Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Anak

35 SD Kelas Awal KK A sekolah harus diselenggarakan sesuai dengan prinsip-prinsip pembelajaran bahasa, yaitu: a. Humanis. Prinsip hakikat manusia apabila mengajarkan bahasa harus memperhatikan manusia yaitu: Manusia yang memiliki bekal yang sama. Misalnya hidung, mata , telinga dan sebagainya, tetapi ada yang cacat. Namun semua anak dengan kondisi apapun mendapat kesempatan berbahasa dan belajar bahasa. b. Progresif Apabila mengajarkan bahasa harus maju berkelanjutan. Artinya belajar bahasa harus mengalami peningkatan sesuai dengan sistem bahasa tersebut, misalnya setelah anak mengenal bunyi, anak berusaha mengucapkan bunyi atau kata sesuai dengan pelafalan yang benar. Setelah mengucapkan kata sesuai dengan pelafalan baku selanjutnya merangkai kata tersebut menjadi sebuah kalimat. Selain kemajuan dalam bidang mendengar dan berbicara, belajar bahasa juga harus mengalami kemajuan, misalnya kemampuan menulis dan pembelajaran bahasa haruslah bersifat progresif, juga perlu adanya pengetahuan dan kreatifitas. c. Konstruktivisme Membangun bahasa, misalnya pertama-tama tahu satu kata, dua kata dan sebagainya. Belajar bahasa merupakan belajar kreatif, belajar bahasa sama dengan menyusun pengalaman. Mengkonstruksikan pengalaman menjadi sebuah cerita atau tulisan dengan media bahasa.

9. Pendekatan Pembelajaran Bahasa:

a. Pendekatan Whole Language Ciri dari pendekatan Whole Language adalah utuh dan terpadu simak, wicara, baca, dan tulis. Berdasarkan teks artinya belajar bahasa berdasarkan sebuah wacana. Belajar sesungguhnya yakni benar-benar belajar bahasa sebagai alat komunikasi. b. Pendekatan Komunikatif Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang bertujuan untuk membuat kompetensi komunikatif sebagai tujuan pembelajaran. Pendekatan komunikatif juga merupakan pendekatan yang mengembangkan prosedur pembelajaran empat keterampilan berbahasa menyimak, berbicara, membaca, Kegiatan Pembelajaran 2 dan menulis. Pendekatan Komunikatif mempunyai ciri sebagai alat berkomunkasi berinteraksi, fungsional bermakna. c. Pendekatan Inquiry Pendekatan ini merupakan pendekatan yang menekankan anak untuk mencari dan menemukan sesuatu untuk memperoleh bahasa. Pencarian tersebut dapat dilakukan dengan mencari dan menemukan makna, fungsi gramatikal bahasa, dll. d. Pendekatan Konstruktivisme Pendekatan ini meyakini bahwa belajar adalah proses aktif menghubungkan pengalaman dengan pengetahuan, membentuk atau menyusun dalam rangkaian kegiatan yang terus-menerus. e. Pendekatan Keterampilan Proses Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pengolahan KBM yang berfokus pada pelibatan secara aktif dan kreatif dalam proses pemerolehan hasil belajar. Keterampilan proses antara lain: mengembangkan, mengamati, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, menemukan hubungan, membuat prediksi, melaksanakan penelitian, mengumpulkan, dan menganalisis data serta mengkomunikasikan hasil. f. Pendekatan Tematis Integratif Pendekatan pembelajaran bahasa yang berdasarkan tema dan dilaksanakan secara terpadu untuk memperoleh kemampuan berbahasa. Aspek-aspek pembelajaran Bahasa Indonesia di SD meliputi: a mendengarkan menyimak; b berbicara; c membaca; dan d menulis. Keempat aspek tersebut mengarah kepada siswa agar memiliki kemampuan berbahasa Indonesia baik lisan maupun tulisan.

10. Proses Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran terdapat dua tipe pembelajaran bahasa, yaitu tipe naturalistik dan tipe formal di dalam kelas. Pertama, tipe naturalistik yaitu bersifat alamiah, tanpa guru, serta tanpa kesengajaan. Pembelajar dalam tipe ini terjadi dalam lingkungan suatu masyarakat atau keluarga yang dalam lingkungan keluarganya menggunakan bahasa pertama 37 SD Kelas Awal KK A B1, misalnya bahasa Jawa, begitu keluar rumah berjumpa dengan teman-temannya yang berbahasa lain bahasa Indonesia. Tipe kedua, yaitu tipe formal berlangsung di dalam kelas. Berbeda dengan tipe naturalistik, tipe ini seharusnya hasil yang diperoleh lebih baik dari tipe naturalistik. Dalam tipe formal ini segala proses dan prosedur belajar bahasa sudah dipersiapkan, dengan adanya guru, materi, alat-alat bantu belajar, dsb.

11. Tahapan Pemerolehan Bahasa Kedua

Tahapan pemerolehan bahasa kedua terdiri dari lima tahap yaitu: reproduksi, paroduksi awal, awal bicara, fasih, dan mahir. Tahap 1: Preproduksi Proses perkembangan pemerolehan bahasa kedua dapat dibagi menjadi lima tahap: preproduksi, produksi awal, bicara awal, fasih, dan mahir. Tahap awal adalah preproduksi, yang dikenal juga dengan periode diam, karena mereka hanya memiliki kosakata reseptif hingga 500 kata. Tetapi, tidak semua pembelajar melalui tahap periode diam. Bagi para pembelajar yang melewati periode diam, biasanya hal itu hanya berjalan selama tiga sampai enam bulan. Tahap 2: Produksi awal Tahap kedua dari pembelajaran bahasa kedua adalah produksi awal.Dalam tahap ini pembelajar dapat berbicara dalam frasa pendek antara satu atau dua kata. Pembelajar bahasa kedua dalam tahap ini telah memiliki baik kosakata aktif dan pasif sekitar 1000 kata. Tahap ini normalnya berlangsung selama enam bulan. Tahap 3: Awal bicara Tahap ketiga adalah awal bicara. Kosakata pembelajar bahasa kedua pada tahap ini meningkat hingga 3000 kata, dan mereka mampu berkomunikasi menggunakan kalimat tanya sederhana. Mereka juga masih mengalami kesalahan gramatika. Tahap 4: Fasih Tahap setelah awal bicara adalah fasih menengah. Dalam tahap ini pembelajar telah memiliki lebih dari 6000 kosa kata dan dapat menggunakan kalimat dengan struktur yang lebih kompleks. Pada tahap ini juga mereka mampu berbagi pikiran dan pendapat.