Pendapatan Luas Tempat Usaha Tingkat Masalah Akibat Dampak Negatif Limbah Tidak memiliki uang untuk membayar.

2. Biaya Tenaga Kerja

Nilai P variabel biaya tenaga kerja sebesar 0,142 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario pertama dengan tingkat kepercayaan 90 . Nilai koefisiennya sebesar -0,894 bertanda negatif yang berarti semakin banyak biaya tenaga kerja yang digunakan maka ia akan semakin tidak bersedia membayar. Hal tersebut diakibatkan karena dengan makin banyaknya biaya tenaga kerja yang digunakan maka biaya produksi akan semakin meningkat sehingga keuntungan yang diterima makin kecil. Keuntungan yang menurun tersebut disebabkan karena dalam proses produksi yang dilakukan oleh pengrajin berada pada decreasing return to scale . Apabila biaya produksi harus ditambah lagi dengan pembayaran untuk pengelolaan limbah, maka keuntungan yang didapatkan terus mengecil, sehingga hal itu tidak diinginkan oleh pengrajin.

3. Pendapatan

Nilai P variabel pendapatan usaha sebesar 0,086 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario pertama dengan tingkat kepercayaan 90 . Nilai koefisiennya sebesar 0,000 bertanda positif yang berarti semakin banyak pendapatan pengrajin maka semakin besar peluang pengrajin membayar semakin besar. Hal tersebut diakibatkan karena dengan makin besarnya pendapatan maka pengrajin memiliki cukup uang untuk membayar pengelolaan limbah.

4. Luas Tempat Usaha

Nilai P variabel luas tempat usaha sebesar 0,133 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario pertama dengan tingkat kepercayan 85 . Nilai koefisiennya sebesar 0,002 bertanda positif yang berarti semakin banyak luas tempat usaha pengrajin maka ia akan semakin bersedia membayar. Penyebabnya adalah tempat usaha yang luas dapat mencirikan bahwa pendapatan yang diterima pengrajin besar, sehingga mereka mampu untuk membayar.

5. Tingkat Masalah Akibat Dampak Negatif Limbah

Nilai P variabel tingkat masalah akibat dampak negatif limbah sebesar 0,082 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario pertama dengan tingkat kepercayaan 90 .. Nilai koefisiennya sebesar 4,661 bertanda positif yang berarti apabila pengrajin bermasalah akibat dampak negatif limbah maka ia akan semakin bersedia membayar. Penyebabnya adalah pengrajin akan bersedia membayar untuk pengelolaan limbah untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan limbah, sehingga tidak akan mengganggungbermasalah lagi.

