Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Industri kecil tepung tapioka di Kelurahan Ciluar dalam produksinya menghasilkan tepung tapioka kasaraci yang merupakan produk utama dan hasil produk sampingan, yaitu onggok ampas ubi kayu yang sudah dikeringkan dan keras dan limbah terutama limbah cair. Aci, dan onggok tersebut dijual ke industri tepung tapioka halus yang berada di bagian luar Kelurahan Ciluar atau masyarakat yang memanfatkan onggok sebagai pakan ternak dan dapat menghasilkan penerimaan bagi pengrajin serta manfaat untuk industri tepung tapioka halus, yaitu terpenuhinya permintaan tepung tapioka onggok untuk pakan ternak, dan bongkahan tepung sebagai bahan dasar saos. Sedangkan limbah yang dihasilkan baik yang diolah maupun tidak diolah dibuang ke badan air, tanah, dan mayoritas pengrajin tidak mengolahnya terlebih dahulu limbah itu. Limbah yang dibuang adalah berupa limbah cair, yaitu air buangan dari proses produksi aci air buangan pencucian dan pengendapan. Apabila hal itu tidak diperhatikan dengan serius maka akan mencemari air di sekitarnya kadar BOD dan COD air dan keasaman tinggi, sehingga air menjadi keruh dan bau busuk. Dengan demikian akan mematikan organisme yang hidup di air dan merusak estetika. Untuk menjaga kelestarian lingkungan. Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan berinisiatif untuk melakukan pengelolaan terhadap limbah cair tersebut. Namun, pengelolaan limbah tersebut bukan saja tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tanggung jawab masyarakat sekitar, terutama industri aci. Penelitian ini memiliki beberapa tujuan, salah satunya adalah menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi pengrajin selama ini telah melakukan pengelolaan limbah atau belum. Dengan mengetahui faktor- faktor tersebut dapat diketahui dievaluasi langkah- langkah yang seharusnya diambil oleh pemerintah sebagai pengambil kebijakan dalam memperbaiki kualitas lingkungan dan kebijakan apa ayang dapat dimbil untuk mendorong pengrajin yang belum melakukan pengelolaan limbah. Analisis ini digunakan dilakukan dengan menggunakan pendekatan CVM yang didukung oleh metode regresi probit. Sementara itu Pemerintah Kota Bogor telah bermaksud untuk membantu menendirikan IPAL, yang dapat mengelola limbah dari beberapa pabrik. Untuk pendanaannya pendirian IPAL pemerintah tidak dapat menanggung seluruhnya, dan untuk biaya operasional pemerintah menyerahkannya terhadap industri yang terlibat. Oleh sebab itu diharapkan industri dapat berpartisipasi dalam kegiatan tersebut dengan memberikan retribusi atau kompensasi untuk pengelolaan limbah, maka perlu adanya penelitian tentang faktor- faktor yang mempengaruhi kesediaanketidaksediaan pengrajin dalam berpartisipasi dalam retribusi pengelolaan limbah dengan menggunakan pendekatan CVM yang didukung oleh metode regresi probit. Selain itu perlu adanya penelitian mengenai penilaian ekonomi mengenai besarnya nilai WTP pengrajin dengan menggunakan CVM dan dengan regresi linear berganda dapat diketahui faktor- faktor yang mempengaruhi kesediaan untuk membayar WTP dari pengrajin. Hasil analisis tersebut menghasilkan rekomendasi kebijakan dalam penentuan besarnya retribusiiuran untuk pengelolaan limbah sehingga Pemerintah Kota Bogor dapat menentukan teknik pengelolaan limbah cair yang tepat. Untuk mempermudah pelaksanaan penelitian, maka penulis membuat alur pemikiran operasional seperti disajikan pada Gambar 7. Gambar 7. Diagram Alur Kerangka Berpikir : tidak termasuk obyek penelitian Produksi Produk utama Produk sampingan Ekternalitas positif Eksternalitas negatif • ONGGOK LIMBAH CAIR Pengolahan limbah Tepung tapioka kasar aci Dijual ke konsumen INDUSTRI KECIL TAPIOKA KASAR Penilaian ekonomi mengenai besarnya nilai Willingness to Pay WTP pengrajin Mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi kesediaan untuk membayar Willingness to Pay dari pengrajin Mengkaji karakteristik peng- rajin dan persepsinya terhadap pengelolaan limbah cair yang selama ini dilakukan Contingent Valuation Method CVM Analisis Regresi Probit Analisis Regresi Linear Berganda Pengelolaan limbah sebaiknya diterapkan Besarnya Willingness to Pay WTP Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaanketidaksedia an membayar WTP dari pengrajin terhadap pengelolaan limbah

IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Ciluar, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Propinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja purposive, karena Kelurahan Ciluar me rupakan sentra bagi industri aci di Kota Bogor. Secara spesifik tempat penelitian di Kelurahan Ciluar berada di tiga kampung, yaitu Bubulak, Tarikolot, dan Rambai. Hal itu disebabkan karena letak industi aci di Kelurahan Ciluar berada di tiga kampung ini. Sedangkan waktu dilakukan penelitian ini adalah bulan September – November 2005

4.2 Batasan Industri Kecil Tepung Tapioka Kasar Aci

Kriteria industri kecil yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan kriteria yang dikeluarkan oleh BPS, yang mendasarkan pembagian industri menurut tenaga kerja. Suatu industri digolongkan dalam industri kecil, apabila masing- masing perusahaanprodusen yang tergabung dalam industri memilikimempekerjakan 5-19 tenaga kerja. Selain itu responden yang diambil dalam penelitian ini adalah pengrajin aci, yaitu pengrajin yang menghasilkan tepung tapioka kasaraci, dan memiliki tenaga kerja 5-19 orang.

4.3 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dilakukan secara sengaja purposive dengan mengambil seluruh popula si pengrajin yang ada di Kelurahan Ciluar sebagai responden. Hal ini dilakukan karena jumlah pengrajin aci yang ada berjumlah 35