Meskipun data yang dipergunakan kurang dari 30, tetapi setelah dilakukan uji normalitas melalui uji Jarque Bera ternyata data tersebut menyebar normal,
sehingga valid untuk diolah dengan teknik regresi berganda. Pada model tersebut juga tidak terjadi pelanggaran terhadap multikolinearitas, otokorelasi, dan
heteroskedastisitas pada tingkat kepercayaan 95 hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 11.
Tabel 54. Hasil Analisis Nilai WTP Pembangunan IPAL Skenario Ketiga Variable
Coefficient Prob.
Keterangan
C 245.764,7
0.000 -
LU -3.800
0.154 Berpengaruh Nyata
PDDK 18.933,2
0.000 Berpengaruh Nyata
TK -1.419,2
0.838 Tidak Berpengaruh
PDPT 0,8
0.000 Berpengaruh Nyata
LTU -53,4
0.075 Berpengaruh Nyata
R-squared 81,49 Mean dependent var
283.333,3 Adjusted R-squared
75,32 S.D. dependent var 48.304,59
S.E. of regression 23.999,43 Akaike info criterion
23,24440 Sum squared resid
8,64E+09 Schwarz criterion 23,54284
Log likelihood -238,0662 F-statistic
13,20447 Durbin-Watson stat
1,720961 ProbF-statistic 0,000048
pada tingkat kepercayaan 99 pada tingkat kepercayaan 90
pada tingkat kepercayaan 80
Independent variable pada model nilai WTP skenario ketiga yang
berpengaruh nyata adalah :
1. Lama Usaha
Nilai P variabel umur sebesar 0,154 yang berarti berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pengrajin skenario ketiga pada tingkat kepercayaan 80 .
Nilai koefisiennya sebesar -3.800 bertanda negatif yang berarti semakin bertambah lama pengalaman seseorang telah menjadi pengrajin maka ia akan
cenderung membayar dengan nilai yang lebih kecil. Hal ini disebabkan karena pola pikir bahwa setelah lama menjadi pengrajin aci, namun beranggapan
bahwa kehidupannya masih pas-pasan dan masih miskin, sehingga lebih baik jika memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu dan
masalah kepedulian terhadap lingkungan merupakan masalah yang tidak penting.
2. Pendidikan
Nilai P variabel pendidikan sebesar 0,000 yang berarti berpengaruh nyata terhadap nilai WTP skenario ketiga pada tingkat kepercayaan 99 . Nilai
koefisiennya sebesar 18.933,2 bertanda positif yang berarti semakin tinggi tingkat pendidikan pengrajin maka semakin besar nilai WTPnya, nilai
koefisien pendidikan yang sangat besar menunjukkan bahwa sedikit saja pengrajin memperolehmenempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi maka
nilai WTPnya akan meningkat tajam. Hal tersebut diakibatkan karena dengan makin tinggi tingkat pendidikan maka pengrajin memiliki cukup pengetahuan
akan lingkungan dan kesadaran akan lingkungan terutama kepedulian terhadap pencemaran lingkungan makin besar, sehingga WTP yang dibayarkan untuk
pengelolaan limbah berkorelasi positif.
3. Pendapatan Usaha
Nilai P variabel pendapatan usaha sebesar 0,000 yang berarti berpengaruh nyata terhadap nilai WTP skenario ketiga pada tingkat kepercayaan 99 .
Nilai koefisiennya sebesar 0,8 bertanda positif yang berarti semakin banyak pendapatan pengrajin maka semakin besar nilai WTPnya. Hal tersebut
diakibatkan karena dengan makin besarnya pendapatan maka pengrajin memiliki cukup uang untuk memilih WTP yang lebih tinggi.
4. Luas Tempat Usaha
Nilai P variabel luas tempat usaha sebesar 0,075 yang berarti berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pembangunan IPAL scenario ketiga pada tingkat
kepercayaan 90 . Nilai koefisiennya sebesar –53,4 bertanda negatif yang berarti semakin luas tempat usaha maka semakin kecil nilai WTPnya. Hal
tersebut diakibatkan karena dengan makin luas tempat usaha maka pengrajin akan semakin berhemat melakukan pengeluaran, karena semakin luas tempat
usaha maka uang yang duikeluarkan untuk pemeliharaan semakin besar, sehingga nilai WTPnya makin kecil.
