Dialog 21 : friauche : melanggar prinsip kesantunan, maksim pujian,

Aku : – Friauche Apa itu artinya ? Nrt-23 : Pertanyaan ini semakin membuatnya gembira. Friauche : – Artinya, teriaknya di sela-sela ledak tawa, penjara akan menggelindingkan kepalaku ke dalam keranjang enam minggu lagi, seperti yang akan ia lakukan dengan tampangmu enam jam lagi. – Ha Ha Kelihatannya kau mengerti sekarang. 31. Dialog 20 : friauche : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kesimpatian, Aku : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kearifan. 30 Konteks : Di ruangan tepat sebelah ruangan direktur pengadilan, friauche telah selesai menceritakan kisah hidupnya hingga ia friauche mendapat vonis hukuman mati kepada tokoh Aku. Kemudian ia friauche menasehati tokoh Aku untuk berani menghadapi eksekusi mati. Nrt-22 : J’étais resté stupide en l’écoutant. Il s’est remis à rire plus haut encore qu’en commençant, et a voulu me prendre la main. J’ai reculé avec horreur. Friauche : – L’ami, m’a-t-il dit, tu n’as pas l’air brave. Ne va pas faire le singe devant la carline 3 . Vois-tu, il y a un mauvais moment à passer sur la placarde 4 ; mais cela est sitôt fait Je voudrais être là pour te montrer la culbute. Mille dieux J’ai envie de ne pas me pourvoir, si l’on veut me faucher aujourd’hui avec toi. Le même prêtre nous servira à tous deux ; ça m’est égal d’avoir tes restes. Tu vois que je suis un bon garçon. Hein Dis, veux-tu ? D’amitié Nrt-23 : Il a encore fait un pas pour s’approcher de moi. Aku : – Monsieur, lui ai-je répondu en le repoussant, je vous remercie. 30LDJC82-83 Nrt-22 : Aku diam mendengarkan seperti orang tolol. Ia tertawa lebih keras lagi daripada saat pertama, dan bermaksud memegang tanganku. Aku mundur dengan rasa ngeri. Friauche : – Sobat, katanya kepadaku, kau tampak kurang tabah. Janganlah kelihatan takut. Memang, ada saat yang tidak enak untuk dilalui di bunderan itu nanti, tapi itu cepat berlalu Aku ingin berada di sana untuk menunjukkan kepadamu bagaimana aku berjungkir balik, melakukan roda. Ya, Tuhan Aku mau tidak naik banding, kalau mereka bersedia membabatku hari ini bersamamu. Pendeta yang sama bisa kita pakai berdua. Tidak apa-apa bagiku mendapatkan sisamu. Kamu lihat bukan, kalau aku orang baik. Eh Kamu mau ? Bersahabat denganku Nrt-23 : Ia maju lagi satu tindak untuk mendekatiku. Aku : – Tuan, jawabku kepadanya sambil mendorongnya mundur, aku ucapkan terima kasih. bermaksud penolakan juga

