Pelanggaran Pelanggaran Prinsip Kesantunan.

menemukan gambar tempat pemancungan pada dinding ruang sel penjara. Ekspresi tersebut sebagai tanda simpati atas penderitaan yang dialami Pn karena mendapat vonis hukuman mati. Maka Pt juga mematuhi prinsip kesantunan, yakni maksim kesimpatian karena mengurangi rasa antipati antara diri Pt dengan pihak lain Pn hingga sekecil-kecilnya dan meningkatkan rasa simpati sebanyak- banyaknya antara diri Pt dengan pihak lain Pn.

4.5. Pelanggaran Prinsip Kesantunan.

Dialog yang terjadi antara Pn dan Pt memungkinkan adanya pelanggaran prinsip kesantunan yang lebih dari satu pelanggaran. Pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh Pn dan atau Pt bisa saja sama ataupun berbeda. Ditemukan 16 data yang melanggar prinsip kesantunan, yakni maksim kearifan 3 tuturan, kedermawanan 13 tuturan, pujian 3 tuturan, kerendahan hati 1 tuturan, dan kesimpatian 10 tuturan.

4.2.1. Pelanggaran

Prinsip Kesantunan, Maksim Kearifan dan Kedermawanan. Percakapan yang tidak memaksimalkan keuntungan pihak lain atau justru memaksimalkan keuntungan diri sendiri, berarti percakapan tersebut melanggar prinsip kesantunan, yaitu maksim kearifan dan kedermawanan. Hasil analisis data, ditemukan 1 wacana monolog dan 2 dialog yang melanggar prinsip kesantunan, yaitu maksim kearifan dan kedermawanan. Berikut contoh dialog 8 yang melanggar prinsip kesantunan, yaitu maksim kearifan dan kedermawanan. 8 Konteks : Tokoh Aku bertanya kepada Marie mengenai isi doa yang ditujukan kepada ayahnya Marie. Nrt-16 : Je l’ai baisée au front. Aku : – Marie, dis-moi ta prière. Marie : – Je ne peux pas, monsieur. Une prière, cela ne se dit pas dans le jour. Venez Ce soir dans ma maison; je la dirai. 45LDJC110 Nrt-16 : Kucium keningnya. Aku : – Marie, katakan kepadaku bagaimana doamu ?. Marie : – Aku tidak bisa melakukannya, Tuan. Doa itu tidak diucapkan di siang hari. Datanglah malam ini ke rumahku. Nanti kukatakan. Tindakan tokoh Aku yang menciumi kening Marie seperti pada Nrt-16 dan menanyakan isi doa Marie merupakan ekspresi pemaksimalan keuntungan pada diri sendiri Aku. Walaupun tindakan Aku itu dilakukan kepada putrinya Marie sendiri, namun ternyata Marie tidak mengenalnya lagi akibatnya Marie merasa tidak nyaman dengan sikap dan pertanyaan tokoh Aku. Dengan demikian, dapat disimpulkan tindakan tokoh Aku melanggar prinsip kesantunan, maksim kedermawanan karena tidak membuat keuntungan diri sendiri Aku sekecil- kecilnya dan membuat kerugian diri sendiri Aku sebesar-besarnya. Tokoh Aku seharusnya bisa sebijak mungkin untuk menggunakan pendekatan kepada Marie agar mengenalinya lagi sebagai ayahnya, semisal dengan tidak terlalu memaksakan untuk mencium kening Marie. Tuturan tokoh Aku bisa diganti dengan semisal tuturan 8a berikut, yang terkesan lebih sopan, 8a Marie, pourrais-tu raconter ta prière. ‘Marie, sudilah kamu menceritakan doamu’. Apabila tokoh Aku menggunakan tuturan 8a naka terkesan lebih sopan karena dia tidak menyebutkan dirinya sebagai pihak yang mendapatkan keuntungan dari konsekuensi dari tuturan 8a. Lain halnya, Marie yang menolak menyebutkan isi doanya merupakan bentuk penolakan atas permintaan tokoh Aku. Penolakan tersebut mengakibatkan kerugian bagi pihak lain Aku walaupun penolakan tersebut bisa jadi ekspresi kejujuran seorang Marie yang masih kanak-kanak. Namun demikian, penolakan Marie sudah dapat dikatakan melanggar prinsip kesantunan, maksim kearifan karena tidak membuat kerugian orang lain Aku sekecil-kecilnya dan tidak membuat keuntungan orang lain Aku sebesar-besarnya Marie bisa menolak keinginan tokoh Aku dengan tuturan yang lebih halus, semisal dengan tuturan 8b berikut. 8b Oui, monsieur mais je ne pourrais pas. Une prière, cela ne se dit pas dans le jour. Vous pourriez venir chez moi, s’il vous plaît; je la dirai. ‘Iya, Tuan, tetapi saya terpaksa tidak bisa melakukannya. Doa itu tidak diucapkan di siang hari. Sudilah anda datang ke rumah saya. Nanti kukatakan. ’. Ketika menolak permintaan tokoh Aku dengan menggunakan tuturan 8b di atas maka akan terkesan lebih sopan karena Marie tidak menolak secara frontal melainkan menolak sebagaian. Penolakan sebagian itu berupa jawaban oui, ’iya’ yang mengiyakan keinginan tokoh Aku walupun akhirnya menolak keinginan tokoh Aku. Tuturan tokoh Aku yang melanggar prinsip kesantunan, maksim kedermawanan itu memiliki fungsi sebagai sumber implikatur percakapan. Hal itu terjadi karena inferensi atas pelanggaran submaksim itu menghasilkan simpulan bahwa tuturan itu mengandung implikatur percakapan. Adapun implikatur percakapan yang dikandung tuturan yang melanggar maksim kedermawanan itu adalah menyatakan harapan, yaitu harapan agar Marie mengingat kembali dirinya Aku sebagai ayahnya. Lain halnya, tuturan Marie mengandung implikasi ketakutan, yaitu ketakutan Marie kepada tokoh Aku yang tidak ia Marie kenal.

4.2.2. Pelanggaran Prinsip Kesantunan, Maksim Kedermawanan.