Lama Usaha Biaya Tenaga Kerja Pendapatan Usaha Biaya Tenaga Kerja

1. Lama Usaha

Nilai P variabel umur sebesar 0,055 yang berarti berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pengrajin skenario pertama pada tingkat kepercayaan 90 . Nila i koefisiennya sebesar -16.224,37 bertanda negatif yang berarti semakin bertambah lama pengalaman seseorang telah menjadi pengrajin maka ia akan cenderung membayar dengan nilai yang lebih kecil. Hal ini disebabkan karena pola pikir bahwa setelah lama menjadi pengrajin aci, namun beranggapan bahwa kehidupannya masih pas-pasan dan masih miskin, sehingga lebih baik jika memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu dan masalah kepedulian terhadap lingkungan merupakan masalah yang tidak penting.

2. Biaya Tenaga Kerja

Nilai P variabel biaya tenaga kerja sebesar 0,029 yang berarti berpengaruh nyata terhadap nilai WTP skenario pertama pada tingkat kepercayaan 95 . Nilai koefisiennya sebesar -44.365,7 bertanda negatif yang berarti semakin besar biaya tenaga kerja yang digunakan maka akan semakin rendah nilai WTP. Hal tersebut disebabkan karena dengan biaya tenaga kerja yang banyak maka alokasi dana untuk pengelolaan limbah akan semakin kecil. Penyebabnya adalah biaya tenaga kerja lebih didahulukan dibandingkan untuk pengelolaan limbah.

3. Pendapatan Usaha

Nilai P variabel pendapatan usaha sebesar 0,000 yang berarti berpengaruh nyata terhadap nilai WTP skenario pertama pada tingkat kepercayaan 33 . Nilai koefisiennya sebesar 2,9 bertanda positif yang berarti semakin banyak pendapatan pengrajin maka semakin besar nilai WTPnya. Hal tersebut diakibatkan karena dengan makin besarnya pendapatan maka pengrajin memiliki cukup uang untuk memilih WTP yang lebih tinggi.

4. Luas Tempat Usaha

Nilai P variabel luas tempat usaha sebesar 0,034 yang berarti berpengaruh nyata terhadap nilai WTP skenario pertama pada tingkat kepercayaan 95 . Nilai koefisiennya sebesar -177,2 bertanda negatif yang berarti semakin luas tempat usaha maka semakin kecil nilai WTPnya. Hal tersebut diakibatkan karena dengan makin luas tempat usaha maka pengrajin akan semakin berhemat melakukan pengeluaran, karena semakin luas tempat usaha maka uang yang duikeluarkan untuk pemeliharaan semakin besar, sehingga nilai WTPnya makin kecil asumsi cateris paribus.

7.4.2 Skenario Kedua

7.4.2.1 Pembangunan IPAL Biogas

Pada Tabel 52 menunjukkan hasil analisis fungsi WTP pembangunan IPAL biogas dengan nilai tengah WTP pengrajin sebagai dependent variable, sehingga didapatkan model persamaan untuk skenario kedua sebagai berikut hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7: Model persamaan nilai WTP untuk pembangunan IPAL skenario kedua terdiri dari empat variabel bebas. Koefisien terbesar terdapat pada variabel biaya tenaga kerja. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel biaya tenaga kerja mempunyai pengaruh terhadap nilai WTP pembangunan IPAL skenario kedua yang terbesar, jika biaya tenaga kerja meningkat satu rupiah maka nilai midWTP = 509.634,2 – 8.379,2 LU - 5.892,1 PDDK + 6.609,5 TK + 2,4 PDPT – 182,3 LU + e i WTP pembangunan IPAL skenario kedua akan meningkat Rp 37.435,80. Hal tersebut tidak mutlak apabila variabel biaya tenaga kerja tidak berpengaruh nyata. Tabel 52. Hasil Analisis Nilai WTP Pembangunan IPAL Skenario Kedua Variable Coefficient Prob. Keterangan C 509.634,2 0,007 - LU -8.379,219 0,333 TidakBerpengaruh PDDK -5.892,101 0,493 TidakBerpengaruh TK 36.609,53 0,064 Berpengaruh Nyata PDPT 2,370139 0,001 Berpengaruh Nyata LTU -182,3139 0,027 Berpengaruh Nyata R-squared 77,80 Mean dependent var 610.000,0 Adjusted R-squared 69,88 S.D. dependent var 123.117,4 S.E. of regression 67.569,40 Akaike info criterion 25,32302 Sum squared resid 6,39E+10 Schwarz criterion 25,62174 Log likelihood -247,2302 F-statistic 9,816019 Durbin-Watson stat 1,561386 ProbF-statistic 0,000342 pada tingkat kepercayaan 99 pada tingkat kepercayaan 95 pada tingkat kepercayaan 90 Model yang dihasilkan dalam penelitian ini baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R 2 sebesar 77,80 , berarti keragaman WTP pembangunan IPAL skenario kedua dapat diterangkan sebesar 77,80 persen oleh model, sedangkan sisanya sebesar 22,20 persen diterangkan oleh faktor lain di luar model. Secara serentak independent variable berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pembangunan IPAL skenario kedua. Meskipun data yang dipergunakan kurang dari 30, tetapi setelah dilakukan uji normalitas melalui uji Jarque Bera ternyata data tersebut menyebar normal, sehingga valid untuk diolah dengan teknik regresi berganda. Pada model tersebut juga tidak terjadi pelanggaran terhadap multikolinearitas, dan heteroskedastisitas pada tingkat kepercayaan 95 hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9. Independent variable pada model yang berpengaruh nyata adalah :

1. Biaya Tenaga Kerja

Nilai P variabel biaya tenaga kerja sebesar 0,064 ya ng berarti berpengaruh nyata terhadap nilai WTP skenario pertama pada tingkat kepercayaan 95 . Nilai koefisiennya sebesar -36.609,33 bertanda negatif yang berarti semakin besar biaya tenaga kerja yang digunakan maka akan semakin rendah nilai WTP. Hal tersebut disebabkan karena dengan biaya tenaga kerja yang banyak maka alokasi dana untuk pengelolaan limbah akan semakin kecil. Penyebabnya adalah biaya tenaga kerja lebih didahulukan dibandingkan untuk pengelolaan limbah.

2. Pendapatan Usaha