pengelolaan limbah, maka keuntungan yang didapatkan terus mengecil, sehingga hal itu tidak diinginkan oleh pengrajin.
4. Bahan Baku Singkong
Nilai P variabel bahan baku singkong sebesar 0,161 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada
skenario keempat dengan tingkat kepercayaan 80 . Nilai koefisiennya sebesar 0,236 bertanda positif yang berarti semakin besar penggunaan
singkong maka pengrajin akan semakin bersedia membayar. Hal itu disebabkan karena dengan bahan baku singkong yang digunakan semakin
besar maka hal itu menunjukkan bahwa kapital pengrajin semakin besar, dengan demikian ia memiliki alokasi untuk membayar pengelolaan limbah.
5. Pendapatan
Nilai P variabel pendapatan usaha sebesar 0,079 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario keempat
dengan tingkat kepercayaan 90 . Nilai koefisiennya sebesar 0,000 bertanda positif yang berarti semakin banyak pendapatan pengrajin maka semakin
besar peluang pengrajin membayar semakin besar. Hal tersebut diakibatkan karena dengan makin besarnya pendapatan maka pengrajin memiliki cukup
uang untuk membayar pengelolaan limbah.
6. Pengetahuan Manfaat Pengelolaan Limbah
Nilai P variabel pengetahuan manfaat pengelolaan limbah sebesar 0,072 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar
pengrajin pada skenario keempat dengan tingkat kepercayaan 90 . Nilai koefisiennya sebesar 24,450 bertanda positif yang berarti semakin banyak
pengrajin tahu manfaat pengelolaan limbah maka ia akan semakin bersedia membayar. Hal tersebut disebabkan karena dengan adanya pengetahuan
pengelolan limbah maka pengrajin mengetahui manfat yangakan didapatkan dari pengelolaan limbah. Dengan demikian pengrajin bersedia untuk
mengeluarkan uang demi mendapatkan manfaatnya.
Tabel 30. Hasil Probit Pilihan Kesediaan Membayar Pengrajin Terhadap
Skenario Keempat Parameter
Koefisien P
Keterangan
Constant -10,591 0,159
- Umur UM
0,217 0,126 Berpengaruh Nyata Pendidikan PDDK
0,874 0,071 Berpengaruh Nyata Biaya tenaga kerja TK
-0,000 0,136 Berpengaruh Nyata Bahan baku singkongubi kayu
SKG 0,236 0,161 Berpengaruh Nyata
Pendapatan PDPT 0,000 0,079 Berpengaruh Nyata
Luas tempat usaha LTU 0,001 0,483 TidakBerpengaruh
Tingkat masala h akibat dampak negatif limbah DM
Sedikit masalah 1 10,051 0,994 Tidak Berpengaruh
Pengetahuan manfaat pengelolaan limbah PLB
Tahu 1 24,450 0,072 Berpengaruh Nyata
Log-Likelihood = -10,256
Test that all slopes are zero : G = 24,492, DF= 8, P-Value = 0.002
Goodness-of-Fit Tests Method
P Keterangan
Pearson 0,942
Model Baik Deviance
0,767 Model Baik
Hosmer-Lemeshow 0,663
Model Baik
pada tingkat kepercayaan 90 pada tingkat kepercayaan 85
pada tingkat kepercayaan 80
Berdasarkan analisis probit juga dapat diketahui nilaikondisi potensial dan aktual, yaitu kondisi yang secara potensial dan aktual menunjukkan jumlah
pengrajin yang bersedia membayar maupun pengrajin yang tidak bersedia membayar. Kondisi potensial dan aktual dapat dilihat pada tabel frekuensi
observasi dan harapan Tabel 31 dan tabel koreksi nilai observasi dan harapan
Tabel 32. Kondisi potensial ditunjukkan dengan nilai harapanexpectation, sedangkan kondisi aktual ditunjukkan dengan nilai observasiobservation
berdasarkan jawaban yang diterima dari pengrajin.
