penghinaan, yaitu penghinaan kepada tokoh Aku sebagai terpidana mati yang status sosialnya menurun.
Sementara itu, tuturan l’architecte mengandung implikasi harapan, yaitu harapan kepada tokoh Aku agar tetap hidup sehingga dapat menikmati rungan
yang akan direnovasi oleh l’architecte.
4.3.15. Pematuham Prinsip Kesantunan, Maksim Kearifan dan Pelanggaran
Prinsip Kesantunan, Kerendahan Hati. Wacana yang berisi kalimat perintah ketika disampaikan dengan kalimat
pertanyaan atau kalimat berita maka akan terasa lebih santun. Di sisi lain, setiap peserta tindak tutur dituntut untuk tidak memaksimalkan pujian pada diri sendiri
agar tidak melanggar prinsip kesantunan, maksim kerendahan hati. Wacana dialog 20 di bawah ini adalah wacana yang berisi kalimat
perintah namun diutarakan dengan kalimat tanya. Wacana dialog 20 juga melanggar prinsip kesantunan, maksim kerendahan hati.
20 Konteks : Di ruang jenguk narapidana. Tokoh Aku bertanya kepada Marie,
apakah dia Marie bisa membaca. Nrt-45
: Alors, je l’ai replacée sur mes genoux, en la couvant des yeux, et puis je l’ai questionnée.
Aku : – Marie, sais-tu lire?
Marie : – Oui, a-t-elle répondu. Je sais bien lire. Maman me fait
lire mes lettres.
47LDJC111 Nrt-45
: Jadi, ia
kembali kutaruh
ke pangkuanku,
dan kupandanginya lekat-lekat, kemudian kutanya ia.
Aku : – Marie, kamu bisa membaca?
Marie : – Ya, jawabnya. Aku pintar membaca. Ibu mengajariku
huruf-huruf.
Tokoh Aku yang menanyakan kepada Marie apakah dia Marie bisa membaca merupakan bentuk tuturan yang disampaikan dengam kalimat
pertanyaan akan tetapi bermakna perintah. Tokoh Aku cukup santun menyampaikan keinginannya kepada Marie untuk membaca tanpa harus dengan
memerintah. Tokoh Aku menyampaikan keinginannya sekaligus tidak membuat Marie merasa dirugikan ketika harus memenuhi keinginan tokoh Aku untuk
membaca. Dengan demikian, tokoh Aku mematuhi prinsip kesantunan, maksim kearifan karena berusaha kerugian orang lain sekecil-kecilnya.
Di sisi lain, Marie yang menjawab bahwa dirinya bisa membaca. Namun dia Marie tidak meminimalkan memuji diri sendiri. Hal itu terlihat dari tuturan
Marie Je sais bien lire. Maman me fait lire mes lettres, ‘Aku pintar membaca. Ibu mengajariku huruf-huruf’ yang memaksimalkan memuji diri sendiri.
Maka Marie melanggar prinsip kesantunan, yakni maksim kerendahan hati karena memuji diri sendiri sedikit-dikitnya.
Marie seharusnya menjawab pertanyaan sekaligus perintah dari tokoh Aku tanpa harus dengan membanggakan dirinya yang pintar membaca. Marie bisa
menggunakan tuturan 20a berikut, yang terkesan tidak membanggakan diri. 20a Oui, je peux lire un peu.
‘Ya, saya bisa membaca sedikit.’ Tuturan 20a di atas mengesankan kerendahan diri Marie wakaupun dia
Marie pentar membaca.
Tuturan tokoh Marie yang melanggar prinsip kesantunan, maksim kerendahan hati itu memiliki fungsi sebagai sumber implikatur percakapan. Hal
itu terjadi karena inferensi atas pelanggaran submaksim itu menghasilkan simpulan bahwa tuturan itu mengandung implikatur percakapan. Adapun
implikatur percakapan yang dikandung tuturan yang melanggar maksim kerendahan hati itu adalah menyatakan kebanggaan, yaitu kebanggaan Marie
yang bisa membaca karena telah diajari oleh ibunya. Sementara itu, tuturan Aku mengandung implikasi harapan, yaitu harapan
agar Marie membaca sesuai permintaannya Aku.
4.3.16. Pematuhan Prinsip Kesantunan, Maksim Kearifan dan Pelanggaran