32. Dialog 21 : friauche : melanggar prinsip kesantunan, maksim pujian,

Aku :melanggar prinsip kesantunan, maksim kedermawanan 31 Konteks : Di ruangan tepat sebelah ruangan direktur pengadilan, tokoh Aku menolak ajakan friauche untuk menggunakan pendeta yang sama dan menjalani eksekusi mati bersama. Hal itu. Membuat friauche menjuluki tokoh Aku sebagai seorang marquis un marquis yakni gelar bangsawan namun sebagai ejekan. 3 Le poltron devant la mort. 4 Place de Grève. Nrt-22 : Nouveaux éclats de rire à ma réponse. Friauche : – Ah Ah Monsieur, vousailles 5 êtes un marquis C’est un marquis Nrt-23 : Je l’ai interrompu : Aku : – Mon ami, j’ai besoin de me recueillir, laissez-moi. Nrt-23 : La gravité de ma parole l’a rendu pensif tout à coup. Il a remué sa tête grise et presque chauve ; puis, creusant avec ses ongles sa poitrine velue, qui s’offrait nue sous sa chemise ouverte : Friauche : – Je comprends, a-t-il murmuré entre ses dents ; au fait, le sanglier 6 … 31LDJC83 Nrt-22 : Kembali terdengar gelak tawa atas jawabanku. Friauche : – Ah ah Tuan, Anda Seorang markis Seorang markis Nrt-23 : Aku memotongnya : Aku : – Sobat, aku ingin menenangkan diri, pergilah. Nrt-23 : Keseriusan kata-kataku membuatnya tiba-tiba berfikir. Ia menggoyang-goyangkan kepalanya yang berambut abu-abu dan hampir botak. Kemudian, sambil menggaruk dadanya yang berbulu, yang terlihat telanjang di balik bajunya yang terbuka : Friauche : – Aku mengerti, bisiknya mendesis. Sebenarnya, pendeta itu .... 33. Monolog friauche 1 :Friauche-1 : melanggar prinsip kesantunan, maksim kedermawanan, kearifan, Friauche-3: melanggar prinsip kesantunan, maksim kedermawanan, Friauche-4 : melanggar prinsip kesantunan, maksim kerendahan hati. 32 Konteks : Di ruangan tepat sebelah ruangan direktur pengadilan, friauche meminta jas panjang tokoh Aku , karena bagi friauche jas panjang itu tidak ada gunanya lagi bagi tokoh Aku yang sebentar lagi akan menjalani eksekusi mati. Nrt-22 : Puis, après quelques minutes de silence : 5 Vous. 6 Le prêtre. Friauche-1 : – Tenez, m’a-t-il dit presque timidement, vous êtes un marquis, c’est fort bien ; mais vous avez là une belle redingote qui ne vous servira plus à grand’chose La taule la prendra. Donnez-la-moi, je la vendrai pour avoir du tabac. Nrt-22 : J’ai ôté ma redingote et je la lui ai donnée. Il s’est mis à battre des mains avec une joie d’enfant. Puis, voyant que j’étais en chemise et que je grelottais : Friauche-2 : – Vous avez froid, monsieur, mettez ceci ; il pleut, et vous seriez mouillé ; et puis il faut être décemment sur la charrette. Nrt-22 : En parlant ainsi, il ôtait sa grosse veste de laine grise et la passait dans mes bras. Je le laissais faire. Alors j’ai été m’appuyer contre le mur, et je ne saurais dire quel effet me faisait cet homme. Il s’était mis à examiner la redingote que je lui avais donnée, et poussait à chaque instant des cris de joie. Friauche-3 : – Les poches sont toutes neuves Le collet n’est pas usé J’en aurai au moins quinze francs. Quel bonheur Du tabac pour mes six semaines Nrt-22 : La porte s’est rouverte. On venait nous chercher tous deux ; moi, pour me conduire à la chambre où les condamnés attendent l’heure ; lui, pour le mener à Bicêtre. Il s’est placé en riant au milieu du piquet qui devait l’emmener, et il disait aux gendarmes : Friauche-4 : – Ah ça Ne vous trompez pas ; nous avons changé de pelure, monsieur et moi ; mais ne me prenez pas à sa place. Diable Cela ne m’arrangerait pas, maintenant que j’ai de quoi avoir du tabac 32LDJC83-84 Nrt-22 : Kemudian setelah beberapa menit diam : Friauche-1 : – Hei, katanya hampir dengan nada malu. Anda seorang markis, itu bagus. Tapi, itu, Anda mengenakan jas panjang indah yang tidak akan banyak gunanya lagi Penjara akan mengambilnya. Berikanlah kepadaku, biar kujual nanti untuk membeli tembakau. Nrt-22 : Kulepas jas panjangku dan kuberikannya kepadanya. Ia lalu bertepuk tangan dengan kebahagiaan seorang anak kecil. Kemudian ketika hanya melihatku mengenakan sehelai baju dan menggigil : Friauche-2 : – Anda kedinginan, Tuan, pakailah ini. Di luar hujan, dan Anda akan basah. Lagipula Anda harus berpenampilan pantas nanti di atas kereta. Nrt-22 : Sambil berkata demikian, ia menanggalkan jas wolnya yang besar yang berwarna abu-abu dan meletakkannya ke tanganku. Kubiarkan ia melakukannya. Aku kemudian menyandarkan diri ke tembok, dan aku tidak bisa mengungkapkan pengaruh yang ditimbulkan orang ini pada diriku. Ia mulai memeriksa jas panjang yang kuberikan kepadanya, dan setiap kali ia berseru gembira. Friauche-3 : – Sakunya masih baru Kerahnya belum usang –Bisa laku paling tidak lima belas franc. – Betapa bahagianya Tembakau untuk enam mingguku Nrt-22 : Pintunya kembali terbuka. Kira berdua dijemput. Aku dijemput untuk dibawa ke bilik tempat para terpidana menunggu jam, ia dijemput untuk dibawa ke Bicêtre. Ia dengan gembira menempatkan dirinya di tengah- tengah para petugas yang harus membawanya dan berkata kepada para prajurit itu : Friauche-4 : – Ah Jangan salah Kami bertukar mantel, tuan itu dan aku. Tapi jangan menganggapku sebagai dia. Kurang ajar benar Itu tidak baik buatku, karena sekarang aku punya sesuatu yang bisa kutukar dengan tembakau 34. Dialog 22 : Prêtre : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kearifan, Aku : mematuhi prinsip kesantunan, maksim kearifan. 33 Konteks : Seorang pendeta prêtre masuk ke ruangan tepat sebelah ruangan direktur pengadilan untuk memberikan pendampingan kepada tokoh Aku menjelang beberapa jam pelaksanaan eksekusi mati. Nrt-22 : Nous nous sommes assis, lui sur la chaise, moi sur le lit. Il m’a dit Prêtre : – Mon fils… Nrt-23 : Ce mot m’a ouvert le cœur. Il a continué : – Mon fils, croyez-vous en Dieu ? Aku : – Oui, mon père, lui ai-je répondu. Prêtre : – Croyez-vous en la sainte église catholique, apostolique et romaine ? Aku : – Volontiers, lui ai-je dit. 33LDJC89 Nrt-22 : Kami berdua duduk , ia di kursi, aku di pelbet ranjang. Ia berkata kepadaku : Prêtre : – Anakku……. Nrt-23 : Kata-kata ini membuka hatiku. Ia melanjutkan : – Anakku, kamu percaya Tuhan? Aku : – Ya, Bapa, jawabku kepadanya. Prêtre : – Kamu percaya pada gereja katholik, para Rasul dan orang-orang Roma yang suci ? Aku : – Dengan segenap hati, kataku kepadanya.

35. Dialog 23 : Prêtre :