dikarenakan adanya tuturan Guichetier yang mengungkapkan ketaksepakatan secara tidak frontal. Hal ini dapat dilihat pada tuturan Guichetier – C’est
possible, ‘- mungkin’ yang tidak secara tegas menyepakati apakah cuaca cerah atau tidak cerah seperti yang diinginkan Aku melalui tuturannya, namun sudah
bisa mengarah pada kesepakatan kepada Aku karena ada kemungkinan cuaca cerah. Sehingga dapat dikatakan Guichetier mengurangi ketidaksepakatannya
dengan kesepakatan
sebagian. Apalagi
Guichetier tetap
memberikan tanggapannya kepada Aku walaupun dengan susah payah seperti pada Nrt-11.
Dengan dasar itu, maka dapat dinyatakan bahwa Guichetier mematuhi prinsip
kesantunan, maksim
kesepakatan karena
mengusahakan agar
ketaksepakatan antara diri Sendiri Guichetier dan pihak lain Aku terjadi sedikit-dikitnya dan mengusahakan agar kesepakatan antara diri Sendiri
Guichetier dan pihak lain Aku terjadi sebanyak-banyaknya.
4.1.4. Pematuhan Prinsip Kesantunan, Maksim Kearifan dan Kesimpatian.
Maksim kearifan memprioritaskan kutub skala untung rugi yang terpusat pada pihak lain Pt maupun pihak ketiga yang dibicarakan antara Pn dan Pt maka
hendaknya pihak lain di dalam tuturan hendaknya dibebani kerugian sekecil- kecilnya tetapi dengan keuntungan sebesar-besarnya. Di sisi lain, maksim
kesimpatian mewajibkan kepada Pn untuk mengucapkan bela sungkawa sebagai tanda kesimpatian apabila Pt atau pihak ketiga yang dibicarakan mendapat
musibah. Dari analisis data, ditemukan 2 wacana dialog yang mematuhi prinsip kesantunan, maksim kearifan dan kesimpatian.
Vonis hukuman mati adalah musibah bagi tokoh Aku, oleh karena itu friauche memberikan simpati dengan menasehati agar tidak takut menghadapi
vonis hukuman mati. Dialog 6 di bawah ini merupakan ekspresi kesimpatian friauche kepada tokoh Aku.
6 Konteks : Di ruangan tepat sebelah ruangan direktur pengadilan, friauche
telah selesai menceritakan kisah hidupnya hingga ia friauche mendapat vonis hukuman mati kepada tokoh Aku. Kemudian ia
friauche menasehati tokoh Aku untuk berani menghadapi eksekusi mati.
Nrt-12 : J’étais resté stupide en l’écoutant. Il s’est remis à rire plus
haut encore qu’en commençant, et a voulu me prendre la main. J’ai reculé avec horreur.
Friauche : – L’ami, m’a-t-il dit, tu n’as pas l’air brave. Ne va pas faire le singe devant la carline
1
. Vois-tu, il y a un mauvais moment à passer sur la placarde
2
; mais cela est sitôt fait Je voudrais être là pour te montrer la culbute. Mille
dieux J’ai envie de ne pas me pourvoir, si l’on veut me faucher aujourd’hui avec toi. Le même prêtre nous servira
à tous deux ; ça m’est égal d’avoir tes restes. Tu vois que je suis un bon garçon. Hein Dis, veux-tu ? D’amitié
Nrt-13 : Il a encore fait un pas pour s’approcher de moi.
Aku : – Monsieur, lui ai-je répondu en le repoussant, je vous
remercie.
30LDJC82-83 Nrt-12
: Aku diam mendengarkan seperti orang tolol. Ia tertawa lebih keras lagi daripada saat pertama, dan bermaksud memegang
tanganku. Aku mundur dengan rasa ngeri.
Friauche : – Sobat, katanya kepadaku, kau tampak kurang tabah. Janganlah kelihatan takut. Memang, ada saat yang
tidak enak untuk dilalui di bunderan itu nanti, tapi itu cepat berlalu Aku ingin berada di sana untuk
1
Le poltron devant la mort.
2
Place de Grève.
menunjukkan kepadamu bagaimana aku berjungkir balik, melakukan roda. Ya, Tuhan Aku mau tidak naik
banding, kalau mereka bersedia membabatku hari ini bersamamu. Pendeta yang sama bisa kita pakai berdua.
Tidak apa-apa bagiku mendapatkan sisamu. Kamu lihat bukan, kalau aku orang baik. Eh Kamu mau ?
Bersahabat denganku
Nrt-13 : Ia maju lagi satu tindak untuk mendekatiku.
Aku : – Tuan, jawabku kepadanya sambil mendorongnya mundur,
aku ucapkan terima kasih.
Friauche ikut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh tokoh Aku karena sama-sama sebagai terpidana mati. Maka dia Friauche memberikan
nasehat kepada tokoh Aku untuk tidak takut menghadapi eksekusi mati bahkan menawarkan untuk bersama melalui eksekusi mati. Dia friauche rela tidak
mengajukan banding asal bisa menjalani eksekusi mati bersama tokoh Aku. Nasehat-nasehat dan tawaran friauche merupakan ekspresi kesimpatian friauche
kepada tokoh Aku. Dengan demikian, friauche mematuhi prinsip kesantunan, maksim
kesimpatian karena telah memberi nasehat dan simpati kepada tokoh Aku, friauche mengurangi rasa antipati antara diri sendiri friauche dengan pihak lain
Aku hingga sekecil-kecilnya dan meningkatkan rasa simpati sebanyak- banyaknya antara diri sendiri friauche dengan pihak lain Aku.