7.4.4 Skenario Keempat
7.4.4.1 Pembangunan IPAL Pengendapan Mekanis
Pada Tabel 55 menunjukkan hasil analisis fungsi WTP pembangunan IPAl pada skenario ketiga dengan nilai tengah WTP pengrajin sebagai dependent
variable , sehingga didapatkan model persamaan untuk skenario ketiga sebagai
berikut hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7 :
Model persamaan nilai WTP untuk pembangunan IPAL skenario keempat terdiri dari lima variabel bebas. Koefisien terbesar terdapat pada variabel
pendidikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan mempunyai pengaruh terhadap nilai WTP pembangunan IPAL skenario keempat
yang terbesar, jika jenjang pendidikan yang ditempuh pengrajin lebih tinggi satu tahun maka nilai WTP pembangunan IPAL skenario keempat akan meningkat
midWTP = 245.764,7 – 3.8000 LU + 18.933,2 PDDK – 1.419,2 TK + 0,8 PDPT - 53,4 LTU + e
i
Rp 18.933,20. Hal tersebut tidak mutlak apabila variabel tenaga kerja tidak berpengaruh nyata.
Model yang dihasilkan dalam penelitian ini baik. Hal ini ditunjukkan oleh nilai R
2
sebesar 81,49 , berarti keragaman WTP skenario ketiga dapat diterangkan sebesar 81,49 persen oleh model, sedangkan sisanya sebesar 18,51
persen diterangkan oleh faktor lain di luar model. Kemudian secara serentak independent variable
berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pembangunan IPAL skenario keempat.
Tabel 55. Hasil Analisis Nilai WTP Pembangunan IPAL Skenario Keempat Variable
Coefficient Prob.
Keterangan
C 245.764,7
0.000 -
LU -3.800
0.154 Berpengaruh Nyata
PDDK 18.933,2
0.000 Berpengaruh Nyata
TK -1.419,2
0.838 Tidak Berpengaruh
PDPT 0,8
0.000 Berpengaruh Nyata
LTU -53,4
0.075 Berpengaruh Nyata
R-squared 81,49 Mean dependent var
283.333,3 Adjusted R-squared
75,32 S.D. dependent var 48.304,59
S.E. of regression 23.999,43 Akaike info criterion
23,24440 Sum squared resid
8,64E+09 Schwarz criterion 23,54284
Log likelihood -238,0662 F-statistic
13,20447 Durbin-Watson stat
1,720961 ProbF-statistic 0,000048
pada tingkat kepercayaan 99 pada tingkat kepercayaan 90
pada tingkat kepercayaan 80
Meskipun data yang dipergunakan kurang dari 30, tetapi setelah dilakukan uji normalitas melalui uji Jarque Bera ternyata data tersebut menyebar normal,
sehingga valid untuk diolah dengan teknik regresi berganda. Pada model tersebut juga tidak terjadi pelanggaran terhadap multikolinearitas, otokorelasi, dan
heteroskedastisitas pada tingkat kepercayaan 95 hasil selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 12.
Independent variable pada model yang berpengaruh nyata adalah :
1. Lama Usaha
Nilai P variabel umur sebesar 0,154 yang berarti berpengaruh nyata terhadap nilai WTP pengrajin skenario ketiga pada tingkat kepercayaan 80 .
Nilai koefisiennya sebesar -3.800 bertanda negatif yang berarti semakin bertambah lama pengalaman seseorang telah menjadi pengrajin maka ia akan
cenderung membayar dengan nilai yang lebih kecil. Hal ini disebabkan karena pola pikir bahwa setelah lama menjadi pengrajin aci, namun beranggapan
bahwa kehidupannya masih pas-pasan dan masih miskin, sehingga lebih baik jika memiliki uang untuk memenuhi kebutuhannya terlebih dahulu dan
masalah kepedulian terhadap lingkungan merupakan masalah yang tidak penting.
2. Pendidikan