6. Pengetahuan Manfaat Pengelolaan Limbah

Nilai P variabel pengetahuan manfaat pengelolaan limbah sebesar 0,091 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario pertama dengan tingkat kepercayaan 90 .. Nilai koefisiennya sebesar 26,664 bertanda positif yang berarti apabila pengrajin mengetahui manfaat pengelolaan limbah maka ia akan semakin bersedia membayar. Penyebabnya adalah pengrajin pengerajin mengetahui manfaat pengelolaan limbah dan ia bersedia membayar untuk memperoleh manfaat tersebut. Berdasarkan analisis probit juga dapat diketahui nilaikondisi potensial dan aktual, yaitu kondisi yang secara potensial dan aktual menunjukkan jumlah pengrajin yang bersedia membayar maupun pengrajin yang tidak bersedia membayar. Kondisi potensial dan aktual dapat dilihat pada tabel frekuensi observasi dan harapan Tabel 19 dan tabel koreksi nilai observasi dan harapan Tabel 20. Kondisi potensial ditunjukkan dengan nilai harapanexpectation, sedangkan kondisi aktual ditunjukkan dengan nilai observasiobservation berdasarkan jawaban yang diterima dari pengrajin. Tabel 19. Tabel Frekuensi Observasi da n Harapan Pilihan Kesediaan Membayar Pengrajin Terhadap Skenario Pertama Group Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Value 1 Obs 0,0 1,0 1,0 1,0 1,0 3,0 3,0 4,0 3,0 4,0 21,0 Exp 0,0 0,3 0,8 1,7 1,6 2,7 2,9 4,0 3,0 4,0 21,0 Value 0 Obs 3,0 3,0 2,0 3,0 2,0 1,0 0,0 0,0 0,0 0,0 14,0 Exp 3,0 3,7 2,2 2,3 1,4 1,3 0,1 0,0 0,0 0,0 14,0 Total 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 35,0 Berdasarkan Tabel 19 dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan antara kondisi aktual dengan kondisi potensial. Tabel. 19 menunjukkan bahwa terdapat 35 orang pengrajin yang dikelompokkan dalam 10 grup. Pada grup pertama dan kedua kondisi aktual dan kondisi potensial dimana pengrajin menjawab tidak bersedia membayar sebanyak 3 orang dan tidak ada pengrajin yang menjawab bersedia membayar. Pada grup ini tidak ada perbedaan antara kondisi aktual dengan kondisi potensial. Sedangkan pada grup ketiga terdapat perbedaan antara kondisi aktual dengan kondisi potensial, baik pada pengrajin yang menjawab bersedia membayar maupun yang tidak bersedia membayar. Pengrajin yang bersedia membayar pada kondisi aktual sebanyak 1 orang, namun pada kondisi potensialnya menunjukkan bahwa 0,8 dari 1 pengrajin secara potensial akan menjawab bersedia membayar. Sedangkan pengrajin yang menjawab tidak bersedia membayar, pada kondisi aktual berjumlah 2 orang, namun pada kondisi potensialnya menunjukkan bahwa 2,2 dari 2 orang pengrajin secara potensial akan menjawab tidak bersedia membayar. Selisih 0,2 1 - 0,8 = 0,2 pada grup ketiga disebabkan oleh dampak negatif dari limbah yang dirasakan sebenarnya dapat membuat 0,2 orang pengrajin tidak bersedia membayar, tetapi bagi pengrajin tersebut dianggap bukan masalah sehingga pengrajin tersebut tetap bersedia membayar. Pemahaman yang sama dilakukan pada grup- grup seterusnya sampai dengan grup 10. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa sebenarnya secara potensial terdapat 21 orang pengrajin yang bersedia membayar dan 14 tidak bersedia membayar. Jumlah ini tidak berbeda dengan kondisi aktual dimana terdapat 21 orang pengrajin yang menjawab bersedia membayar dan 14 orang pengrajin yang menjawab tidak bersedia membayar. Tabel 20. Tabel Nilai Koreksi Observasi dan Harapan Pilihan Kesediaan Membayar Pengrajin Terhadap Skenario Pertama Observasi Prediksi Harapan Kore ksi Tidak Bersedia Bersedia Tidak bersedia 0,0 0,0 100,00 Bersedia 0,0 0,0 100,00 Nilai Keseluruhan Terkoreksi 100,00 Pada Tabel 20 menunjukkan bahwa dari 21 orang pengrajin yang menjawab bersedia membayar ternyata hanya 21 orang yang benar-benar bersedia membayar, sehingga tidak menimbulkan bias. Hal yang sama juga terjadi pada pengrajin yang tidak bersedia membayar.

7.2.3 Skenario Kedua

Sampel yang digunakan untuk tujuan penelitian analisis pilihan kesediaan membayar WTP untuk pembangunan dan kegiatan operasional IPAL biogas skenario kedua adalah seluruh pengrajin aci yang ada di Kelurahan Ciluar, yaitu berjumlah 35 orang. Analisis ini mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar pengrajin terhadap pembangunan dan kegiatan operasional IPAL biogas skenario kedua. Tidak bersedia membayar 43 Bersedia membayar 57 Gambar 27. Distribusi Pilihan Membayar Terhadap Skenario Kedua Berdasarkan jawaban responden, diperoleh informasi bahwa 20 orang pengrajin 57 menjawab mereka bersedia membayar, sedangkan 15 orang pengrajin 43 tidak bersedia membayar. Alasan pengrajin yang tidak bersedia membayar untuk pembangunan IPAL skenario kedua disajikan pada Tabel 21. Pengrajin – pengrajin yang tidak bersedia membayar tersebut, mayoritas 40 beralasan bahwa mereka tidak memiliki ua ng untuk membayar, sehingga pengrajin lebih baik menggunakan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu dan belum memperhatikan mengenai pengelolaan limbah. Secara garis besar alasan yang dikeluarkan oleh pengrajin yang tidak bersedia membayar terhadap pengelolan limbah skenario kedua hampir sama dengan skenario pertama, namun pada skenario kedua terdapat tambahan seorang pengrajin yang tidak bersedia membayar dibandingkan dengan skenario pertama. Pengrajin tersebut bersedia membayar pada skenario pertama namun untuk skenario kedua ia tidak bersedia membayar. Alasannya adalah bahwa pada skenario kedua selain untuk pembangunan IPAL dikenakan iuranretribusi tambahan untuk kegiatan operasional IPAL, sehingga baginya dana yang dikeluarkan terlalu mahal dan akhirnya ia tidak bersedia membayar. Tabel 21. Alasan Pengrajin Tidak Bersedia Membayar Terhadap Pengelolaan Limbah Skenario Kedua Alasan Jumlah orang Persentase

