58
Kegiatan Pembelajaran 4
3. Tahapan Perkembangan Berpikir
Kemampuan berpikir dikenal sebagai perkembangan kognitif. Guru sebagai pendidik perlu memahami tahapan perkembangan kognitif peserta didik, sehingga
dapat melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Kognitif berhubungan dengan kognisi, sedangkan kognisi merupakan kegiatan atau proses
memperoleh pengetahuan atau usaha mengenali sesuatu melalui pengalaman sendiri. Kemampuan kognitif yaitu penampilan yang dapat diamati dari aktivitas
mental otak untuk memperoleh pengetahuan melalui pengalaman sendiri. Teori perkembangan kognitif dikemukakan oleh Piaget, seorang psikolog
berkembangsaan Swiss. Menurut Piaget Santrock, 2010:46 dalam memahami dunia mereka secara aktif, anak akan menggunakan skema struktur kognitif.
Skema adalah konsep atau kerangka yang ada dalam pikiran anak yang digunakan untuk mengorganisasikan dan menginterpretasikan informasi. Dalam
perkembangan fungsi-fungsi kognitif berlangsung mengikuti prinsip mencari keseimbangan equilibrium dengan menggunakan dua cara yaitu asimilasi dan
akomodasi. a. Asimiliasi digunakan apabila individu memandang bahwa hal-hal yang baru
dapat disesuaikan dengan kerangka berpikir yang dimilikinya struktur kognitif, atau memasukan pengetahuan yang baru ke dalam pengetahuan yang
sudah ada. Contoh, seorang anak yang belum pernah mengoperasikan komputer, mengetahui cara menghidupkan komputer dengan menekan tombol
berdasarkan hasil pengalaman dan pengamatannya. Perilaku ini sesuai dengan kerangka berpikirnya asimilasi.
b. Akomodasi digunakan apabila individu memandang bahwa objek-objek atau masalah yang baru tidak dapat diselesaikan dengan kerangka berpikir yang
telah ada, maka ia akan mengubah kerangka berpikirnya. Akomodasi terjadi ketika anak harus menyesuaikan diri dengan informasi baru. Contoh, ketika
lebih lanjut menekan tombol-tombol lainnya ia melakukan kesalahan, ia menyadari membutuhkan bantuan untuk mempelajari cara mengoperasikan
komputer dari orang lain, mungkin dari teman atau guru. Penyesuaian yang dilakukan anak dalam pendekatan ini menunjukkan kesadaran akan perlunya
mengubah kerangka berpikirnya akomodasi.
59
SD Kelas Awal KK A
Melalui observasi yang cermat bertahun-tahun Piaget membagi tahapan perkembangan kognitif menjadi seperti berikut ini.
Tabel 6.
Tahapan Piaget mengenai Perkembangan Intelektual
Tahapan Karakteristik
Sensorimotor sejak kelahiran
s.d usia 2 thn Membedakan diri sendiri dengan setiap objek .
Mengenal diri sebagai pelaku kegiatan dan mulai bertindak dengan tujuan tertentu, misalnya menarik seutas tali untuk
menggerakkan sebuah mobil atau menggoncangkan mainan supaya bersuara.
Menguasai keadaan tetap dari objek object permanence. Menyadari bahwa benda tetap ada meskipun tidak lagi
terjangkau oleh indra. Preoperasional
2 – 7 tahun Terdiri atas sub tahap fungsi simbolis 2-4thn dan sub tahap
pemikiran intuitif 4-7 thn. Belajar menggunakan bahasa dan menggambarkan objek
dengan imajinasi dan kata-kata. Berpikir masih bersifat egosentris mempunyai kesulitan
menerima pandangan orang lain. Mengklasifikasikan objek menurut tanda, misalnya:
mengelompokkan semua balok merah tanpa memperhatikan bentuknya atau semua balok persegi tanpa memperhatikan
warnanya. Operasional
konkret 7 – 11 atau12
tahun Mampu berpikir logis mengenai objek dan kejadian meskipun
masih terikat objek-objek yang bersifat konkret Menguasai konservasi jumlah usia 7 tahun, jumlah tak
terbatas usia 7 tahun, dan berat usia 9 tahun. Mengklasifikasikan objek menurut beberapa tanda dan
menyusunnya dalam suatu seri berdasarkan satu dimensi, seperti ukuran.
