Pendapatan Tingkat Masalah Akibat Dampak Negatif Limbah Tidak memiliki uang untuk membayar.

tinggi maka kesadaran akan lingkungan semakin meningkat akibat pengetahuan yang didapatkan dari pendidikan, dengan demikian mereka akan peduli terhadap lingkungan terutama pencemaran lingkungan.

4. Bahan Baku Singkong

Nilai P variabel bahan baku singkong sebesar 0,189 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario kedua dengan tingkat kepercayaan 80 . Nilai koefisiennya sebesar 0,131 bertanda positif yang berarti semakin besar penggunaan singkong maka pengrajin akan semakin bersedia membayar. Hal itu disebabkan karena dengan bahan baku singkong yang digunakan semakin besar maka hal itu menunjukkan bahwa kapital pengrajin semakin besar, dengan demikian ia memiliki alokasi untuk membayar pengelolaan limbah.

5. Pendapatan

Nilai P variabel pendapatan usaha sebesar 0,124 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario kedua dengan tingkat kepercayaan 85 . Nilai koefisiennya sebesar 0,000 bertanda positif yang berarti semakin banyak pendapatan pengrajin maka semakin besar peluang pengrajin membayar semakin besar. Hal tersebut diakibatkan karena dengan makin besarnya pendapatan maka pengrajin memiliki cukup uang untuk membayar pengelolaan limbah.

6. Tingkat Masalah Akibat Dampak Negatif Limbah

Nilai P variabel tingkat masalah akibat dampak negatif limbah sebesar 0,110 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario kedua dengan tingkat kepercayaan 85 .. Nilai koefisiennya sebesar 1.801 bertanda positif yang berarti apabila pengrajin bermasalah akibat dampak negatif limbah maka ia akan semakin bersedia membayar. Penyebabnya adalah pengrajin akan bersedia membayar untuk pengelolaan limbah untuk mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan limbah, sehingga tidak akan mengganggungbermasalah lagi.

7. Pengetahuan Manfaat Pengelolaan Limbah

Nilai P variabel pengetahuan manfaat pengelolaan limbah sebesar 0,075 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario kedua dengan tingkat kepercayaan 90 . Nilai koefisiennya sebesar -13,705 bertanda negatif yang berarti semakin banyak pengrajin tahu manfaat pengelolaan limbah maka ia akan semakin tidak bersedia membayar. Hal tersebut disebabkan karena pada skenario kedua ini selain membayar untuk pembangunan IPAL, mereka juga harus membayar untuk pengelolaan limbah, sehingga pengrajin menginginkan suatu pengelolaan limbah yang banyak memberikan manfaat dengan biaya yang murah dan skenario dua ini tidak mungkin tidak mampu memenuhi keinginannya. Berdasarkan analisis probit juga dapat diketahui nilaikondisi potensial dan aktual, yaitu kondisi yang secara potensial dan aktual menunjukkan jumlah pengrajin yang bersedia membayar maupun pengrajin yang tidak bersedia membayar. Kondisi potensial dan aktual dapat dilihat pada tabel frekuensi observasi dan harapan Tabel 23 dan tabel koreksi nilai observasi dan harapan Tabel 24. Kondisi