Sementara itu, tokoh Aku yang mengucapkan terima kasih atas tawaran- tawaran friauche merupakan bentuk usaha untuk menghormati friauche. Tokoh
Aku mematuhi prinsip kesantunan, yakni maksim kearifan karena dengan menghormati friauche berarti telah memaksimalkan keuntungan pada friauche.
Walaupun tuturan tokoh Aku juga bisa berarti penolakan atas segala tawaran-
tawaran friauche. 4.1.5.
Pematuhan Prinsip Kesantunan, Maksim Kesimpatian.
Peserta tindak tutur yang memberikan ucapan selamat kepada mitra tuturnya ketika mendapat kesuksesan atau kebahagiaan atau memberikan simpati
ketika mitra tuturnya mendapatkan kesusahan atau musibah adalah tanda bahwa peserta tindak tutur tersebut mematuhi prinsip kesantunan, yakni maksim
kesimpatian. Maksim ini menegaskan antar peserta tindak tutur untuk mengurangi rasa antipati hingga sekecil-kecilnya.
Berikut contoh monolog 7 yang mematuhi prinsip kesantunan, maksim kesimpatian.
7 Konteks : Tokoh Aku belum bisa tidur di selnya yang khusus bagi terpidana
mati, ia Aku mengamati segala bentuk ruang selnya yang merupakan bangunan bekas istana Bicêtre yang dibangun pada
abad kelima belas oleh Kardinal Winchester. Tiba-tiba ia Aku menemukan coretan gambar tempat pemancungan yang membuat
dia Aku kaget karena coretan gambar tersebut mengingatkannya Aku pada hukuman mati yang akan menimpannya Aku.
Nrt-14 : Je n’irai pas plus loin dans ma recherche.
Aku Pn : – Je viens de voir, crayonnée en blanc au coin du mur, une image épouvantable, la figure de cet échafaud qui, à l’heure
qu’il est, se dresse peut-être pour moi.
Aku Pt : – La lampe a failli me tomber des mains.
Nrt-15 : Je suis revenu m’asseoir précipitamment sur ma paille, la tête dans les genoux. Puis mon effroi d’enfant s’est dissipé, et une
étrange curiosité m’a repris de continuer la lecture de mon mur.
11LDJC52 Nrt-14
: Aku tidak melanjutkan lebih jauh lagi penelitianku.
Aku Pn : – Baru saja kulihat sebuah gambar yang menyeramkan di sudut dinding, digambar dengan krayon putih : gambar
tempat pemancungan yang saat ini sedang didirikan untukku.
Aku Pt : - Lampu yang kupegang hampir terlepas jatuh.
Nrt-15 : Aku buru-buru duduk di atas tumpukan
jeramiku, kusembunyikan kepalaku di sela-sela dengkulku. Kemudian
rasa takutku yang kekanak-kanakan itu hilang, dan rasa ingin tahu yang aneh mendorongku untuk meneruskan membaca
tulisan-tulisan yang ada di tembok selku.
Pn tidak melanjutkan pengamatannya Aku pada ruang selnya seperti pada Nrt-14 karena telah melihat gambar tempat pemancungan karena
mengingatkannya Aku pada eksekusi hukuman mati yang akan dijalaninya merupakan bentuk kesimpatian atas penderitaan yang dialaminya sendiri akibat
vonis hukuman mati. Pn begitu sensitif mengungkapkan ekspresinya yang langsung teringat vonis hukuman mati ketika melihat gambar tempat
pemancungan pada tembok sel penjara padahal hanya berupa gambar. Maka ekspresi Pn Je viens de voir, crayonnée en blanc au coin du mur, une image
épouvantable, la figure de cet échafaud qui, à l’heure qu’il est, se dresse peut-être pour moi, ’Baru saja kulihat sebuah gambar yang menyeramkan di sudut dinding,
digambar dengan krayon putih : gambar tempat pemancungan yang saat ini
sedang didirikan untukku’ itu mematuhi prinsip kesantunan, yakni maksim
kesimpatian karena mengurangi rasa antipati antara diri Pn dengan pihak lain, dirinya sendiri Pn hingga sekecil-kecilnya dan meningkatkan rasa simpati
sebanyak-banyaknya antara diri Pn dengan pihak lain, dirinya sendiri Pn. Ekspresi Pt berupa tindakan dengan hampir melepaskan lampu yang dia
Pt pegang juga merupakan bentuk kesimpatian. Pt begitu kaget ketika
menemukan gambar tempat pemancungan pada dinding ruang sel penjara. Ekspresi tersebut sebagai tanda simpati atas penderitaan yang dialami Pn karena
mendapat vonis hukuman mati. Maka Pt juga mematuhi prinsip kesantunan, yakni maksim kesimpatian karena mengurangi rasa antipati antara diri Pt dengan pihak
lain Pn hingga sekecil-kecilnya dan meningkatkan rasa simpati sebanyak- banyaknya antara diri Pt dengan pihak lain Pn.
4.5. Pelanggaran Prinsip Kesantunan.