Langkah-langkah untuk Aktivitas Pembelajaran Diklat Tatap Muka Penuh

Kegiatan Pembelajaran 2 dan kasih sayang. Inilah yang disebut motivasi intrinsik yang berasal dari dalam diri anak sendiri. Untuk itu mereka juga memerlukan komunikasi dengan sekitarnya sebagai faktor eksternal.

3. Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa Anak

Perlu diketahui seorang anak tidak dengan tiba-tiba memiliki tata bahasa lengkap dengan semua kaidahnya dalam otak kecil mereka. Akan tetapi, tata bahasa itu diperolehnya dalam beberapa tahap dan dalam setiap tahapnya lebih mendekati tata bahasa dari bahasa orang dewasa. Tahap inilah yang oleh ahli bahasa disebut dengan pemerolehan bahasa. Ahli bahasa ada yang membagi tahap pemerolehan bahasa ke dalam tahap pralinguistik dan linguistik. Namun, pendapat ini disanggah oleh banyak orang yang berkata bahwa tahap pralinguistik itu tidak dapat dianggap bahasa yang permulaan karena bunyi-bunyi seperti tangisan dan rengekan dikendalikan oleh rangsangan stimulus semata-mata, yaitu respons otomatis anak pada rangsangan lapar, sakit, keinginan untuk digendong, dan perasaan senang. Tahap linguistik terdiri atas beberapa tahap, yaitu 1 tahap pengocehan babbling; 2 tahap satu kata holofrastis; 3 tahap dua kata; 4 tahap menyerupai telegram telegraphicspeech. a. Pemerolehan bunyi Vokalisasi Bunyi Sebelum belajar berbicara bayi secara alamiah bayi melakukan vokalisasi bunyi. Pada umur sekitar 6 minggu, bayi mulai mengeluarkan bunyi-bunyi dalam bentuk teriakan, rengekan, dengkur. Bunyi yang dikeluarkan oleh bayi mirip dengan bunyi konsonan atau vokal. Akan tetapi, bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan bentuk-nya karena memang terdengar dengan jelas. Sebagian ahli menyebutkan bahwa bunyi yang dihasilkan oleh bayi ini adalah bunyi-bunyi prabahasadekurvokalisasi bahasatahap cooing . Setelah tahap vokalisasi, bayi mulai mengoceh babling. Celotehan merupakan ujaran yang memiliki suku kata tunggal seperti mu, ma, bu, ba dan da. Ocehan ini terjadi pada usia antara 5 dan 6 bulan, tetapi ocehan dapat terjadi pada umur 8 sampai dengan 10 bulan. Pada tahap celoteh ini, anak sudah menghasilkan celoteh vokal dan konsonan yang berbeda seperti frikatif dan nasal. Pada tahap celoteh anak-anak juga mulai mencampur konsonan dengan 27 SD Kelas Awal KK A vokal. Konsonan yang keluar pertama adalah konsonan bilabial hambat dan bilabial nasal. Vokalnya adalah a dengan demikian, strukturnya adalah K-V. Cara anak-anak mencoba segmen fonetik ini adalah dengan menggunakan teori hypothesis-testing. Pada tahap-tahap permulaan pemerolehan bahasa, biasanya anak-anak memproduksi perkataan orang dewasa yang disederhanakan sebagai berikut: 1 Tahap satu kata atau Holofrastis. Tahap ini berlangsung ketika anak berusia antara 12 dan 18 bulan. Ujaran-ujaran yang mengandung kata-kata tunggal diucapkan anak untuk mengacu pada benda-benda yang dijumpai sehari-hari. Pada usia ini pula, sang anak sudah mengerti bahwa bunyi ujar saling berkaitan dengan makna dan mulai mengucapkan kata- kata yang pertama. Itulah sebabnya tahap ini disebut tahap satu kata, satu frase, atau kalimat, yang berarti bahwa satu kata yang diucapkan anak itu bisa merupakan satu konsep yang lengkap. 2 Tahap dua kata, Satu frase. Tahap ini berlangsung ketika anak berusia 18-20 bulan. Ujaran-ujaran yang terdiri atas dua kata mulai muncul seperti mama mam dan papa ikut, dan mulai berpikir secara “subjek + predikat”. 3 Ujaran Telegrafis. Pada usia 2 dan 3 tahun, anak mulai menghasilkan ujaran kata ganda multiple-wordutterences atau disebut juga ujaran telegrafis. Anak juga sudah mampu membentuk kalimat dan mengurutkan bentuk-bentuk itu dengan benar. Pada usia dini dan seterusnya, seorang anak belajar bahasa pertamanya secara bertahap dengan caranya sendiri. b. Pemerolehan dalam bidang fonologi Pada umur sekitar 6 minggu, anak mulai mengeluarkan bunyi-bunyi yang mirip dengan bunyi konsonan atau vokal. Bunyi-bunyi ini belum dapat dipastikan bentuknya karena memang terdengar dengan jelas. Proses bunyi-bunyi seperti ini dinamakan cooing, yang telah diterjemahkan menjadi dekutan. Anak mendekutkan bermacam-macam bunyi yang belum jelas identitasnya. Pada sekitar umur 6 bulan, anak mulai mencampur konsonan dengan vokal sehingga membentuk apa yang dalam bahasa Inggris dinamakan babbling, yang telah diterjemahkan menjadi celotehan. Celotehan dimulai dengan konsonan