potensial ditunjukkan dengan nilai harapanexpectation, sedangkan kondisi aktual ditunjukkan dengan nilai observasiobservation berdasarkan jawaban yang diterima dari pengrajin. Tabel 23. Tabel Frekue nsi Observasi dan Harapan Pilihan Kesediaan Membayar Pengrajin Terhadap Skenario Kedua Group Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Value 1 Obs 0,0 1,0 1,0 1,0 2,0 1,0 3,0 4,0 3,0 4,0 20,0 Exp 0,1 0,5 0,8 1,7 1,5 2,4 2,4 3,8 3,0 4,0 20,2 Value 0 Obs 3,0 3,0 2,0 3,0 1,0 3,0 1,0 0,0 0,0 0,0 15,0 Exp 2,9 3,5 2,2 2,3 1,5 1,6 0,6 0,2 0,0 0,0 14,8 Total 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 3,0 4,0 35,0 Berdasarkan Tabel 23 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan antara kondisi aktual dengan kondisi potensial. Tabel. 23 menunjukkan bahwa terdapat 35 orang pengrajin yang dikelompokkan dalam 10 grup. Pada ada grup ketiga terdapat perbedaan antara kondisi aktual dengan kondisi potensial, baik pada pengrajin yang menjawab bersedia membayar maupun yang tidak bersedia membayar. Pengrajin yang bersedia membayar pada kondisi aktual sebanyak 1 orang, namun pada kondisi potensialnya menunjukkan bahwa 0,8 dari 3 pengrajin. Sedangkan pengrajin yang menjawab tidak bersedia membayar, pada kondisi aktual berjumlah 2 orang, namun pada kondisi potensialnya menunjukkan bahwa 2,2 dari 3 orang pengrajin. Selisih 0,2 1 - 0,8 = 0,2 pada grup ketiga disebabkan oleh dampak negatif dari limbah yang dirasakan sebenarnya dapat membuat 0,2 orang pengrajin tidak bersedia membaya r, tetapi bagi pengrajin tersebut dianggap bukan masalah sehingga pengrajin tersebut tetap bersedia membayar. Pemahaman yang sama dilakukan pada grup- grup seterusnya sampai dengan grup 10. Secara keseluruhan menunjukkan bahwa sebenarnya secara potensial terdapat 20,2 orang pengrajin yang bersedia membayar dan 14,8 tidak bersedia membayar. Jumlah ini berbeda dengan kondisi aktual dimana terdapat 20 orang pengrajin yang menjawab bersedia membayar dan 15 orang pengrajin yang menjawab tidak bersedia membayar. Tabel 24. Tabel Koreksi Nilai Observasi dan Harapan Pilihan Kesediaan Membayar Pengrajin Terhadap Skenario Kedua Observasi Prediksi Harapan Koreksi Tidak Bersedia Bersedia Tidak bersedia 14,8 0,2 98,71 Bersedia 0,0 20,0 100,00 Nilai Keseluruhan Terkoreksi 99,43 Pada Tabel 24 menunjukkan bahwa dari 20 orang pengrajin yang menjawab bersedia membayar ternyata bertambah menjadi 20,2 orang yang benar-benar bersedia membayar. Sisanya 0,2 orang masih berpeluang untuk berubah dari tidak bersedia membayar menjadi bersedia membayar. Adanya bias tersebut menyebabkan nilai koreksi kebenaran dari pengrajin yang menjawab tidak bersedia membayar adalah 98,71 . Sebaliknya tidak ada pengrajin yang menjawab bersedia membayar menjadi tidak bersedia membayar. Besarnya nilai bias yang terjadi adalah 0,2, sehingga menyebabkan nilai kebenaran observasi nilai koreksi keseluruhan 99,43 , dan menunjukkan bahwa model yang dihasilkan sudah baik.

