Industri Pengolahan Industri Kecil Tepung Tapioka Kasar Aci

menjadi 3 golongan : industri primer, adalah perusahaan-perusahaan yang mengolah kekayaan alam dan mengeksploitasi faktor-faktor produksi yang disediakan oleh alam, contoh : kegiatan pertambangan, mengeksploitasi hasil hutan, dan industri sekunder meliputi perusahaan-perusahaan dalam bidang menciptakan barang-barang industri sepatu, baju, mobil, buku, dan sebagainya, mendirikan bangunan dan perumahan, menyediakan air listrik dan gas. Sedangkan industri tertier adalah industri yang menghasilkan jasa-jasa, seperti perusahaan-perusahan yang menyediakan pengangkutan, menjalankan perdagangan, memberikan pinjaman badan-badan keuangan dan menyewakan bangunan rumah dan pertokoan. Sedangkan pada tahun 1999 Deperindag menyatakan bahwa penggolongan industri kecil adalah sebagai berikut : 1. Industri kecil pangan yang meliputi kerupuk emping, makanan ringan, dan lain- lain. 2. Industri kecil kimia, agro non pangan dan hasil hutan, yang meliputi industri minyak atsiri, industri vulkanisir ban, industri kayu, dan lain- lain. 3. Industri logam, mesin dan elektronika industri pengelolaan logam, industri komponen dan suku cadang. 4. Industri kecil sandang, kulit dan aneka, meliputi konveksipakaian jadi, tenun, tenun ikat, bordir serta industri barang dan kulit. 5. Industri kerajinan dan umum, meliputi industri anyam-anyaman, industri kerajinan ukiran, dan lain- lain.

2.2 Industri Pengolahan

Menurut Krisnamurthi 2000, industri pengolahan termasuk dalam agroindustri yang merupakan bagian dari agribisnis. Agroindustri tersebut masuk dalam subsistem agribisnis yang ketiga Down-Stream Agribusiness setelah subsistem agribisnis hulu Up-Stream Agribusiness dan subsistem agribisnis usahatani On-Farm Agribusiness. Proses pengolahan berkaitan dengan penerapan suatu teknologi dalam upaya meningkatkan produksi dan nilai tambah suatu komoditas. Apabila terjadi peningkatan nilai tambah, maka harga komoditas juga mengalami peningkatan. Menurut Limbong dan Sitorus 1987, pengolahan bertujuan untuk meningkatkan kualitas barang bersangkutan baik dalam rangka memperkuat daya tahan barang tersebut maupun dalam rangka meningkatkan nilainya, disamping juga untuk memenuhi keinginan konsumen. Kegiatan pengolahan memberikan kegunaan bentuk. Dengan adanya pengolahan maka jumlah dan jenis konsumennya pun akan bertambah banyak. Berarti pengolahan tersebut menyebabkan peningkatan nilai suatu komoditas dalam ragam ataupun konsumen yang mengkonsumsinya.

2.3 Industri Kecil Tepung Tapioka Kasar Aci

Industri ini merupakan industri pengolahan, dan industri yang berorientasi bahan baku, sehingga industri ini harus terletak tidak jauh dari daerah sentra produksi tanaman ubi kayu singkong sebagai bahan bakunya. Apabila tanaman ubi kayu tidak tersedia maka industri ini tidak berproduksi. Sifat ketergantungan ini cenderung menyebabkan industri berproduksi di bawah kapasitas produksinya. Bahan baku ubi kayu yang digunakan pada industri ini dapat diperoleh dari perkebunan sendiri atau dibeli dari pasar bebas. Industri aci memerlukan waktu kira-kira dua sampai tiga hari untuk menghasilkan tepung tapioka kasaraci. Proses pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka kasaraci dapat dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pengolahan pendahuluan meliputi pengupasan, pencucian, dan penggilingan. Ekstraksi pati meliputi penyaringan, pengendapan, dan pemurnian, serta tahap penyelesaian meliputi pemarutan, pengeringan, dan pengepakan. Malalui tahapan kegiatan tersebut akan dihasilkan tepung tapioka kasaraci Tampubolon,2001. Pengolahan ubi kayu menjadi tepung tapioka kasaraci dapat dilakukan dengan menggunakan teknologi yang sederhana. Alat-alat yang digunakan umumnya dibuat dari kayu dan bambu denga n konstruksi yang tidak rumit.

2.4 Eksternalitas