Aku : - Itu bapak Jaksa Tinggi yang dengan sangat telah meminta kepalaku? Jawabku kepadanya.
Benar-benar suatu kehormatan ia mau menulis surat kepadaku. Moga-moga kematianku akan membuatnya senang ?
Sebab sangat sukar bagiku untuk membayangkan bagaimana ia, yang dulu sedemikian bernafsu menginginkan kematianku, kini bersikap masa bodoh tentang hal itu.
Nrt-22 : Kukatakan semua itu, dan kulanjutkan dengan tegas
- Bacalah, Tuan
Nrt-22 : Ia kemudian memulai membacakan sebuah naskah yang panjang, dengan memberi irama di setiap akhir baris dan dengan keraguan di setiap tengah kata. Itu penolakan permohonan bandingku.
21. Dialog 10 : Pt dan Pn mematuhi prinsip kesantunan, maksim kearifan.
20 Konteks : Di ruang sel tokoh Aku, Petugas Pelaksana Keputusan Pengadilan telah selesai membacakan surat keputusan pengadilan. Kemudian ia Petugas Pelaksana Keputusan Pengadilan menawarkan diri untuk menjemput
tokoh Aku setengah jam lagi.
Petugas pengadilan : – L’arrêt sera exécuté aujourd’hui en place de Grève, a-t-il ajouté quand il a eu terminé, sans lever les yeux de dessus son papier timbré. Nous partons à sept heures et demie précises pour la Conciergerie. Mon cher monsieur aurez-vous l’extrême bonté de me suivre ?
Nrt 21 : Depuis quelques instants je ne l’écoutais plus. Le directeur causait avec le prêtre ; lui avait l’œil fixé sur son papier ; je regardais la porte, qui était restée entrouverte… Aku
: – Ah Misérable Quatre fusiliers dans le corridor
Nrt-22 : L’huissier a répété sa question, en me regardant cette fois
: – Quand vous voudrez, lui ai-je répondu. À votre aise
Nrt-22 : Il m’a salué en disant :
Petugas pengadilan : – J’aurai l’honneur de venir vous chercher dans une demi-heure. Nrt-22 : Alors ils m’ont laissé seul.
20LDJC 71
Petugas pengadilan : – Keputusan akan dilaksanakan hari ini di bunderan Grève, tambahnya setelah ia menyelesaikan bacaannya, tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas bersegel itu. Kita akan berangkat jam setengah delapan tepat menuju gedung Conciergerie. Sudikah kiranya Tuan ikut dengaku?
Nrt-21 : Sejak beberapa saat yang lalu, aku sudah tidak mendengarkannya lagi. Direktur penjara berbincang-bincang dengan bapak pendeta, pelaksana keputusan pengadilan menatap lekat-lekat kertasnya, aku melirik ke pintu yang dibiarkan sedikit terbuka........
Aku : – Ah sial empat serdadu memegang bedil berdiri di lorong
Nrt-22 : Petugas itu tadi mengulangi pertanyaannya, kali ini sambil melihatku.
: - Kapan saja, terserah anda, jawabku kepadanya. Sesuka Anda
Nrt-22 : Petugas itu tadi mengulangi pertanyaannya, kali ini sambil melihatku. Nrt-22 : Ia pamitan sambil berkata :
Petugas pengadilan : - Saya akan merasa terhormat untuk kembali menjemput Anda setengah jam lagi. Nrt 22 : Mereka kemudian meninggalkanku sendiri.
22. Dialog 11 : Pn : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kearifan, tetapi bisa digunakan bahasa yang lebih santun... dengan condisionel…impositif tapi tanpa imperatif
Pt : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kearifan bahasa kurang santun tetapi memenuhi perintah. 21 Konteks : Petugas Pelaksana Keputusan Pengadilan kembali menemui tokoh Aku di ruang sel tokoh Aku, untuk menjemputnya menuju bunderan Grève tempat eksekusi mati.
Nrt-21 : Sept heures et demie sonnaient lorsque l’huissier s’est présenté de nouveau au seuil de mon cachot.
Petugas pengadilan : – Monsieur, m’a-t-il dit, je vous attends.
Aku : – Hélas Lui et d’autres
Nrt-22 : Je me suis levé, j’ai fait un pas ; il m’a semblé que je n’en pourrais faire un second, tant ma tête était lourde et mes jambes faibles. Cependant je me suis remis et j’ai continué d’une allure assez ferme 21LDJC72
Nrt-21 : Lonceng menunjukkan pukul setengah delapan ketika pelaksana keputusan pengadilan itu kembali muncul di ambang selku.
Petugas pengadilan : – Tuan, katanya padaku, aku menunggu Anda.
Aku : - Sayang sekali ia dan beberapa orang lagi
Nrt-22 : Aku bangkit dan melangkah satu tindak. Rasanya aku tidak akan bisa melanjutkan langkahku, kepalaku sedemikian berat dan kakiku sedemikian lemas. Namun demikian aku tetap melanjutkannya dan meneruskan langkahku dengan sikap yang cukup kokoh.
23. Dialog 12 : L’huissier : melanggar prinsip kesantunan, maksim kearifan.