midWTPi =
β
+
β
1
LU
i
+
β
2
PDDK
i
-
β
3
TK
i
+
β
4
PDPT
i
+
β
5
LTU
i
+ e
i
midWTPi =
β
+
β
1
LU
i
+
β
2
PDDK
i
-
β
3
TK
i
+
β
4
PDPT
i
+
β
5
LTU
i
+ e
i
midWTPi =
β
+
β
1
LU
i
+
β
2
PDDK
i
-
β
3
TK
i
+
β
4
PDPT
i
+
β
5
LTU
i
+ e
i
2. Skenario Kedua
dimana : midWTPi = Nilai tengah WTP
ß
1,
.. ß
4
= Koefisien Regresi LU
= Lama usaha tahun PDDK
= Pendidikan tahun TK
= Biaya tenaga kerja Rphari PDPT
= Pendapatan usaha Rphari LTU
= Luas tempat usaha m
2
i = Responden ke- i i=1,2,…,20
e =
Galat
3. Skenario Ketiga
dimana :
midWTPi = Nilai tengah WTP ß
= Intersep ß
1,
.., ß
5
= Koefisien Regresi LU
= Lama usaha tahun PDDK
= Pendidikan tahun TK
= Biaya tenaga kerja Rphari PDPT
= Pendapatan usaha Rphari LTU
= Luas tempat usaha m
2
i = Responden ke- i i=1,2,…,23
e =
Galat
4. Skenario Keempat
dimana : midWTPi = Nilai tengah WTP
ß = Intersep
ß
1,
.., ß
5
= Koefisien Regresi LU
= Lama usaha tahun PDDK
= Pendidikan tahun TK
= Biaya tenaga kerja Rphari PDPT
= Pendapatan usaha Rphari LTU
= Luas tempat usaha m
2
i = Responden
ke -i i=1,2,…,23
e =
Galat
Variabel-variabel bebas tersebut dipilih berdasarkan teori-teori, penelitian terdahulu dan observasi di lapang. Nilai WTP pengrajin dipengaruhi oleh
kepemilikan dan kemampuan kapitalnya dan alokasi dananya untuk pengelolaan limbah. Sehingga nilai WTP dipengaruhi oleh faktor- faktor: lama usaha,
pendidikan, biaya tenaga kerja, pendapatan usaha, dan luas tempat usaha. Variabel lama usaha, pendidikan, pendapatan usaha, dan luas tempat usaha berbanding
lurus dengan nilai WTP pengrajin, sedangkan variabel biaya tenaga kerja berbanding terbalik dengan nilai WTP pengrajin. Apabila lama usaha pengrajin
semakin lama, maka pengrajin tersebut memiliki akumulasi kapital yang memadai untuk melakukan pengelolaan limbah, sehingga nilai WTPnya semakin besar.
Variabel pendidikan juga memiliki hubungan yang sama dengan umur terhadap peluang membayar pengrajin. Apabila pendidikan pengrajin semakin baik maka
nilai WTPnya juga semakin besar. Hal itu disebabkan karena dengan pendidikan yang lebih baik, maka pengetahuan sadar lingkungan dari pengrajin semakin baik,
dengan demikian pengrajin bersedia membayar dengan nilai yang lebih besar. Hal di atas juga terjadi dengan variabel pendapatan usaha, semakin besar
pendapatan pengrajin maka, pengrajin memiliki alokasi dana yang memadai untuk melakukan pengelolaan limbah, sehingga memiliki nilai WTP yang lebih besar
dibandingkan dengan pengrajin yang memiliki pendapatan usaha yang kecil. Sama halnya dengan variabel luas tempat usaha, semakin besar luas tempat usaha
maka nilai WTP pengrajin semakin besar. Hal itu disebabkan karena dengan dengan luas tempat usaha yang semakin luas maka diasumsikan bahwa kapital
yang dimiliki pengrajin juga semakin besar, dengan demikian pengrajin memiliki alokasi dana untuk membayar pengelolaan limbah dan nilai WTP semakin besar.
Hal yang terbalik terjadi dengan variabel biaya tenaga kerja. Apabila biaya tenaga kerja semakin besar maka keuntungan pengrajin semakin kecil asumsi decreasing
return to scale sehingga alokasi dana untuk membayar pengelolaan limbah
semakin kecil atau bahkan tidak ada. Dengan demikian nilai WTPnya pun semakin kecil.
4.7 Metode Uji Statistik
Untuk mengetahui kebaikan suatu moedl, pengaruh dari variabel- variabel bebas, maka dilakukan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Uji G
The log-likelihood biasa dikenal sebagai -2LL -two times the log
likelihood dimana nilai tersebut dapat memperkirakan distribusi chi-square
?
2
dan memungkinkan penentuan level signifikansi. Satatistik uji G adalah uji rasio kemungkinan maksimum likelihood ratio test yang digunakan untuk
menguji peranan variabel bebas
22
secara serentak. Rumus umum untuk uji G
adalah : Hosmer dan Lemeshow,1989 G = - 2 ln
li lo
Dimana : lo
: log-likelihood
tanpa variabel bebas
li :
log-likelihood dengan variabel bebas
Ukuran dari pengaruh semua variabel bebas dalam model memakai variabel respon dapat diperoleh dengan membandingkan -2LL untuk model
dengan tanpa variabel bebas model nol atau biasa dikenal sebagai the initial
22
dikenal dengan variabel penjelas