Pendidikan Bahan Baku Singkong

diperoleh 1 - 0,0808 = 0,9192. Dengan demikian probabilitas orang tersebut memilih bersedia membayar untuk skenario kedua sebesar 91,92 . Tabel 22. Hasil Probit Pilihan Kesediaan Membayar Pengrajin Terhadap Skenario Kedua Parameter Koefisien P Keterangan Constant -12,977 0,040 - Umur UM 0,092 0,351 Tidak Berpengaruh Pendidikan PDDK 3,720 0,086 Berpengaruh Nyata Biaya tenaga kerja TK -0,000 0,718 Tidak Berpengaruh Bahan baku singkongubi kayu SKG 0,131 0,189 Berpengaruh Nyata Pendapatan PDPT 0,000 0,124 Berpengaruh Nyata Luas tempat usaha LTU 0,002 0,249 Tidak Berpengaruh Tingkat masala h akibat dampak negatif limbah DM Sedikit masalah 1 1,801 0,110 Berpengaruh Nyata Pengetahuan manfaat pengelolaan limbah PLB Tahu 1 -13,705 0,075 Berpengaruh Nyata Log-Likelihood = -12,919 Test that all slopes are zero : G = 21,966 , DF = 8, P-Value = 0.005 Goodness-of-Fit Tests Method P Keterangan Pearson 0,575 Model Baik Deviance 0,472 Model Baik Hosmer-Lemeshow 0,821 Model Baik pada tingkat kepercayaan 90 pada tingkat kepercayaan 85 pada tingkat kepercayaan 80 Pada model tersebut variabel yang berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin adalah :

3. Pendidikan

Nilai P variabel pendidikan sebesar 0,357 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario kedua dengan tingkat kepercayaan 90 . Nilai koefisiennya sebesar 3,720 bertanda positif yang berarti semakin tinggi pendidikan pengrajin maka ia akan semakin bersedia membayar. Hal itu disebabkan karena dengan pendidikan yang makin tinggi maka kesadaran akan lingkungan semakin meningkat akibat pengetahuan yang didapatkan dari pendidikan, dengan demikian mereka akan peduli terhadap lingkungan terutama pencemaran lingkungan.

4. Bahan Baku Singkong

Nilai P variabel bahan baku singkong sebesar 0,189 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario kedua dengan tingkat kepercayaan 80 . Nilai koefisiennya sebesar 0,131 bertanda positif yang berarti semakin besar penggunaan singkong maka pengrajin akan semakin bersedia membayar. Hal itu disebabkan karena dengan bahan baku singkong yang digunakan semakin besar maka hal itu menunjukkan bahwa kapital pengrajin semakin besar, dengan demikian ia memiliki alokasi untuk membayar pengelolaan limbah.

5. Pendapatan