Operasional formal
11,0 atau 12,0 –14,0 atau 15,0
Tahun Mampu berpikir logis mengenai soal abstrak serta menguji
hipotesis secara sistematis. Menaruh perhatian terhadap masalah hipotesis, masa depan,
dan masalah ideologis Sumber: Santrock, 2010:47-56
4. Karakteristik Perkembangan Kognitif Peserta Didik Usia Sekolah:
Sesuai dengan teori kognitif dari Piaget Santrock, 2010:48 bahwa peserta didik sekolah dasar pada umumnya berada pada tahap perkembangan kognitif
operasional konkret 7 – 11 tahun. Pada tahap ini anak berpikir secara operasional dan penalaran logis menggantikan penalaran intuitif, meskipun masih bersifat
konkret, artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-objek dan peristiwa nyata. Pada masa ini juga anak sudah mampu menggolongkan mengklasifikasi dan
mengkonservasi namun belum mampu memecahkan masalah yang bersifat abstrak.
60
Kegiatan Pembelajaran 4
Peserta didik sudah mampu berpikir logis meskipun masih terikat dengan objek- objek yang bersifat konkrit. Contoh kemampuan penalaran logis pada pemikir
operasional konkret yaitu dapat menyimpulkan dari suatu kondisimasalah yang disajikan. Misalnya, jika guru ingin mengajarkan kepada peserta didik mengambil
kesimpulan bahwa jika benda A dari B , dan BC maka AC, maka guru harus memberikan benda nyata berupa balok kayu dengan ukuran balok A paling besar,
balok B besarnya menengah dan C paling kecil. Klasifikasi yaitu kecakapan anak melihat secara logis persamaan –persamaan suatu
kelompok objek dan memilihnya berdasarkan ciri-ciri yang sama. Contoh kemampuan dalam klasifikasi, peserta didik kelas awal dapat mengurutkan benda
berdasarkan ukuran panjang dengan memberikan benda nyata berupa tongkat kayu. Konservasi adalah istilah Piaget untuk kemampuan anak mengenali bahwa sifat
benda tertentu padat, isi, jumlah tidak berubah walaupun terdapat perubahan rupa benda itu. Operasi adalah hubungan logis di antara konsep-konsep. Operasi
konkret merupakan aktivitas mental yang dapat diputar balikan berkaitan dengan objek-objek nyata atau konkret, sehingga anak mampu mengkoordinasikan
beberapa karakteristik. Jadi tidak hanya fokus pada suatu kualitas dari objek. Misalnya untuk menguji kemampuan konservasi, guru dapat memberikan tes
volume. Sediakan dua gelas ukur yang sama gelas A dan B dan diisi dengan volume yang sama. Lalu salah satunya yaitu gelas B isinya dipindahkan ke gelas ukur C yang
bentuknya berbeda lebih tinggi dan kurus. Maka anak yang berada pada tahap preoperasional akan menjawab air yang ada di gelas ukur C lebih banyak.
Sedangkan anak yang berada di operasional konkret memahami volume air pada kedua gelas ukur itu sama.
Pada masa akhir usia sekolah, peserta didik kelas tinggi 10 – 12 tahun, menunjukkan kemampuan yang semakin baik dalam menggunakan logikanya. Hal
tersebut dapat dilihat dari kemampuannya dalam membuat perhitungan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya peserta didik sudah mampu
menghitung jarak dari rumah ke sekolah, atau menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk sampai ke sekolah bila berjalan kaki atau naik kendaraan umum.
Selain itu mereka sudah dapat diberikan pengertian untuk mengelola uang, misalnya