Konservasi Sumberdaya Tumbuhan GAMBARAN UMUM LOKASI DAN PENDEKATAN PENELITIAN

bakar pekayon. Tata cara adat Tengger adalah duduk di depan api-api atau pawon gegeni menghangatkan badan, tidak boleh melompati kayu bakar yang dipergunakan untuk api-api, ini pantangan dan merupakan adat dari nenek moyangnya. Gambar 6 Rumah Tengger: a. Dapur pawon dengan tumang; dan b Homestay di Desa Wonokitri Kabupaten Pasuruan. Setiap rumah dilengkapi dengan sigiran di bagian luar yang merupakan lumbung jagung yang ditata rapi diletakkan bergantung, namun hal ini sekarang sudah mulai langka, kecuali di Desa Wonokitri dan Desa Keduwung masih banyak dijumpai. Pada dasarnya rumah pada masa kini sudah mengalami perubahan nyata sesuai dengan keinginan pemiliknya. Secara umum rumah tersusun atas ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur, dapur atau pawon berdekatan dengan tumpukan kayu bakar dan jambangan di bagian belakang pakiwan, namun juga tergantung luas tanah, apakah depan dilengkapi toko atau warung. Rumah ternak atau kandang kebanyakan jadi satu dengan gubuk atau berdiri sendiri, dan terletak jauh dari perumahan. Hal tersebut dimaksudkan agar tidak menimbulkan polusi di perumahan serta memudahkan memberi pakan rumput. Wilayah Tengger relatif aman dari pencurian hal ini karena masyarakatnya jujur dan adanya sangsi adat serta didukung letak lokasi dengan tebing curam dan terbatasnya jumlah arah jalan. Untuk perumahan beragama Hindu tata ruang setiap rumah dilengkapi Padmasari di bagian depan teras dan Sanggar Pamujan. Rumah juga berisi ruang tamu, ruang tidur, kamar mandi jeding serta dapur pawon dengan tumang atau perapian. Lingkungan perumahan jarang ada pohon karena mereka sudah a b mengerti apabila pada tanah padas ditanam pohon cemara maka tanah mudah pecah dan pohon mudah roboh jika terkena tiupan angin.

4.3.2.1.2 Pekarangan

Pekarangan menurut Soemarwoto 2004 adalah sebidang tanah di sekitar rumah dengan batas tertentu, ada bangunan tempat tinggal rumah atau gubuk mempunyai hubungan fungsional seperti fungsi ekonomi, biofisik, sosial budaya serta memberi kenyamanan dan ketenteraman bagi penghuninya, estetik, biasanya digunakan menambah penghasilan berupa ternak unggas atau ikan. Masyarakat Tengger mengenal istilah pekarangan, namun berbeda dengan konsep pekarangan seperti kelompok masyarakat lainnya di Indonesia. Menurut masyarakat Tengger pekarangan berfungsi untuk mendirikan rumah dan mempersiapkan bahan ritual, tanaman obat seperti dringu Acorus calamus, adas Foeniculum vulgare dan jenis tanaman hias lainnya seperti bunga mawar Rosa hybrida, adas Foeniculum vulgare, anting-anting Fuchsia hybrida Gambar 7. Gambar 7 Pekarangan: a Tanaman hias, mawar Rosa hybrida, tlotok Curculigo capitulata dan b Jenis bahan ritual Fuchia hybrida Masyarakat Tengger juga memanfaatkan pekarangannya untuk ditanami tanaman budidaya seperti halnya di tegalan yaitu jenis tanaman sayuran, buah- buahan, bahan bumbu dan bahan minuman, misalnya bawang prei Allium