1. Tidak memiliki uang untuk membayar.

6 40,00 2. Pengelolaan limbah dan pelestarian lingkungan merupakan tugas pemerintah. 4 26,67 3. Menambah biaya produksi. 2 13,33 4. Biaya harga pembangunan IPAL mahal. 2 13,33 5. Tidak ada keluhan dari warga sekitar. 1 6,67 Total 15 100,00 Estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengrajin bersediatidak bersedia membayar terhadap skenario kedua dilakukan dengan analisis probit. Sebagai dependent variable adalah peluang pengrajin bersediatidak bersedia sedangkan umur, pendidikan, biaya tenaga kerja, jumlah bahan baku singkong, pendapatan, luas tempat usaha, tingkat masalah akibat dampak negatif limbah, pengetahuan manfaat pengelolaan limbah sebagai independent variable. Peluang membayar dimasukkan ke dalam analisis dengan memberikan nilai satu bagi responden yang bersedia membayar, dan nilai nol bagi yang tidak bersedia membayar. Nilai independent variable dibedakan menjadi variabel kategori dan variabel nominal. Tingkat masalah akibat dampak negatif limbah, dan pengetahuan manfaat pengelolaan limbah merupakan variabel kategori karena nilai bukan menunjukkan sebagai besaran, tetapi hanya untuk membedakan antara katogori yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan yang termasuk dalam variabel nominal adalah umur, pendidikan, biaya tenaga kerja, jumlah bahan baku singkong, pendapatan, dan luas tempat usaha karena nilai menunjukkan suatu besaran atau tingkatan. Pengujian ketika semua slope model sama dengan nol menghasilkan statistik G sebesar 32,637 dengan nilai P-Value sama dengan 0,000, yang berarti bahwa terdapat minimal satu slope model yang tidak sama dengan nolminimal satu variabel berpengaruh nyata. Selain itu berdasarkan uji kebaikan kebaikan model yaitu melalui metode Pearson dan Deviance, dan Hosmer-Lemeshow diperoleh nilai P lebih besar dari a yang berarti tidak cukup bukti untuk menyimpulkan model yang diperoleh tidak baik Tabel 22. Dengan demikian didapatkan model persaman probit sebagai berikut Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4 : Interpretasi dari model probit pilihan kesediaan membayar skenario pertama tidak dapat secara langsung seperti pada model model regresi. Dalam menginterpretasikan model tersebut, erlebih dahulu menggunakan contoh satu orang. Misalnya sesorang diketahui memiliki nilai variabel UM=40, LU=15, PDDK=6, TK=10, SKG=25, LTU=2000, DM=1, PLB=1, dapat diestimasi nilai probabilitas menyatakan bersedia membayar adalah gx = -1,4. Untuk mengubah angka tersebut menjadi nilai probabilitas, gunakan tabel distribusi normal standar z, didapatkan nilai z = 0,0808. Nilai tersebut dikurangkan dari nilai 1 sehingga gx = -12,977 + 0,092 UM i + 3,720 PDDK i + 0,131 SKG i + 0,002 TU i + 1,801 DM i – 13,705 PLB i + e i diperoleh 1 - 0,0808 = 0,9192. Dengan demikian probabilitas orang tersebut memilih bersedia membayar untuk skenario kedua sebesar 91,92 . Tabel 22. Hasil Probit Pilihan Kesediaan Membayar Pengrajin Terhadap Skenario Kedua Parameter Koefisien P Keterangan Constant -12,977 0,040 - Umur UM 0,092 0,351 Tidak Berpengaruh Pendidikan PDDK