bahwa tuturan itu mengandung implikatur percakapan. Adapun implikatur percakapan yang dikandung tuturan yang melanggar maksim kesimpatian itu
adalah menyatakan ketidakpedulian, yaitu ketidakpedulian friauche kepada tokoh Aku yang memiliki nasib yang sama sebagai terpidana hukuman mati. Pada
kontekslain, bisa mengimplikasikan pengingkaran, yaitu pengingkaran friauche sebagai terpidana hukuman mati.
Sementara itu, tuturan Aku mengandung implikasi penghormatan, yaitu penghormatan tokoh kepada friauche.
4.3.17. Pematuhan
Prinsip Kesantunan, Maksim
Kedermawan dan
Pelanggaran Prinsip Kesantunan, Pujian.
Percakapan yang mematuhi prinsip kedermawanan adalah percakapan yang meminimalkan peran Pn atas segala kepentingan pribadinya. Realisasinya,
penyebutan nama diri personal Pn diminimalkan untuk mengurangi peran tersebut. Ketika peran tersebut semakin besar maka dimungkinkan melanggar
prinsip kesantunan, maksim kedermawanan. Di sisi lain, Pn juga harus meminimalkan pengecaman terhadap mitra tuturnya Pt atau pihak ketiga yang
dibicarakan agar tidak melanggar prinsip kesantunan, maksim pujian Dialog 22 di bawah ini adalah dialog yang prinsip mematuhi kesantunan,
maksim kedermawanan dan melanggar prinsip kesantunan, maksim pujian.
22 Konteks : Di dalam kereta yang menuju bunderan Grève, petugas
pelaksana pengadilan l’huissier berbincang-bincang dengan tokoh Aku. Kemudian tokoh Aku tidak suka dirinya Aku
dikatakan lebih muda oleh l’huissier.
Nrt-48 : Il a fait encore une pause, et a poursuivi :
L’huissier : – Des fous Des enthousiastes Ils avaient l’air de mépriser tout le monde. Pour ce qui est de vous, je vous trouve
vraiment bien pensif, jeune homme.
Aku : – Jeune homme Lui ai-je dit, je suis plus vieux que vous ;
chaque quart d’heure qui s’écoule me vieillit d’une année.
Nrt-49 :
Il s’est retourné, m’a regardé quelques minutes avec un étonnement inepte, puis s’est mis à ricaner lourdement.
L’huissier : – Allons, vous voulez rire, plus vieux que moi Je serais votre grand‘père.
Aku : Je ne veux pas rire, lui ai-je répondu gravement.
26LDJC77 Nrt-48
: Ia lalu diam lagi sejenak, dan kemudian melanjutkan :
L’huissier : – Orang-orang gila Orang-orang yang terlalu menggebu semangatnya
Mereka kelihatannya
meremehkan semua orang. Kalau Anda, menurutku, Anda benar-
benar sangat banyak berfikir, Anak muda .
Aku : – Anak muda kataku kepadanya, aku lebih tua dari Anda.
Setiap seperempat jam berlalu, aku menjadi lebih tua setahun.
Nrt-49 :
Ia memutar tubuhnya, memandangiku selama beberapa menit dengan rasa heran yang konyol, kemudian tertawa
menghina.
L’huissier : – Bah Anda bercanda Lebih tua dariku Aku pantas jadi kakekmu.
Aku : Aku tidak bercanda, jawabku kepadanya dengan serius.
L’huissier berusaha memaksimalkan pemujian terhadap tokoh Aku sebagai anak muda. Pujian tersebut memberi makna bahwa tokoh Aku memiliki semangat
layaknya anak muda yang berani dan kuat menghadapi tantangan apapun, termasuk vonis hukuman mati sekalipun. Tindakan l’huissier yang mengatakan
tokoh Aku sebagai anak muda mematuhi prinsip kesantunan, maksim pujian karena memuji orang lain Aku sebanyak-banyaknya.
Lain halnya, tokoh Aku tidak bisa menerima dirinya dikatakan lebih muda daripada l’huissier. Tokoh Aku menganggap dirinya lebih tua karena baginya
harapan hidup tinggal hitungan jam, yang berarti setiap seperempat jam berlalu, maka dia Aku bertambah tua. Sikap tokoh Aku tersebut mencerminkan
kemaksimalan keuntungan diri sendiri Aku. Sikap tokoh Aku melanggar prinsip kesantunan, yaitu maksim kederemawanan karena tidak membuat keuntungan diri
sendiri sekecil-kecilnya. Tokoh Aku seharusnya mengapresiasi pendapat l’huissier yang
menyebutnya sebagai anak muda. Apresiasi itu sebagai bentuk timbal balik kepada l’huissier yang memberinya Aku motivasi dalam menghadapi vonis
hukuman mati. Apresiasi tersebut bisa diwujudkan melalui tuturan 22a atau 22b berikut, maka akan terasa lebih sopan.
22a Je ne sais comment vous remercier de votre attention. ‘Saya tidak tahu bagaimana saya harus berterima kasih pada Anda
atas perhatian Anda.’
22b Je vous remercie pour votre obligeance, pour votre attention. ‘Saya ucapkan terima kasih atas kebaikan Anda, atas perhatian
Anda.’
Ketika tokoh Aku menanggapi apresiasi l’huissier dengan menggunakan tuturan 22a atau 22b maka dia Aku telah menghargai apresiasi l’huissier
yang menyebutnya sebagai anak muda. Akibatnya, tokoh Aku memaksimalkan keuntungan pada orang lain l’huissier.
Tuturan tokoh Aku yang melanggar prinsip kesantunan, maksim kedermawanan itu memiliki fungsi sebagai sumber implikatur percakapan. Hal itu
terjadi karena inferensi atas pelanggaran submaksim itu menghasilkan simpulan bahwa tuturan itu mengandung implikatur percakapan. Adapun implikatur
percakapan yang dikandung tuturan yang melanggar maksim kedermawanan itu adalah menyatakan penolakan, yaitu penolakan tokoh Aku yang tidak mau dirinya
dianggap lebih muda daripada l’huissier. Sementara itu, tuturan l’huissier mengandung implikasi penghormatan,
yaitu penghormatan tokoh kepada Aku.
4.3.18. Pematuhan Prinsip Kesantunan, Maksim Kedermawanan dan