1. Proses Kontrol
Proses ini memasukkan limbah cair yang berasal dari tiap-tiap pabrik ke dalam bak berukuran 70 cm x 70 cm x 70 cm. Tujuannya dalah sebagai tempat
penampungan sementara sebelum masuk ke proses selanj utnya dan sebagai tempat penambahan kapur agar pH limbah meningkat.
2. Proses Equalisasi
Proses ini adalah mengumpulkan limbah cair dari seluruh pabrik ke dalam suatu bak terbuka 420 cm x 150 cm x 120 cm. Proses ini dilakukan dengan
tujuan : 1 agar tidak terjadi kisaran turun naiknya beban cemaran organik yang akan masuk ke proses selanjutnya, sehingga kondisinya stabil, 2 agar
pH dapat diatur terlebih dahulu dengan penambahan kapur, 3 merupakan bak pemisah untuk benda-benda melayang yang lolos saringan, dan 4 agar
dihasilkan aliran yang rata, sehingga debit air yang masuk ke dalam bak anaerob
konstan.
3. Proses Anaerob
Air buangan pengolahan singkong merupakan buangan zat organik dan mudah dipecah oleh mikroorganisme alam, sehingga menimbulkan bau busuk.
Oleh sebab itu perlu dilakukan proses anaerob, yang bertujuan untuk : 1 untuk mempertahankan suhu agar stabil, 2 bahan organik pada proses
anaerob akhir dipecah menjadi gas methan energi gas yang dapat
dimanfaatkan untuk memasak atau penerangan, 3 zat organik dapat bersentuhan dengan lumpur di dasar bak sehingga proses pemecahan lebih
sempurna. Hal ini disebabkan karena pada proses anaerob, limbah cair ditampung dalam satu bak kedap air yang terbuka selama 20 hari.
4. Peresapan
Setelah proses anaerob limbah cair dialirkan melalui pipa terbuka ke tempatperesapan. Bak peresapan diisi dengan ijuk dan terbuka, sehingga
berfungsi sebagai tempat pemecahan sisa zat organik dengan proses aerob. Dengan car ini air dapat meresap ke dalam tanah dan telah melalui proses
penyaringan sehingga tidak mencemari lingkungan.
5. Penanganan Endapan dan Gas Methan
Endapan yang terkandung dalam setiap bak setelah penuh dapat diambil dan ditiriskan dalam filter bed, kemudian filtratnya dimasukkan kembali ke
dalam proses equalisasi dan endapannya dapat dibuat pupuk. Kemudian gas methan yang dikeluarkan dalam proses anaerob dimasukkan dalam drum-
drum dan dapat dipergunakan sebagai bahan bakar.
7.1.2 Instalasi Pengelolaan Air Limbah IPAL Pengendapan Mekanis
IPAL pengendapan mekanis merupakan IPAL yang paling sederhana dan murah. IPAL ini hanya mengurangai kadar BOD dan COD yang terkandung
dalam limbah cair sehingga limbah tersebut menjadi jernih dan tidak berbau sehingga aman dibuang ke badan air. Nilai investasi dari IPAl ini tergantung
volume limbah yang dikeluarkan. Kondisi optimal satu buah IPAL ini jika dilakukan di Kelurahan Ciluar berkapasitas untuk 10 pengrajin atau pabrik,
dengan nilai investasi Rp 10.000.000,00
15
. Sedangkan estimasi biaya operasional yang dikeluarkan pada IPAL ini sebesar Rp Rp 2.400.000,00 per tahun yang
terdiri dari :
15
Hasil estimasi berdasarkan proyek IPAL aci di Kelurahan Ciluar.
Tabel 15. Biaya Operasional IPAL Pengendapan Mekanis per Tahun Komponen Biaya
Jumlah Rp 000
Tenaga kerja 1.300
Pengurasan bak penampungan 500
Listrik 600
Total 24.000
Sistem kerja dari IPAL ini hanya menampung limbah cair pada 3 jenis bak penampungan kemudian setelah itu dialirkandibuang ke badan air gambar
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14. Proses kerja IPAL ini sebagai berikut :
1. Anaerobik
Proses ini adalah mengumpulkan limbah cair dari seluruh pabrik ke dalam suatu bak semen terbuka 420 cm x 150 cm x 120 cm. Proses ini dilakukan
dengan tujuan : 1 merupakan bak pemisah untuk benda-benda melayang yang lolos saringan, dan 2 agar dihasilkan aliran yang rata, sehingga debit
air yang masuk ke dalam bak anaerob konstan. Waktu yang dibutuhkan dalam proses ini adalah sekitar satu hari.
2. Fakultatif