, ai-je répondu en souriant. Nrt-22 : Il a essayé de ramasser son tabac, en grommelant entre ses dents : L’huissier : – Plus que moi Cela est facile à dire. Pas de tabac jusqu’à Paris C’est terrible 28LDJC77-78 Nrt-22 : Pada saat itu, kotak tembakau yang ia sodorkan kepadaku membentur jeruji yang memisahkan kami. Sebuah guncangan telah menyebabkannya membentur jeruji dengan cukup keras sehingga kotak itu jatuh terbuka di lantai, di dekat kaki si prajurit. L’huissier : – Teralis sialan teriak pelaksana keputusan hukuman itu. Nrt-23 : Ia berpaling kepadaku. – Lihat Apakah aku tidak menderita ? Aku kehilangan semua tembakauku Aku : – Aku kehilangan lebih dari Anda, jawabku sambil tersenyum. Nrt-22 : Ia mencoba memunguti tembakaunya sambil mendesis menggerutu : L’huissier : – Lebih dariku Bicara, mudah Tanpa tembakau sampai Paris Benar-benar menjengkelkan 30. Dialog 19 : Aku : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kearifan, Friauche : melanggar prinsip kesantunan, maksim kesimpatian. 29 Konteks : Tokoh Aku telah sampai di gedung Conciergerie, yakni gedung tempat transit sebelum eksekusi dilaksanakan. Kemudian tokoh Aku diharuskan menemui direktur pengadilan. Namun tokoh Aku disuruh menunggu di ruangan tepat di sebelah ruang direktur pengadilan. Pada saat itu, tiba-tiba masuklah seorang narapidana baru friauche yang baru saja mendapat vonis hukuman mati. Mereka Aku dan friauche saling berkenalan. Nrt-22 : Je ne sais à quoi je pensais, ni depuis combien de temps j’étais là, quand un brusque et violent éclat de rire à mon oreille m’a réveillé de ma rêverie. J’ai levé les yeux en tressaillant. Je n’étais plus seul dans la cellule. Un homme s’y trouvait avec moi, un homme d’environ cinquante-cinq ans, de moyenne taille ; ridé, voûté, grisonnant ; à membres trapus ; avec un regard louche dans des yeux gris, un rire amer sur le visage ; sale, en guenilles, demi-nu, repoussant à voir. ……………………………………………………………... Nous nous sommes regardés quelques secondes fixement, l’homme et moi ; lui, prolongeant son rire qui ressemblait à un râle ; moi, demi-étonné, demi-effrayé. Aku : – Qui êtes-vous ? Lui ai-je dit enfin. Friauche : – Drôle de demande a-t-il répondu. Un friauche. Aku : – Un friauche Qu’est-ce que cela veut dire ? Nrt-23 : Cette question a redoublé sa gaieté. Friauche : – Cela veut dire, s’est-il écrié au milieu d’un éclat de rire, que la taule jouera au panier avec ma sorbonne dans six semaines, comme il va faire avec ta tronche dans six heures. – Ha Ha Il paraît que tu comprends maintenant. 29LDJC80 Nrt-22 : Aku tidak tahu apa yang kupikirkan maupun sejak kapan aku berada disitu, ketika tiba-tiba suatu tawa meledak memekakkan telingaku dan menggugahku dari mimpi. Dengan terkejut kuarahkan pandanganku. Aku tidak lagi sendirian di sel itu. Ada seorang laki-laki bersamaku di situ, seorang laki-laki berusia sekitar lima puluh lima tahun, dengan ukuran badan rata-rata, berkeriput, bungkuk, dan beruban. Anggota tubuhnya pendek kekar, matanya abu-abu dan jereng, wajahnya dihiasi sebuah tawa pahit, tubuhnya kotor, pakaiannya compang-camping setengah telanjang, menjijikkan untuk dilihat. ……………………………………………………………... Kami saling beradu pandang selama beberapa detik, pria itu dan aku. Ia masih meneruskan tawanya yang menyerupai lenguhan, sedangkan aku merasa separo heran dan separo takut. Aku : – Siapa Anda ? akhirnya aku bertanya kepadanya. Friauche : – Pertanyaan yang aneh jawabnya. Seorang Friauche. Aku : – Friauche Apa itu artinya ? Nrt-23 : Pertanyaan ini semakin membuatnya gembira. Friauche : – Artinya, teriaknya di sela-sela ledak tawa, penjara akan menggelindingkan kepalaku ke dalam keranjang enam minggu lagi, seperti yang akan ia lakukan dengan tampangmu enam jam lagi. – Ha Ha Kelihatannya kau mengerti sekarang. 31. Dialog 20 : friauche : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kesimpatian, Aku : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kearifan. 30 Konteks : Di ruangan tepat sebelah ruangan direktur pengadilan, friauche telah selesai menceritakan kisah hidupnya hingga ia friauche mendapat vonis hukuman mati kepada tokoh Aku. Kemudian ia friauche menasehati tokoh Aku untuk berani menghadapi eksekusi mati. Nrt-22 : J’étais resté stupide en l’écoutant. Il s’est remis à rire plus haut encore qu’en commençant, et a voulu me prendre la main. J’ai reculé avec horreur. Friauche : – L’ami, m’a-t-il dit, tu n’as pas l’air brave. Ne va pas faire le singe devant la carline 3 . Vois-tu, il y a un mauvais moment à passer sur la placarde 4 ; mais cela est sitôt fait Je voudrais être là pour te montrer la culbute. Mille dieux J’ai envie de ne pas me pourvoir, si l’on veut me faucher aujourd’hui avec toi. Le même prêtre nous servira à tous deux ; ça m’est égal d’avoir tes restes. Tu vois que je suis un bon garçon. Hein Dis, veux-tu ? D’amitié Nrt-23 : Il a encore fait un pas pour s’approcher de moi. Aku : – Monsieur, lui ai-je répondu en le repoussant, je vous remercie. 30LDJC82-83 Nrt-22 : Aku diam mendengarkan seperti orang tolol. Ia tertawa lebih keras lagi daripada saat pertama, dan bermaksud memegang tanganku. Aku mundur dengan rasa ngeri. Friauche : – Sobat, katanya kepadaku, kau tampak kurang tabah. Janganlah kelihatan takut. Memang, ada saat yang tidak enak untuk dilalui di bunderan itu nanti, tapi itu cepat berlalu Aku ingin berada di sana untuk menunjukkan kepadamu bagaimana aku berjungkir balik, melakukan roda. Ya, Tuhan Aku mau tidak naik banding, kalau mereka bersedia membabatku hari ini bersamamu. Pendeta yang sama bisa kita pakai berdua. Tidak apa-apa bagiku mendapatkan sisamu. Kamu lihat bukan, kalau aku orang baik. Eh Kamu mau ? Bersahabat denganku Nrt-23 : Ia maju lagi satu tindak untuk mendekatiku. Aku : – Tuan, jawabku kepadanya sambil mendorongnya mundur, aku ucapkan terima kasih. bermaksud penolakan juga

32. Dialog 21 : friauche : melanggar prinsip kesantunan, maksim pujian,