Tabel 18. Hasil Probit Pilihan Kesediaan Membayar Pengrajin Terhadap
Skenario Pertama Parameter
Koefisien P
Keterangan
Constant -16,269 0,066
- Umur UM
0,169 0,280 Tidak Berpengaruh Pendidikan PDDK
7,674 0,080 Berpengaruh Nyata Biaya tenaga kerja TK
-0,894 0,142 Berpengaruh Nyata Bahan baku singkongubi kayu
SKG 0,179 0,335 Tidak Berpengaruh
Pendapatan PDPT 0,000 0,086 Berpengaruh Nyata
Luas tempat usaha LTU 0,002 0,133 Berpengaruh Nyata
Tingkat masala h akibat dampak negatif limbah DM
Sedikit masalah 1 4,661 0,082 Berpengaruh Nyata
Pengetahuan manfaat pengelolaan limbah PLB
Tahu 1 26,664 0,091 Berpengaruh Nyata
Log-Likelihood = -10,191
Test that all slopes are zero : G = 26,728, DF = 8, P-Value = 0.001
Goodness-of-Fit Tests Method
P Keterangan
Pearson 0,990
Model Baik Deviance
0,773 Model Baik
Hosmer-Lemeshow 0,924
Model Baik
pada tingkat kepercayaan 90 pada tingkat kepercayaan 85
Pada model tersebut variabel yang berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin adalah :
1. Pendidikan
Nilai P variabel pendidikan sebesar 0,080 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario pertama dengan
tingkat kepercayan 90 . Nilai koefisiennya sebesar 7,674 bertanda positif yang berarti semakin tinggi pendidikan pengrajin maka ia akan semakin
bersedia membayar. Hal itu disebabkan karena dengan pendidikan yang makin tinggi maka kesadaran akan lingkungan semakin meningkat akibat
pengetahuan yang didapatkan dari pendidikan, dengan demikian mereka akan peduli terhadap lingkungan terutama pencemaran lingkungan.
2. Biaya Tenaga Kerja
Nilai P variabel biaya tenaga kerja sebesar 0,142 yang berarti berpengaruh nyata terhadap pilihan kesediaan membayar pengrajin pada skenario pertama
dengan tingkat kepercayaan 90 . Nilai koefisiennya sebesar -0,894 bertanda negatif yang berarti semakin banyak biaya tenaga kerja yang digunakan maka
ia akan semakin tidak bersedia membayar. Hal tersebut diakibatkan karena dengan makin banyaknya biaya tenaga kerja yang digunakan maka biaya
produksi akan semakin meningkat sehingga keuntungan yang diterima makin kecil. Keuntungan yang menurun tersebut disebabkan karena dalam proses
produksi yang dilakukan oleh pengrajin berada pada decreasing return to scale
. Apabila biaya produksi harus ditambah lagi dengan pembayaran untuk pengelolaan limbah, maka keuntungan yang didapatkan terus mengecil,
sehingga hal itu tidak diinginkan oleh pengrajin.
3. Pendapatan