Tabel 31. Tabel Frekuensi Observasi dan Harapan Pilihan Kesediaan Membayar Pengrajin Terhadap Skenario Ketiga
Group Total
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Value 1 Obs
0,0 1,0 2,0 2,0 0,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 23,0
Exp 0,0 0,8 1,1 1,9 1,7 3,4 3,0 4,0 3,0 4,0
22 9
Value 0 Obs
3,0 3,0 1,0 2,0 3,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 12,0
Exp 3,0 3,2 1,8 2,1 1,3 0,6 0,1 0,0 0,0 0,0
12,1
Total
3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 35,0
Berdasarkan Tabel 31 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara kondisi aktual dengan kondisi potensial. Tabel. 31 menunjukkan bahwa terdapat
35 orang pengrajin yang dikelompokkan dalam 10 grup. Pada grup pertama kondisi aktual dan kondisi potensial dimana pengrajin menjawab tidak bersedia
membayar sebanyak 3 orang dan tidak ada pengrajin yang menjawab bersedia membayar. Pada grup ini tidak ada perbedaan antara kondisi aktual dengan
kondisi potensial. Sedangkan pada grup kedua terdapat perbedaan antara kondisi aktual dengan kondisi potensial, baik pada pengrajin yang menjawab bersedia
membayar maupun yang tidak bersedia membayar. Seorang pengrajin bersedia membayar pada kondisi aktual, namun pada kondisi potensialnya menunjukkan
bahwa 0,8 dari 3 pengrajin secara potensial akan menjawab bersedia membayar. Sedangkan pengrajin yang menjawab tidak bersedia membayar, pada kondisi
aktual berjumlah 3 orang, namun pada kondisi potensialnya menunjukkan bahwa
3,2 dari 3 orang pengrajin secara potensial akan menjawab tidak bersedia membayar.
Selisih 0,2 1 - 0,8 = 0,2 pada grup kedua disebabkan oleh dampak negatif dari limbah yang dirasakan sebenarnya dapat membuat 0,2 orang bersedia
membayar, tetapi bagi pengrajin tersebut dianggap masalah sehingga pengrajin tersebut tidak bersedia membayar. Pemahaman yang sama dilakukan pada grup-
grup seterusnya sampai dengan grup 10. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa sebenarnya secara potensial terdapat 22,9 orang pengrajin yang bersedia
membayar dan 12,1 tidak bersedia membayar. Jumlah ini berbeda dengan kondisi aktual dimana terdapat 23 orang pengrajin yang menjawab bersedia membayar
dan 12 orang pengrajin yang menjawab tidak bersedia membayar.
Tabel 32. Tabel Koreksi Nilai Observasi dan Harapan Pilihan Kesediaan
Membayar Pengrajin Terhadap Skenario Ketiga
Observasi Prediksi Harapan
Koreksi
Tidak Bersedia Bersedia
Tidak bersedia 12
0,0 100,00
Bersedia 0,1
22,9 99,57
Nilai Keseluruhan Terkoreksi 99,72
Pada Tabel 32 Menunjukkan bahwa dari 20 orang pengrajin yang menjawab bersedia membayar ternyata bertambah menjadi 20,1 orang yang
benar-benar bersedia membayar. Sisanya 0,1 orang masih berpeluang untuk berubah dari tidak bersedia membayar menjadi bersedia membayar. Adanya bias
tersebut menyebabkan nilai koreksi kebenaran dari pengrajin yang menjawab tidak bersedia membayar adalah 99,57 . Sebaliknya tidak ada pengrajin yang
menjawab bersedia membayar menjadi tidak bersedia membayar. Besarnya nilai bias yang terjadi adalah 0,1, sehingga menyebabkan nilai kebenaran observasi
nilai koreksi keseluruhan 99,72 , dan menunjukkan bahwa model yang dihasilkan sudah baik.
7.3. Analisis Contingent Valuation Method CVM
7.3.1 Skenario Pertama
Sampel yang digunakan untuk tujuan penelitian analisis Willingness to Pay WTP dari skenario pertama adala h pengrajin yang bersedia membayar
retribusiiuran pengelolaan limbah untuk pembangunan IPAL biogas skenario pertama, yaitu berjumlah 21 orang. Untuk menganalisis WTP dalam penelitian
ini digunakan Contingent Valuation Method CVM. Hasil pelaksanaan enam langkah CVM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Membangun Pasar Hipotetis Setting up The Hypothetical Market
Berdasarkan pernyataan tentang kondisi pengelolaan limbah yang ada saat ini serta perbandingannya jika dilakukannya usaha pengelolaan limbah dengan
membangun IPAL biogas, dimana untuk manajemen operasionalnya diserahkan kepada para pengrajin yang mempergunakannya, sehingga
pengrajin hanya dikenakan retribusiiuran untuk pembangunan IPAL. Dengan demikian pengrajin memperoleh gambaran tentang situasi hipotetik mengenai
pengelolaan limbah pada skenario pertama.
2. Mendapatkan Nilai WTP Obtaining Bids
Berdasarkan pernyataan dan interval nilai yang ditawarkan dalam kuisioner, maka diperoleh pilihan pengrajin terhadap tawaran berupa sejumlah
uang yang bersedia dibayarkan WTP untuk pembangunan IPAL biogas. Seluruh pengrajin bersedia apabila sejumlah uang tersebut dibayarkan dengan