Langkah-langkah untuk Aktivitas Pembelajaran Diklat Tatap Muka In-On-In Pendahulauan In -1

95 SD Kelas Awal KK A

6. Membaca Nyaring

Membaca nyaring merupakan kegiatan atau aktivitas membaca bersuara yang dilakukan dengan vokal yang keras dan jelas. Keterampilan yang dituntut dalam membaca nyaring adalah berbagai kemampuan, seperti: 1menggunakan ucapan yang tepat; 2 menggunakan frase yang tepat; 3 menggunakan intonasi suara yang wajar; 4 dalam posisi sikap yang baik; 5 menguasai tanda baca; 6 membaca dengan terang dan jelas; 7 membaca dengan penuh perasaan, ekspresif; 8 membaca dengan tidak terbata-bata; 9 memahami bacaan yang dibacanya; 10 kecepatan bergantung pada bahan bacaan; 11 membaca dengan tanpa terus-menerus melihat bahan bacaan; 12 membaca dengan kepercayaan pada diri sendiri. Membaca nyaring perlu memperhatikan: 1 Intonasi yaitu ketepatan pengucapan bunyi bahasa. Dengan intonasi yang tepat, kamu bisa mengucapkan sebuah kalimat yang sama dengan intonasi yang berbeda; 2 Lafal yaitu pengucapan bunyi bahasa secara tepat. Ketepatan lafal ini berkaitan dengan asal bahasa orang. Suatu kata dapat diucapkan secara berbeda-beda oleh beberapa orang atau kelompok orang, tergantung dari latar belakang mereka, tempat tinggal mereka, pendidikan mereka, dan lain-lain. Setiap suku kata dilafalkan berdasarkan satuan suara fon; 3 Jeda yaitu penghentian saat berbicara atau membaca. Dengan jeda yang tepat pendengar dapat memahami pokok-pokok isi kalimat yang diungkapkan; 4 Ekspresi yang menjadi cerminan sedang apa kondisi perasaan kita. Orang yang sedang bahagia akan terlihat dari wajahnya cerah, senyum selalu terkembang di bibirnya, terlihat raut gairah hidup dari mimiknya. Urat-urat wajah mengendur, bisa bikin awet muda katanya. Sebaliknya orang yang sedang sedih bisa dilihat dari wajahnya yang kusut, bermuram, seperti tidak ada aura kehidupan terpancar dari wajahnya. Orang yang sedang marah, terlihat dari raut muka atau urat-urat muka dan tubuh yang menegang, tangan mengepal, gigi gemeletuk, hidung kembang kempis.Orang yang banyak pikiran terlihat dari kelakuannya yang sering memegang kepalanya, serasa berat sepertinya, bahkan saking beratnya pikiran, kadang menjambak sendiri rambutnya. Orang yang sedang malu-malu terlihat dari wajah agak memerah, cengar cengir sendiri 96 Kegiatan Pembelajaran 5

7. Membaca tabeldiagramgrafikbagan

Tabel, diagram, grafik, dan bagan merupakan teks yang bisa hadir dalam di sebuah buku, surat kabar, atau majalah. Bentuk tersebut merupakan bentuk penyajian lain untuk memperjelas ilustrasi sebuah informasi atau berita dalam teks bacaan. Tabel merupakan daftar yang berisi sejumlah besar data informasi yang biasanya berupa kata-kata atau bilangan yang disusun secara bersistem urut ke bawah dalam lajur dan deret tertentu dengan garis pembatas sehingga dapat dengan mudah dicermati. Diagram adalah gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari objek tertentu secara garis. Grafik adalah gambaran pasang surut suatu keadaan yang dilukiskan dengan garis atau gambar. Untuk dapat menarasikan tabel dan diagram, ikuti beberapa langkah berikut : 1 Memahami isi grafik, tabel, diagram, dan bagan dengan saksama. Perhatikan judul, kolom, lajur, dan sumbernya; 2 Mencatat pokok-pokok isi grafik, tabel, diagram, dan bagan; 3 Menyimpulkan isi tabel, diagram, grafik, dan bagan; 4 Menyusun kalimat-kalimat yang berisi tentang pokok-pokok isi grafik, tabel, dan diagram, dan bagan; 5 Menghubungkan kalimat-kalimat menjadi paragraf yang baik dan padu.

