Prinsip Keterampilan Berbicara Uraian Materi

82 Kegiatan Pembelajaran 4

l. Khotbah

Secara etimologis khotbah berarti pidato, nasihat, pesan taushiyah. Khotbah adalah pidato normatif dan memerlukan persiapan yang baik, penguasaan bahan dan metodologi yang mampu memikat perhatian.

m. Wawancara

Wawancara adalah tanya jawab antara dua pihak yaitu pewawancara dan narasumber untuk memperoleh data, keterangan atau pendapat tentang suatu hal.Pewawancara adalah orang yang mengajukan pertanyaan.

n. Bercerita

Bercerita adalah menuturkan sesuatu yang mengisahkan tentang perbuatan atau sesuatu kejadian dan disampaikan secara lisan dengan tujuan membagikan pengalaman dan pengetahuan kepada orang lain, atau upaya untuk mengembangakan potensi kemampuan berbahasa anak melalui pendengaran dan kemudian menuturkannya kembali dengan tujuan melatih keterampilan anak dalam bercakap-cakap untuk menyampaikan ide dalam bentuk lisan. Keterampilan bercerita yang baik memerlukan pengetahuan, pengalaman serta kemampuan berpikir yang memadai, ketepatan tatabahasa sehingga hubungan antar kata dan kalimat menjadi jelas. Ketepatan kata dan kalimat sangat perlu dikuasai dalam bercerita. Bercerita merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat produktif yang berarti menghasilkan ide, gagasan, dan buah pikiran. Tujuan Bercerita antara lain sebagai berikut: a Mendorong atau mentimulasi; b Meyakinkan; c Menggerakkan; d Menginformasi kan; dan e Menghibur. Manfaat bercerita, adalah sebagai berikut: a Membantu pembentukan pribadi dan moral anak; b Menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi; c Memacu kemampuan verbal anak; d Merangsang minat menulis anak; dan e Membuka cakrawala pengetahuan anak. Faktor-faktor penunjang keefektifan bercerita dapat dilihat dari dua bagian yaitu: kebahasaan dan nonkebahasaan. Faktor kebahasaan meliputi : a ketepatan ucapan, b penekanan tekanan nada, sendi dan durasi, c pilihan kata, d ketepatan penggunaan kalimat, dan e ketepatan sasaran 83 SD Kelas Awal KK A pembicaraan. Faktor nonkebahasaan meliputi: a sikap yang wajar, tenang, dan tidak kaku, b pandangan harus diarahkan pada lawan bicara, c kesediaan menghargai pendapat orang lain, d gerk-gerik dan mimik yang tepat, e kenyaringan suara, f relevansipenalaran, dan g penguasaan topik. Sedangkan, faktor yang menghambat dalam keefektifan keterampilan bercerita yaitu: 1 Faktor fisik, 2 Faktor media, terdiri dari faktor linguistik dan faktor nonlinguistik‘ 3 Faktor psikologis. Aspek-aspek bercerita yang dapat dinilai meliputi: a Ketepatan isi cerita b Ketepatan penunjukkan detil cerita, c Ketepatan logika cerita, d Ketepatan makna seluruh cerita, e ketepatan kata, dan f Ketepatan kalimat. o. Monolog Monolog sudah dikenal sejak dulu untuk pementasan drama atau film baik komedi ataupun horor. Istilah monolog ini lebih banyak digunakan dalam pementasan seni atau theater. Jadi pengertian monolog adalah gaya komunikasi satu orang dan proses komunikasi adalah tahapan-tahapan suatu peristiwa dalam penyampaian pernyataan pada orang lain.

p. Dialog

Dialog merupakan suatu percakapan sehari-hari yang digunakan untuk tujuan tertentu. Dalam dunia sastra khususnya drama, pengrtian dialog diungkapkan sebagai sebuah mimetik atau tiruan dari kehidupan sehari-hari. Di dalam dialog interaktif, ada pokok-pokok yang harus dijalani oleh pembicaranya, yakni prinsip mengenai 5W 1 H atau what apa, who siapa, why mengapa whenkapan, where dimana, dan how bagaimana. 84 Kegiatan Pembelajaran 4

D. Aktivitas Pembelajaran

1. Langkah-langkah untuk Aktivitas Pembelajaran Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan 1: Pendahuluan a. Agar aktivitas pembelajaran dapat berjalan dengan lancar, peserta mengawali kegiatan dengan melakukan berdoa menurut keyakinannya. Berdoa dapat dipimpin oleh ketua kelas atau peserta yang ditunjuk oleh fasilitator dalam pelatihan ini. b. Fasilitator mengajak dan mengarahkan peserta untuk membaca dan memahami kompetensi, tujuan, indikator pembelajaran, dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Kegiatan 2: Inti a. Pesrta bersama fasilitator melakukan Curah pendapat tentang materi Keterampilan Berbicara Bahasa Indonesia dengan menghargai pendapat teman dalam kelas. b. Peserta secara berkelompok mendiskusikan materi yang akan dipelajari dengan membuat peta konsep dari materi tersebut dengan kreatif dan percaya diri. c. Peserta diklat berdiskusi dalam kelompok mengerjakan LK 4.1 Berpikir Reflektif Keterampilan Berbicara, LK 4.2 Hubungan antar Keterampilan Berbahasa, dan LK 4.3 Bermain Peran. Sesama peserta saat berdiskusi menghargai semangat kerjasama dalam menyelesaikan persoalan bersama, komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, dan solidaritas. Para peserta mampu menghormati keragaman pendapat dalam berdiskusi dan tidak memaksakan kehendak. d. Hasil diskusi setiap kelompok dipajang. Perwaklian kelompok menunggu pajangan hasil diskusi dan sebagian wakil kelompok mengunjungi pajangan hasil diskusi kelompok lain. Saat perwakilan kelompok mengunjungi hasil diskusi kelompok lain, perwakilan kelompok yang berkunjung dapat menanyakan hal-hal yang belum dipahami dari hasil diskusi kelompok lain.