Periode dan Perkembangan Pemerolehan Bahasa Pertama

37 SD Kelas Awal KK A B1, misalnya bahasa Jawa, begitu keluar rumah berjumpa dengan teman-temannya yang berbahasa lain bahasa Indonesia. Tipe kedua, yaitu tipe formal berlangsung di dalam kelas. Berbeda dengan tipe naturalistik, tipe ini seharusnya hasil yang diperoleh lebih baik dari tipe naturalistik. Dalam tipe formal ini segala proses dan prosedur belajar bahasa sudah dipersiapkan, dengan adanya guru, materi, alat-alat bantu belajar, dsb.

11. Tahapan Pemerolehan Bahasa Kedua

Tahapan pemerolehan bahasa kedua terdiri dari lima tahap yaitu: reproduksi, paroduksi awal, awal bicara, fasih, dan mahir. Tahap 1: Preproduksi Proses perkembangan pemerolehan bahasa kedua dapat dibagi menjadi lima tahap: preproduksi, produksi awal, bicara awal, fasih, dan mahir. Tahap awal adalah preproduksi, yang dikenal juga dengan periode diam, karena mereka hanya memiliki kosakata reseptif hingga 500 kata. Tetapi, tidak semua pembelajar melalui tahap periode diam. Bagi para pembelajar yang melewati periode diam, biasanya hal itu hanya berjalan selama tiga sampai enam bulan. Tahap 2: Produksi awal Tahap kedua dari pembelajaran bahasa kedua adalah produksi awal.Dalam tahap ini pembelajar dapat berbicara dalam frasa pendek antara satu atau dua kata. Pembelajar bahasa kedua dalam tahap ini telah memiliki baik kosakata aktif dan pasif sekitar 1000 kata. Tahap ini normalnya berlangsung selama enam bulan. Tahap 3: Awal bicara Tahap ketiga adalah awal bicara. Kosakata pembelajar bahasa kedua pada tahap ini meningkat hingga 3000 kata, dan mereka mampu berkomunikasi menggunakan kalimat tanya sederhana. Mereka juga masih mengalami kesalahan gramatika. Tahap 4: Fasih Tahap setelah awal bicara adalah fasih menengah. Dalam tahap ini pembelajar telah memiliki lebih dari 6000 kosa kata dan dapat menggunakan kalimat dengan struktur yang lebih kompleks. Pada tahap ini juga mereka mampu berbagi pikiran dan pendapat. Kegiatan Pembelajaran 2 Tahap 5: Mahir Tahap terakhir adalah mahir, yang biasanya tercapai antara lima sampai sepuluh tahun belajar bahasa kedua. Pada tahap ini, kemampuan pembelajar semakin dekat dengan penutur asli.

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Langkah-langkah untuk Aktivitas Pembelajaran Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan1:Pendahuluan a. Agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, peserta mengawali kegiatan dengan melakukan berdoa menurut keyakinannya. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas atau peserta yang ditunjuk oleh fasilitator dalam pelatihan ini. b. Fasilitator mengajak dan mengarahkan peserta untuk membaca dan memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan 2: Inti a. Peserta mempelajari materi Pemerolehan Bahasa Anak secara berkelompok dan mengkonfirmasi permasalahan kepada fasilitator dengan sopan dan santun. b. Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan dipelajari dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan kreatif dan percaya diri. c. Peserta secara mandiri mengerjakan LK 2.1 Tahapan Pemerolehan Bahasa dan LK 2.2 Teori Pemerolehan Bahasa. Masing-masing peserta mengerjakan secara kreatif dan tanggung jawab. d. Peserta saling bertukar hasil pekerjaannya untuk saling koreksi antarpeserta. Peserta diharapkan mampu mengoreksi pekerjaan temannya secara objektif. e. Hasil pekerjaan yang sudah dikoreksi oleh temannya dipajang di papan pajangan yang telah disediakan. f. Setiap peserta dapat saling membaca pekerjaan temannya. Hal ini mencerminkan pembelajar sepanjang hayat. g. Fasilitator memberi penguatan terhadap materi yang sedang dibahas.