Identifikasi Kemampuan Awal Peserta Didik

105 SD Kelas Awal KK A 2 Diagnosis Analitik Pada tahap ini biasanya digunakan tes diagnosis. Tujuannya untuk mengetahui di mana letak kelemahan tersebut. 3 Diagnosis Psikologi Pada tahap ini teknik, pendekatan, dan instrumen yang digunakan antara lain sebagai berikut a Observasi, b Analisis karya tulis, c Analisi proses dan respon lisan, d Analisis berbagai catatan objektif, e Analisi berbagai catatan objektif, f Wawancara, g pendekatan laboratories dan klinis, h Studi kasus. 1 2 Gambar 12.Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan belajar Sumber : Makmun,2009:11 2. Identifikasi masalah Menandai dan melokalisasi di mana letak kesulitan Input 2: Informasidata tesanalisis diagnosis 3. Identifikasi faktor penyebab kesulitan Menandai jenis dan karakteristik kesulitan dengan faktor penyebabnya Input 3: Informasidata diagnostik psikologis 4. Prognosis Mengambil kesimplulan dan keputusan serta meramalkan kemungkinan penyembuhan 5. Rekomendasireferal Membuat saran alternatif pemecahan masalah Input 1: Informasidata prestasi dan proses belajar Kegiatan Pembelajaran 7 106 Menurut Makmun 2009:311 pola pendekatan operasional mengenai prosedur dan diagnostik teknik kesulitan belajar dapat digambarkan seperti bagan di atas. Layanan diagnostik kesulitan belajar hanya sampai pada rekomendasi mengenai kemungkinan alternatif tindakan penyembuhan. Sedangkan teknik penyembuhan, khususnya berkaitan dengan upaya pembelajaran remedial remedial teaching. c. Prosedur dan Teknik Diagnostik Kesulitan Belajar Dalam prosedur dan teknik diagnostik kesulitan belajar, kegiatan mengidentifikasi kesulitan belajar terdiri dari dua langkah operasional. Kedua langkah tersebut adalah: 1 menandai dan menemukan siswa yang mengalami kesulitan belajar identifikasi kasus, 2 menemukan dimana letak kesulitannya serta mengidentifikasi bagaimana karakteristik kesulitan belajarnya identifikasi masalah. Berikut adalah rincian langkah-langkah diagnostik kesulitan belajar. 1 Identifikasi Kasus Identifikasi kasus bertujuan untuk menandai dan menemukan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. a Untuk mengetahui peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar dilakukan dengan membandingkan nilai peserta didik dengan kriteria yang telah ditetapkan sebagai batas lulus KKM, rata-rata kelas. Peserta didik yang prestasi belajarnya di bawah KKM diduga memiliki kesulitan belajar. Mereka yang berada di bawah KKM diranking, untuk menentukan prioritas pemberian bantuan. Semakin jauh perbedaan antara nilai peserta didik dengan KKM maka kesulitan belajarnya semakin besar. Apabila mayoritas dari peserta didik nilainya berada di bawah KKM, maka termasuk kasus kelompok. Bila hanya sebagian kecil saja peserta didik yang nilainya di bawah KKM, maka termasuk kasus individual. b Untuk mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami kesulitan belajar selain dari nilai prestasi belajar dapat pula dilakukan dengan memperhatikan atau menganalisis catatan observasi atau laporan proses kegiatan belajar.