Dialog 5 : Sama-sama Melanggar prinsip kesantunan, maksim kesimpatian

Nrt 8 : Pembela berdiri. Aku mengerti bahwa ia mencoba untuk meringankan pernyataan para juri dengan tujuan agar hukumannya juga diperingan. Menjadi seperti yang ia harapkan, yang telah membuatku sangat sakit hati karena ia berani mengharapkan hal itu. Kemarahanku sedemikian hebatnya sehingga mengalahkan ribuan perasaan lain yang bertengkar memperebutkan pikiranku. Aku ingin mengulang dengan suara keras apa yang telah kukatakan kepadanya : Seratus kali lebih baik mati. Namun nafasku habis, dan aku hanya bisa menghentikannya dengan kasar melalui lengannya, sambil berteriak dengan keras dan tidak terkendali: Aku : – Tidak

7. Dialog 5 : Sama-sama Melanggar prinsip kesantunan, maksim kesimpatian

6 Konteks : Di balai persidangan, Setelah keputusan sidang dibacakan dan tidak ada lagi pembelaan, maka sidang ditutup. Kemudian tokoh “Aku” dibawa ke penjara Bicêtre, pada saattokoh “Aku” keluar dari ruang pengadilan, para pengunjung sidang meneriakinya sebagai ’terpidana mati’. Para Pengunjung Sidang : – Condamné à mort Nrt 9 : « ……dit la foule ; et, tandis qu’on m’emmenait, tout ce peuple se rua sur mes pas avec le fracas d’un édifice qui se démolit…. Au bas de l’escalier, une noire et sale voiture grillée m’attendait. Au moment d’y monter, je regardai au hasard dans la place….. » – Un condamné à mort Nrt 10 : « …….criaient les passants en courant vers la voiture. À travers le nuage qui me semblait s’être interposé entre les choses et moi, je distinguai deux jeunes filles qui me suivaient avec des yeux avides; » Gadis muda : – Bon, dit la plus jeune en battant des mains, ce sera dans six semaines 6LDJC42-43 Para Pengunjung Sidang : – Dihukum mati Nrt 9 : ‘……terdengar orang-orang berkata. Dan saat orang membawaku pergi, semua orang menyerbu mengikutiku dengan hingar-bingar seperti gedung runtuh. .….…….. Di bawah tangga, sebuah kereta hitam, kotor dan berterali menungguku. Pada saat menaikinya, secara tidak sengaja aku melihat ke arah bunderan. …..’ – Dihukum mati Nrt 10 : ‘……….teriak orang-orang di sana sambil berlari menuju kereta. Di balik kabut yang seolah terbentuk antara benda-benda dan diriku, samar-samar kulihat dua gadis mengikuti dengan pandangan serakah. Gadis muda : – Bagus, kata yang lebih muda sambil bertepuk tangan, enam minggu lagi 8. Monolog 2 : Sama-sama Melanggar prinsip kesantunan, maksim kesimpatian 7 Konteks : Di dalam kereta yang membawa tokoh Aku ke penjara Bicêtre, tokoh Aku memikirkan vonis hukuman mati yang baru saja ia Aku terima, vonis hukuman mati tersebut bisa saja ditangguhkan dengan masa waktu yang tidak jelas, namun tokoh Aku juga tidak bisa membayangkan betapa mengerikannya kehidupan di penjara hingga akhirnya menuju pada eksekusi mati. Aku Pn : Condamné à mort Nrt 11: Eh bien, pourquoi non? Les hommes, je me rappelle l’avoir lu dans je ne sais quel livre où il n’y avait que cela de bon, les hommes sont tous condamnés à mort avec des sursis indéfinis. Qu’y a-t-il donc de si changé à ma situation? Depuis l’heure où mon arrêt m’a été prononcé, combien sont morts qui s’arrangeaient pour une longue vie Combien m’ont devancé qui, jeunes, libres et sains, comptaient bien aller voir tel jour tomber ma tête en place de Grève Combien d’ici là peut-être qui marchent et respirent au grand air, entrent et sortent à leur gré, et qui me devanceront encore Et puis, qu’est-ce que la vie a donc de si regrettable pour moi ? En vérité, le jour sombre et le pain noir du cachot, la portion de bouillon maigre puisée au baquet des galériens, être rudoyé, moi qui suis raffiné par l’éducation, être brutalisé des guichetiers et des gardes-chiourme, ne pas voir un être humain qui me croie digne d’une parole et à qui je le rende, sans cesse tressaillir et de ce que j’ai fait et de ce qu’on me fera ; voilà à peu près les seuls biens que puisse m’enlever le bourreau. Aku Pt : - Ah N’importe, c’est horrible 7LDJC 43 Aku Pn : Dihukum mati Nrt 11 : Eh, kenapa tidak? Semua orang telah dijatuhi hukuman mati dengan penangguhan yang tidak ditentukan, demikian kuingat telah membacanya di sebuah buku yang judulnya aku lupa dan hanya itu saja isinya yang bagus. Jadi apa bedanya dengan keadaanku sekarang? Sejak hukumanku dijatuhkan, berapa orang yang berupaya berumur panjang telah mati Berapa orang muda yang bebas dan sehat, yang ingin melihat kepalaku menggelinding suatu hari nanti di bunderan Grève telah mendahuluiku di antara mereka yang sekarang berjalan dan bernafas dengan bebas, yang masuk dan keluar sekehendak hati mereka Lagi pula, apa yang kusesalkan dari kehidupan ini? Hari-hari yang suram dan roti di ruang tahanan, jatah kuah encer yang diciduk dari tahang orang-orang hukuman yang dirantai, perlakuan dan ucapan yang kasar yang ditujukan kepadaku yang telah dipoles halus oleh pendidikan, kekurangajaran para pengawal dan penjaga penjara, tidak ada manusia yang menganggapku pantas diajak bicara atau yang kuanggap pantas kuajak bicara, selalu tersentak kaget oleh yang telah kulakukan atau yang akan dilakukan orang terhadapku: itulah kira-kira, dalam kenyataan, semua yang kumiliki, yang bisa dirampas algojo dariku Aku Pt : - Ah, masa bodoh, sangat mengerikan

9. Monolog 3 : Pn : melanggar prinsip kesantunan, maksim kesimpatian,