7.2.4 Skenario Ketiga

Sampel yang digunakan untuk tujuan penelitian analisis pilihan kesediaan membayar WTP untuk pembangunan IPAL pengendapan mekanis skenario ketiga adalah seluruh pengrajin aci yang ada di Kelurahan Ciluar, yaitu berjumlah 35 orang. Analisis ini mengkaji faktor- faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar pengrajin terhadap pembangunan IPAL pengendapan mekanis skenario ketiga. Gambar 28. Distribusi Pilihan Membayar Terhadap Skenario Ketiga Berdasarkan jawaban responden, diperoleh informasi bahwa 23 orang pengrajin 66 menjawab mereka bersedia membayar, sedangkan 12 orang pengrajin 34 tidak bersedia membayar. Alasan pengrajin yang tidak bersedia membayar untuk pembangunan IPAL skenario ketiga disajikan pada Tabel 25. Tabel 25. Alasan Pengrajin Tidak Bersedia Membayar Terhadap Pengelolaan Limbah Skenario Ketiga Alasan Jumlah orang Persentase

1. Tidak memiliki uang untuk membayar.

6 50,00 2. Pengelolaan limbah dan pelestarian lingkungan merupakan tugas pemerintah. 4 33,33 3. Menambah biaya produksi. 1 8,33 4. Tidak ada keluhan dari warga sekitar. 1 8,33 Total 12 100,00 Alasan yang dikemukan oleh pengrajin yang tidak bersedia membayar ini berbeda pada dengan skenario pertama dan kedua. Tidak ada pengrajin yang menjawab atau beralasan bahwa pengelolaan limbah skenario ketiga mahal, yang dapat menyebabkan mereka tidak bersedia membayar. Bagi pengrajin pengelolaan limbah skenario ketiga cukup murah. Mereka tidak bersedia membayar mayoritas Tidak bersedia membayar 34 Bersedia membayar 66 50 beralasan bahwa mereka tidak memiliki uang untuk membayar, sehingga pengrajin lebih baik menggunakan pendapatannya untuk memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu dan belum memperhatikan mengenai pengelolaan limbah. Selain itu terdapat beberapa pengrajin yang beralasan bahwa pengelolaan limbah dan pelestarian lingkungan merupakan tanggung jawab pemerintah. Estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengrajin bersediatidak bersedia membayar terhadap skenario ketiga dilakukan dengan analisis probit. Sebagai dependent variable adalah peluang pengrajin bersediatidak bersedia sedangkan umur, pendidikan, biaya tenaga kerja, jumlah bahan baku singkong, pendapatan, luas tempat usaha, tingkat masalah akibat dampak negatif limbah, pengetahuan manfaat pengelolaan limbah sebagai independent variable. Peluang membayar dimasukkan ke dalam analisis dengan memberikan nilai satu bagi responden yang bersedia membayar, dan nilai nol bagi yang tidak bersedia membayar. Nilai independent variable dibedakan menjadi variabel kategori dan variabel nominal. Tingkat masalah akibat dampak negatif limbah, dan pengetahuan manfaat pengelolaan limbah merupakan variabel kategori karena nilai bukan menunjukkan sebagai besaran, tetapi hanya untuk membedakan antara katogori yang satu dengan yang lainnya. Sedangkan yang termasuk dalam variabel nominal adalah umur, pendidikan, biaya tenaga kerja, jumlah bahan baku singkong, pendapatan, dan luas tempat usaha karena nilai menunjukkan suatu besaran atau tingkatan. Pengujian ketika semua slope model sama dengan nol menghasilkan statistik G sebesar 28,290 dengan nilai P-Value sama dengan 0,000, yang berarti bahwa terdapat minimal satu slope model yang tidak sama dengan nolminimal satu variabel berpengaruh nyata. Selain itu berdasarkan uji kebaikan kebaikan model yaitu melalui metode Pearson, Deviance, dan Hosmer-Lemeshow diperoleh nilai P lebih besar dari a, yang berarti tidak cukup bukti untuk menyimpulkan model yang diperoleh tidak baik Tabel 26. Dengan demikian didapatkan model persaman probit sebagai berikut Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 5 : Tabel 26. Hasil Probit Pilihan Kesediaan Membayar Pengrajin Terhadap Skenario Ketiga Parameter Koefisien P Keterangan Constant -10,591 0,159 - Umur UM 0,217 0,126 Berpengaruh Nyata Pendidikan PDDK 0,874 0,071 Berpengaruh Nyata Biaya tenaga kerja TK -0,000 0,136 Berpengaruh Nyata Bahan baku singkongubi kayu SKG 0,236 0,161 Berpengaruh Nyata Pendapatan PDPT 0,000 0,079 Berpengaruh Nyata Luas tempat usaha LTU 0,001 0,483 TidakBerpengaruh Tingkat masala h akibat dampak negatif limbah DM Sedikit masalah 1 10,051 0,994 Tidak Berpengaruh Pengetahuan manfaat pengelolaan limbah PLB Tahu 1 24,450 0,072 Berpengaruh Nyata Log-Likelihood = -10,256 Test that all slopes are zero : G = 24,492, DF= 8, P-Value = 0.002 Goodness-of-Fit Tests Method P Keterangan Pearson 0,942 Model Baik Deviance 0,767 Model Baik Hosmer-Lemeshow 0,663 Model Baik pada tingkat kepercayaan 90 pada tingkat kepercayaan 85 pada tingkat kepercayaan 80 Interpretasi dari model probit pilihan kesediaan membayar skenario pertama tidak dapat secara langsung seperti pada model model regresi. Dalam gx = -10,591 + 0,217 UM i + 0,874 PDDK i + 0,236 SKG i + 0,001 LTU i + 10,051 DM i – 24,450 PLB i + e i menginterpretasikan model tersebut, erlebih dahulu menggunakan contoh satu orang. Misalnya sesorang diketahui memiliki nilai variabel UM=40, LU=15, PDDK=6, TK=10, SKG=25, LTU=2000, DM=1, PLB=1, dapat diestimasi nilai probabilitas menyatakan bersedia membayar adalah gx = -5,6. Untuk mengubah angka tersebut menjadi nilai probabilitas, gunakan tabel distribusi normal standar z, didapatkan nilai z 0,0010. Nilai tersebut dikurangkan dari nilai 1 sehingga diperoleh 1 - 0,0010 = 0,999. Dengan demikian probabilitas orang tersebut memilih bersedia membayar untuk skenario ketiga lebih dari 99,9 . Pada model tersebut variabel yang berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin adalah :

1. Umur