Model Membaca Berdasarkan Gambar Media Pembelajaan Membaca
109
SD Kelas Awal KK A
Latihan menulis awal dapat dilakukan dengan cara berikut: 1 Latihan memegang pinsil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar ; 2 Latihan gerakan tangan;
3 Latihan mengeblat menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan yang telah ada ; 4 Latihan menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang
membentuk tulisan ; 5 Latihan menatap bentuk tulisan; 6 Latihan menyalin baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis; 7 Latihan
menulis halusindah; 8 Latihan dikteimla; 9 Latihan melengkapi tulisan melengkapi huruf, suku kata, atau kata yang secara sengaja dihilangkan; 10
Menuliskan nama-nama benda yang terdapat dalam gambar; 11 Mengarang sederhana dengan bantuan gambar.
2. Pembelajaran Menulis Lanjut 1. Konsep Pembelajaran Menulis
Dalam pembelajaran, siswa hendaknya diarahkan pada pengembangan potensi diri. Ragam kebahasaan yang perlu disajikan di sekolah hendaknya
bernuansa kekinian. Sumber bahasa yang digunakan oleh guru juga harus mengacu kepada minat dan harapan siswa. Dengan demikian pembelajaran
bahasa Indonesia menjadi lebih menarik. 2. Karakteristik Pembelajaran Menulis
Dalam pelaksanaan pembelajaran menulis, setiap guru hendaknya memahami karakteristik keterampilan menulis karena ini sangat
menentukan ketepatan penyusunan perencanaan, pelaksanaan, maupun penilaian. Pembelajaran menulis yang baik lebih mengedepankan latihan-
latihan langsung daripada penjelasan-penjelasan konseptual. Melalui latihan-latihan secara bertahap, akan dikuasai keterampilan dasar menulis
yang lebih kompleks. Adapun tema-tema atau ide-ide tulisan pilihlah tema peristiwa, kejadian, fenomena yang paling dekat dengan siswa.
3. Metode Pembelajaran Menulis a.
Metode Langsung Metode langsung dirancang secara khusus untuk mengembangkan
pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik dan dapat dipelajari selangkah demi selangkah. Dalam metode
110
Kegiatan Pembelajaran 6
langsung, terdapat lima fase yang sangat penting. Guru mengawali dengan penjelasan tentang tujuan dan latar belakang pembelajaran serta
mempersiapkan siswa untuk menerima penjelasan guru. Hal itu disebut fase persiapan dan motivasi. Fase berikutnya adalah fase demonstrasi,
pembimbingan, pengecekan, dan pelatihan lanjutan. b. Metode Komunikatif
Desain yang bermuatan metode komunikatif harus mencakup semua keterampilan berbahasa. Setiap tujuan diorganisasikan ke dalam
pembelajaran. Setiap pembelajaran dispesifikkan ke dalam tujuan kongkret yang merupakan produk akhir. Sebuah produk di sini dimaksudkan sebagai
sebuah informasi yang dapat dipahami, ditulis, diusahakan, atau disajikan ke dalam nonlinguistik. Kegiatan ini dapat dilaksanakan perseorangan
maupun kelompok. c.
Metode Integratif Integratif berarti menyatukan beberapa aspek ke dalam satu proses.
Integratif terbagi menjadi interbidang studi dan antarbidang studi. Interbidang studi artinya beberapa aspek dalam satu bidang studi
diintegrasikan. Misalnya, menyimak diintegrasikan dengan berbicara dan menulis. Menulis diintegrasikan dengan membaca dan berbicara. Materi
kebahasaan diintegrasikan dengan keterampilan bahasa. Sedangkan antarbidang studi merupakan pengintegrasian bahan dari beberapa bidang
studi. Misalnya; antarabahasa Indonesia dengan ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, matematika atau dengan bidang studi lainnya.
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia, integratif interbidang studi lebih banyak digunakan. Saat mengajarkan kalimat, guru tidak secara langsung
menyodorkan materi kalimat ke siswa tetapi diawali dengan membaca atau yang lainnya. Perpindahannya diatur secara tipis. Bahkan, guru yang
pandai mengintegrasikan penyampaian materi dapat menyebabkan siswa tidak merasakan perpindahan materi. Pengintegrasiannya diaplikasikan
sesuai dengan kompetensi dasar yang perlu dimiliki siswa. Materi tidak dipisah-pisahkan. Materi ajar justru merupakan kesatuan yang perlu
dikemas secara menarik. Metode integratif dapat dilaksanakan dalam
111
SD Kelas Awal KK A
pembelajaran membaca dengan memberi catatan bacaan. Siswa dapat membuat catatan yang diangap penting atau kalimat kunci sebuah bacaan.
Dalam melakukan kegiatan membaca sekaligus siswa menulis. d. Metode Konstruktivistik
Asumsi sentral metode konstruktivistik adalah belajar itu menemukan. Artinya, meskipun guru menyampaikan sesuatu kepada siswa, mereka
melakukan proses mental atau kerja otak atas informasi itu agar informasi tersebut masuk ke dalam pemahaman mereka. Metode konstruktivistik
didasarkan pada teori belajar kognitif yang menekankan pada pembelajaran kooperatif, pembelajaran generatif strategi bertanya, inkuiri,
atau menemukan dan keterampilan metakognitif lainnya belajar bagaimana seharusnya belajar.
e. Metode Kontekstual
Pembelajaran kontekstual adalah konsepsi pembelajaran yang membantu guru menghubungkan mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
pembelajaran yang memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga
dan masyarakat. Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa menguatkan, memperluas,
dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan akademik mereka dalam berbagai macam tatanan dalam
sekolah dan di luar sekolah agar siswa dapat memecahkan masalah dunia nyata atau masalah yang disimulasikan. Dalam belajar siswa dihadapkan
pada dunia nyata yang selalu menyatu dengan waktu, situasi, dan suasana alam dan masyarakatnya. Untuk itu, metode yang dianggap tepat untuk
mengembangkan pembelajaran adalah metode kontekstual. 4. Faktor Menulis
Faktor-faktor yang memengaruhi keterampilan menulis dan pembelajarannya. Secara umum faktor-faktor yag memengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas
dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a.
Faktor internal. Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
diri individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor
internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.Faktor fisiologis