menginterpretasikan model tersebut, erlebih dahulu menggunakan contoh satu orang. Misalnya sesorang diketahui memiliki nilai variabel UM=40, LU=15,
PDDK=6, TK=10, SKG=25, LTU=2000, DM=1, PLB=1, dapat diestimasi nilai probabilitas menyatakan bersedia membayar adalah gx = -5,6. Untuk mengubah
angka tersebut menjadi nilai probabilitas, gunakan tabel distribusi normal standar z, didapatkan nilai z 0,0010. Nilai tersebut dikurangkan dari nilai 1 sehingga
diperoleh 1 - 0,0010 = 0,999. Dengan demikian probabilitas orang tersebut memilih bersedia membayar untuk skenario ketiga lebih dari 99,9 .
Pada model tersebut variabel yang berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin adalah :
1. Umur
Nilai P variabel umur sebesar 0,126 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario ketiga dengan
tingkat kepercayaan 80 . Nilai koefisiennya sebesar 0,271 bertanda positif yang berarti semakin bertambah umur pengrajin maka ia akan semakin
bersedia membayar. Hal ini disebabkan karena dengan pertambahan umur membuat seseorang menjadi lebih dewasa dan bijaksana dalam melihat suatu
hal terutama lingkungan, sehingga lebih peduli terhadap lingkungan, terutama terhadap pencemaran.
2. Pendidikan
Nilai P variabel umur sebesar 0,071 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario ketiga. Nilai
koefisiennya sebesar 0,874 bertanda positif yang berarti semakin tinggi pendidikan pengrajin maka ia akan semakin bersedia membayar. Hal itu
disebabkan karena dengan pendidikan yang makin tinggi maka kesadaran akan lingkungan semakin meningkat akibat pengetahuan yang didapatkan dari
pendidikan, dengan demikian mereka akan peduli terhadap lingkungan terutama pencemaran lingkungan.
3. Biaya Tenaga Kerja
Nilai P variabel umur sebesar 0,136 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario ketiga. Nilai
koefisiennya sebesar -0,000 bertanda negatif yang berarti semakin besar biaya tenaga kerja yang digunakan maka ia akan semakin tidak bersedia
membayar. Hal tersebut diakibatkan karena dengan semakin besar biaya tenaga kerja yang digunakan maka biaya produksi akan semakin meningkat
sehingga keuntungan yang diterima makin kecil asumsi decreasing return to scale
. Apabila biaya produksi harus ditambah lagi dengan pembayaran untuk pengelolaan limbah, maka keuntungan yang didapatkan terus mengecil,
sehingga hal itu tidak diinginkan oleh pengrajin.
4. Bahan Baku Singkong
Nilai P variabel bahan baku singkong sebesar 0,161 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada
skenario ketiga dengan tingkat kepercayaan 80 . Nilai koefisiennya sebesar 0,236 bertanda positif yang berarti semakin besar penggunaan singkong
maka pengrajin akan semakin bersedia membayar. Hal itu disebabkan karena dengan bahan baku singkong yang digunakan semakin besar maka hal itu
menunjukkan bahwa kapital pengrajin semakin besar, dengan demikian ia memiliki alokasi untuk membayar pengelolaan limbah.
5. Pendapatan