Menjumlahkan Data Agregating Data atau Menentukan WTP Total Membangun Pasar Hipotetis Setting up The Hypothetical Market Mendapatkan Nilai WTP Obtaining Bids

Gambar 31. Surplus Konsumen Skenario Pertama Berdasarkan WTP Rata-Rata

5. Menjumlahkan Data Agregating Data atau Menentukan WTP Total

Total WTP atau TWTP pengrajin ditentukan dengan menggunakan rumus 2. Berikut perhitungan TWTP disajikan pada Tabel 35. Berdasarkan hasil olahan data pada Tabel 35 menunjukkan bahwa total WTP pengrajin sebesar Rp 9.850.000,00, di bawah total dana yang dibutuhkan dari 21 pengrajin untuk membangun IPAL biogas untuk kapasitas 21 pengrajin, yaitu sebesar Rp 26.000.000,00. Tabel 35. Total WTP TWTP Pengrajin Skenario Pertama No. Kelas WTP Rp Frekuensi orang Jumlah Rp 1 400.000 – 700.000 16 5.600.000 2 700.000 – 1.000.000 5 4.250.000 3 1.000.000 – 1.300.000 - - 4 1.300.000 – 1.600.000 - - 5 1.600.000 - - TOTAL WTP TWTP 21 9.850.000 100000 200000 300000 400000 500000 600000 700000 800000 900000 5 10 15 20 25 Jml. Pengrajin WTP WTP Rata-rata WTP

6. Evaluasi Pelaksanaan CVM

Berdasarkan hasil analisis diperoleh nilai R 2 sebesar 73,73 Tabel 47. Nilai tersebut lebih besar dari 50 sehingga hasil pelaksanaan CVM skenario pertama dalam penelitian ini dapat diyakini kebanarannya atau keandalannya reliable .

7.3.2 Skenario Kedua

Sampel yang digunakan untuk tujuan penelitian analisis kesediaan membayar WTP dari skenario kedua adalah pengrajin yang bersedia membayar retribusiiuran pengelolaan limbah untuk pembangunan IPAL biogas dan kegiatan operasional IPAL skenario kedua, yaitu berjumlah 20 orang. Untuk menganalisis WTP dalam penelitian ini digunakan Contingent Valuation Method CVM. Hasil pelaksanaan enam langkah CVM dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membangun Pasar Hipotetis Setting up The Hypothetical Market

Berdasarkan pernyataan tentang kondisi pengelolaan limbah yang ada saat ini serta perbandingannya jika dilakukannya usaha pengelolaan limbah dengan cara pembangunan IPAL biogas, dimana untuk manajemen operasionalnya diserahkan kepada pemerintah, sehingga pengrajin dikenakan retribusiiuran untuk pembangunan IPAL dan retribusiiuran bulanan untuk kegiatan operasional. Dengan demikian pengrajin memperoleh gambaran tentang situasi hipotetik mengenai pengelolaan limbah skenario kedua.

2. Mendapatkan Nilai WTP Obtaining Bids

Berdasarkan pernyataan dan interval nilai yang ditawarkan dalam kuisioner, maka diperoleh pilihan pengrajin terhadap tawaran berupa sejumlah uang yang bersedia dibayarkan WTP untuk pembangunan IPAL biogas dan sejumlah uang yang bersedia dibayarkan per bulan untuk kegiatan kegiatan operasional. Seluruh pengrajin bersedia apabila sejumlah uang tersebut dibayarkan dengan cara mengangsurmencicil. Berikut data statistik yang menunjukkan rata-rata dan standar deviasi nilai tengah WTP pengrajin untuk pembangunan IPAL dan frekuensi mengangsurmencicil yang bersedia dilakukan pengrajin, disajikan pada Tabel 36. Tabel 36. Hasil Perhitungan Statistik WTP Pengrajin untuk Pembangunan IPAL Skenario Kedua Nilai Tengah WTP Banyaknya Cicilan Mean Rp Std. Deviasi 5 Kali orang 5 kali orang 610.000 123.117,40 11 9 Berdasarkan perhitungan statistik Tabel 36 diperoleh rata-rata nilai tengah WTP pengrajin untuk pembangunan IPAL adalah sebesar Rp 610.000,00 . Nilai tersebut berada di bawah nilai yang seharusnya dibayarkan pengrajin untuk pembangunan IPAL biogas. Seharusnya retribusiiuran pengrajin untuk pembangunan IPAL tersebut sebesar Rp 1.300.000,00 total dana yang diperlukan untuk pembangunan IPAL sebesar Rp 26.000.000,00, diasumsikan Rp 13.000.000,00 berasal dari pengrajin yang dibebankan kepada 10 orang pengrajin yang mempergunakannya. Mayoritas pengrajin memilih 5 kali mengangsur sejumlah uang tersebut, dimana tiap bulan mencicil satu kali Rp 122.000,00. Dengan demikian waktu yang dibutuhkan untuk membayar iuran pembangunan IPAL skenario kedua rata-rata per pengrajin selama lima bulan. Nilai WTP rata-rata pengrajin yang masih dibawah nilai yang seharusnya disebabkan karena pengrajin tidak memiliki uang akibat pendapatannya yang masih rendah yaitu rata-rata Rp 1.100.000,00 per bulan, sehingga tidak mampu membayar sebesar jumlah yang diharapkan yaitu Rp 1.300.000,00 per orang. Namun dengan nilai tersebut menunjukkan bahwa antusias pengrajin untuk membayar cukup besar rata-rata WTP hampir mencapai lima puluh persen dari nilai seharusnya, tetapi karena adanya hambatan yaitu pendapatan yang masih rendah sehingga alokasi dana untuk pengelolaan limbah masih rendah. Sementara besarnya WTP pengrajin untuk kegiatan operasional disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 37. Hasil Perhitungan Statistik WTP Pengrajin untuk Kegiatan Operasional IPAL Skenario Kedua Nilai Tengah WTP Banyaknya Cicilan Mean Rpbulan Mean Rptahun Std. Deviasi Rpbulan Std. Deviasi Rptahun 8.250 99.000 1.831,738 21.980,856 Berdasarkan Tabel 37 diperoleh rata-rata nilai tengah WTP pengrajin untuk kegiatan operasional sebesar Rp 8.250,00 per bulan, yang setara dengan Rp 99.000,00 per tahun. Nilai tersebut berada di bawah retribusiiuran yang seharusnya dibayarkan setiap pengrajin, yaitu sebesar Rp 50.000,00 per bulan atau setara dengan Rp 600.000,00 per tahun. Perbedaaan tersebut juga disebabkan karena pengrajin tidak mampu membayar sebesar nilai yang seharusnya. Penyebabnya adalah pendapatan mereka yang masih rendah sehingga alokasi dana yang mereka miliki untuk membayar tidak tinggi. Nilai rataan WTP untuk kegiatan operasional per bulannya tidak mencapai lima puluh persen dari nilai yang seharusnya dibayarkan pengrajin per bulannya untuk kegiatan operasional. Hal itu disebabkan karena bagi pengrajin nilai iuran sebesar Rp 50.000,00 per bulannya dirasakan cukup mahal dan tidak mungkin dibayarkan, sehingga rata–rata pengrajin per bulannya hanya mampu membayar Rp 8.250,00.

3. Menghitung Dugaan Rata-Rata Nilai WTP