Fasilitator mengajak dan mengarahkan peserta untuk membaca dan

Kegiatan Pembelajaran 3 8 Tanda Petik Tanda petik “ “ digunakan untuk: a Mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain; b Judul puisi, karangan, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat; c Mengapit istilah ilmiah atau kata yang mempunyai arti khusus; d Pembuka dan tanda petik penutup pada pasangan tanda petik itu ditulis sama tinggi di sebelah atas baris; e Pengganti idem atau sda. sama dengan di atas. 9 Tanda Petik Tunggal Tanda petik tunggal digunakan untuk: a Mengapit petikan yang terdapat di dalam petikan lain; b Mengapit makna kata atau ungkapan; c Mengapit makna, kata atau ungkapan bahasa daerah atau bahasa asing Lihat pemakaian tanda kurung, Bab III, Huruf M 10 Tanda Kurung Tanda kurung digunakan untuk: a Mengapit tambahan keterangan atau penjelasan; b Mengapit keterangan atau penjelasan yang bukan bagian utama kalimat; c Mengapit huruf kata yang kehadirannya di dalam teks dapat dihilangkan; d Mengapit angka atau huruf yang memerinci urutan keterangan. 11 Tanda Garis Miring Tanda garis miring dipakai untuk: a Nomor surat, nomor pada alamat, dan penandaan waktu; b Pengganti kata atau, tiap, dan ataupun.

2. Tata Kalimat

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan maupun tulisan yang yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Kalimat biasanya terdiri atas dua kata atau lebih yang mengandung makna. Unsur-unsur pembentuk kalimat: Subjek S, Predikat P, Objek O, Keterangan K, dan Pelengkap Pel. Contoh: Kami mengendarai sepeda ke sekolah S P O K 49 SD Kelas Awal KK A

a. Jenis-jenis kalimat.

1 Kalimat aktif Kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan tindakan dan predikatnya menunjukkan perbuatan. Kalimat aktif terdiri atas dua, yaitu: a Kalimat aktif transitif, yaitu kalimat aktif yang membutuhkan predikat. Contoh: Santi membakar sampah. S P O b Kalimat aktif intransitif, yaitu kalimat aktif yang tidak membutuhkan objek. Contoh: Adik menangis. S P 2 Kalimat pasif Kalimat pasif adalah kalimat yang subjeknya dikenai suatu perbuatan. Kata kerja kalimat pasif menggunakan imbuhan di, ter, atau ke-an. Contoh: Air itu diminum Ayah. S P O Ali tertabrak sepeda. S P O Pelari itu kehausan. S P 3 Kalimat tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya terdiri atas atas satu subjek, satu predikat, dan satu objek atau keterangan. Contoh: Udin mandi. S P Beni makan roti. S P O 4 Kalimat majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih. Contoh: Udin membersihkan kaca, Siti menyapu lantai. Kegiatan Pembelajaran 3 Ruangan kelas sudah bersih tetapi halaman sekolah masih kotor. Kalimat majemuk terdiri atas: a Kalimat majemuk setara Kalimat majemuk setara adalah kalimat luas yang antarpola kalimatnya memiliki kedudukan yang sama. Kalimat ini merupakan penggabungan kalimat tunggal dengan menggunakan kata penghubung dan, lagi, atau, tetapi, melainkan, sedangkan, bahkan, malahan. Contoh: Ibu pergi ke kantor pos dan Wati menjaga adik. S P K S P O Susi menonton televisi sedangkan Adi membaca buku. S P O S P O b Kalimat majemuk bertingkat Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat tunggal yang salah satu unsurnya diperluas sehingga membentuk pola baru. Ciri-ciri kalimat ini adalah memiliki induk kalimat dan anak kalimat. Contoh: Udin tertidur ketika belajar Matematika. c Kalimat majemuk campuran Kalimat majemuk campuran adalah penggabungan dari kalimat majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Contoh: Nani sudah berangkat pagi-pagi ke sekolah tetapi ban sepedanya kempes sehingga ia terlambat masuk kelas.

3. Wacana

Wacana diartikan sebagai ucapan lisan dan dapat juga berupa tulisan, tetapi persyaratannya harus dalam satu rangkaian dan dibentuk oleh lebih dari sebuah kalimat. Wacana adalah satuan bahasa terlengkap dan tertinggi atau terbesar di atas kalimat atau klausa dengan koherensi dan kohesi tinggi yang berkesinambungan, yang mampu mempunyai awal dan akhir yang nyata Tarigan dalam Djajasudarma, 1994:5.