81
5. ETNOBOTANI MASYARAKAT TENGGER DI BROMO TENGGER SEMERU JAWA TIMUR
Abstrak
Penelitian etnobotani masyarakat Tengger Bromo Tengger Semeru Jawa Timur mengungkapkan sistem pengetahuan botani tradisional masyarakat Tengger yang
meliputi pemanfaatan, pengelolaan tumbuhan untuk pemenuhan berbagai kebutuhan hidupnya dipelajari. Penelitian ini juga menguraikan pengaruh hubungan antara
faktor sosial budaya dan ekonomi terhadap keanekaragaman jenis tumbuhan. Penelitian dilakukan dengan wawancara terstruktur dan wawancara bebas,
pengamatan langsung kemudian dianalisis dengan ICS index cultural significance. Masyarakat Tengger dalam kehidupannya mengandalkan sumber alam tumbuhan
untuk berbagai keperluan dan memiliki pengetahuan cukup baik tentang keanekaragaman jenis tumbuhan di sekitar mereka. Berbagai pemanfaatan jenis
tumbuhan digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah untuk bahan pangan 75 jenis, obat-obatan 121 jenis, bahan bangunan, kayu bakar, tali temali dan kerajinan
53 jenis, kecantikan, bumbu, rokok, pewarna 40 jenis, buah-buahan 49 jenis, pakan ternak 44 jenis, tanaman hias 140 jenis, dan bahan ritual 94 jenis. Hasil
perhitungan indeks kepentingan budaya menunjukkan 1 jenis memiliki nilai tinggi yaitu padi dan 10 jenis memiliki nilai manfaat jenis tinggi.
Kata kunci: Etnobotani, indeks kepentingan budaya, masyarakat Tengger
Abstract
Ethnobotanical research of Tengger society from Bromo Tengger Semeru, East Java revealed the botanical indigenous knowledge system of the society covering
useful plants for their livelihood. This research also described the effects of the relationships between social, cultural and economic factors to the plant diversity. The
research was conducted using structural and open ended interview and direct observation. To better assess to the extractive activities and the utilization of the plant
diversity by indigenous people, an index of cultural significance ICS analysis was employed. Tengger people depend on plant resources for their livelihood, and they
have a good knowledge on plant diversity surrounding them. There are various plant utilization by Tengger society including as food 75 species, medicines 121
species, construction, firewood and local technology 53 species, cosmetics, handycraft, cigarette, colors 40 species, forage 44 species, ornamental plants 140
species, fruit 49 species and ritual 94 species. Based on the calculation of the index of cultural significance showed that rice has very high value, together with the
order ten plant species have high value in Tengger culture. Key words: Ethnobotany, index of cultural significance, Tengger society.
82
5.1 Pendahuluan 5.1.1 Latar Belakang
Etnobotani adalah suatu ilmu yang menelaah tentang penggunaan, pengelolaan serta hubungan budaya manusia dalam masyarakat atau suku bangsa terhadap
keanekaragaman hayati tumbuhan. Di Indonesia bidang ilmu etnobotani pengembangannya banyak dilakukan oleh para peneliti laboratorium Etnobotani,
Pusat Penelitian Biologi-LIPI. Peneliti etnobotani harus mampu merangkai pengetahuan bidang ilmu sosial dan biologi menjadi suatu rangkaian yang saling
mendukung untuk mengungkapkan sistem pengetahuan suatu kelompok masyarakat tentang pemanfaatan jenis tumbuhan yang ada di lingkungannya. Sehubungan dengan
hal tersebut di atas, studi etnobotani mencakup berbagai aspek pengetahuan masyarakat, diantaranya: pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sumber daya
hayati tumbuhan, pengetahuan masyarakat tentang lingkungan etnoekologi, pengetahuan tentang pengobatan tradisional yang menggunakan ramuan dari berbagai
jenis tumbuhan dan hewan etnomedisin, pengetahuan tentang sejarah pengelolaan sumber daya hayati etnopaleobotani, pengetahuan tentang pertanian
etnoagrikultur, pengetahuan tentang linguistik etnolinguistik, dan lain-lainnya. Setiap bentuk pengetahuan tersebut dikaji dan dibahas secara holistik dari berbagai
sudut pandang yaitu aspek sosial budaya, botani, sosio-ekonomi, ekologi, dan lain- lainnya. Purwanto 2003 dan Waluyo 2008 mengemukakan bahwa ilmu etnobotani
merupakan ilmu interdisipliner dengan pendekatan holistik hubungan manusia dengan keanekaragaman jenis tumbuhan berikut lingkungannya. Hubungan tersebut
dapat bersifat menguntungkan atau sebaliknya yaitu merugikan bagi manusia atau bagi jenis-jenis hayatinya. Beberapa ahli seperti Cotton 1996 dan Martin 1988
juga menjelaskan tentang ilmu etnobotani yaitu bidang ilmu yang mempelajari keseluruhan hubungan langsung antara manusia dengan tumbuhan. Sedangkan Rifai
dan Waluyo 1992, menyatakan bahwa ilmu etnobotani merupakan cabang ilmu yang mendalami hubungan budaya manusia dengan alam nabati sekitarnya. Dalam