8. Teks Fakta dan Opini

Fakta adalah sesuatu yang sesungguhnya nyata. Hal tersebut berkaitan dalam kehidupan bermasyarakat dan di dalamnya terdapat peristiwa-peristiwa yang berdasarkan kenyatan; peristiwa tersebut dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Peristiwa kejadian yang menarik perhatian tersebut, yang disampaikan melalui tulisan biasanya terdapat dalam media massa cetak, seperti koran surat kabar, majalah, tabloid, brosur, pamflet, buletin, dan lain-lain. Opini adalah pendapat seseorang tentang sesuatu masalah yang berisi ide, baik yang bersifat membenarkan atau menyalahkan. Opini yang bersifat membenarkan berisi fakta-fakta yang didapat seseorang berdasarkan kejadian, peristiwa, dan kronologis yang terjadi pada orang tersebut. Opini dapat dituangkan secara lisan maupun tulisan. Opini sering dijumpai dalam tulisan di surat kabar, baik dalam kolom “Opini” maupun kolom “Tajuk RencanaEditorial”. Tajuk rencana merupakan opini media massa terhadap suatu fenomena yang sedang berkembang di 97 SD Kelas Awal KK A masyarakat. Tajuk rencana atau editorial juga merupakan opini yang berisi pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat.

9. Teks Simpulan dan Ringkasan

Ringkasan disusun dengan alur dan sudut pandang yang sama seperti karangan aslinya dengan perbandingan bagian atau bab karangan asli secara proporsional tetap dipertahankan dalam bentuknya yang singkat itu. Rangkuman atau ikhtisar disusun dengan alur dan sudut pandang yang bebas, tidak perlu memberikan isi dari seluruh karangan secara proporsional. Tujuan membuat ringkasan adalah memahami dan mengetahui isi sebuah buku atau karangan. Ringkasan atau rangkuman dapat terdiri atas beberapa kalimat, tergantung dari panjang pendeknya paragrafkarangan asli. Simpulan adalah satu kalimat pernyataan yang merupakan intisari paragraf atau karangan. Dalam kalimat simpulan sudah tercakup seluruh isi paragrafkarangan.

10. Pembelajaran Bahasa Secara Tematik

Konsep tematik yang terintegrasi dan terpadu dalam pembelajaran di kelas awal juga terkait dengan konten Ilmu Pengetahuan Alam IPA dan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, sehingga dalam pemilihan bahan pembelajaran membaca harus memperhatikan kompetensi IPA dan IPS tersebut. Konten IPS yang terpadu dalam tema pembelajaran di kelas tersebut adalah sebagai berikut : 1 Keberadaan keluarga dan kerabat, kegiatan anggota keluarga, dokumen keluarga, 2 Perubahan iklim dan cuaca, rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta,3 Perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan transportasi.Konten IPA yang terpadu dalam tema pembelajaran adalah sebagai berikut : 1 Anggota tubuh dan pancaindra; 2 Wujud dan sifat benda; 3 Peristiwa siang dan malam; 4 Perawatan tubuh; 5 Alam sekitar, hewan, dan tumbuhan; 6 Alam semesta dan penampakannya; 7 Perubahan wujud benda; 8 Sumber energi, perubahan energi, dan energi alternatif; 9 Perubahan iklim dan cuaca; 10 Rupa bumi dan perubahannya, serta alam semesta; dan 12 Perawatan hewan dan tumbuhan, daur hidup hewan dan pengembangbiakan tanaman 98 Kegiatan Pembelajaran 5

11. Metode Pembelajaran Membaca.

Agar dapat mengajarkan membaca dan menulis permulaan ada beberapa motode yang dapat dijadikan acuan dalam proses pembelajaran. a. Metode Eja Sebelum memasuki SD, beberapa siswa sudah mengenal dan hafal abjad. Namun, dia belum bisa merangkai abjad-abjad tersebut menjadi ujaran bermakna. Secara alamiah, orang dewasa yang berada di sekitar anak tersebut akan mengajari anak tersebut dengan mengeja suku kata, yaitu menggunakan metode ejaatau metode yang biasa disebut metode abjadatau metode alphabet. b. Metode Bunyi Metode bunyi merupakan bagian dari metode eja,tetapi dalam pelaksanaannya metode bunyi melalui proses latihan dan tubian. c. Metode Suku Kata Metode Suku Kata biasa juga disebut dengan metode silabel. Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata. Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Langkah-langkah pembelajaran MMP dengan Metode Suku Kata adalah sebagai berikut : Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata; Tahap kedua, perangkaian suku-suku kata menjadi kata; Tahap ketiga, perangakaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana; Tahap keempat, pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan. d. Metode Kata Proses pembelajaran MMP seperti yang digambarkan dalam langkah-langkah di atas dapat pula dimodifikasi dengan mengubah objek pengenalan awalnya. Sebagai contoh, proses pembelajaran MMP diawali dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata ini, kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku kata dan huruf. Artinya, kata dimaksud diuraikan dikupas menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf-huruf. e. Metode Global Sebagian orang mengistilahkan metode ini sebagai ‟Metode Kalimat‟. Dikatakan demikian karena alur proses pembelajaran MMP yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk membantu pengenalan kalimat itu, biasanya, digunakan gambar.