Tanah Kuburan Kawasan Pertanian
Praktek budidaya pertanian lokal indigenous agricultural knowledge ladang atau tegal yang dilakukan masyarakat Tengger sangat berperan penting
dalam tata guna lahan yang memiliki peran sosial ekonomi dan konservasi. Sistem pertanian dengan model gubuk-kandang pada lahan pertanian milik masyarakat
sendiri mempunyai dampak mempermudah pengolahan lahan, pemupukan dan transaksi hasil. Kandang yang berjauhan dari pemukiman mempunyai dampak
positif terhadap kesehatan masyarakat Tengger. Pertanian yang berkelanjutan dengan sistem terasiring dan tumpang sari yang cocok sangat penting
dikembangkan. Untuk lahan yang sedikit datar lebih tepat membuat teras bangku serta menanam tanaman sayur dengan komoditi unggulan diutamakan bernilai
ekonomi tinggi dalam mendukung pertanian Tengger. Kerjasama antara masyarakat dengan Perhutani yang saling
menguntungkan dalam mengelola lahan Perhutani dalam bentuk tanah komplangan dan jalur hijau milik TNBTS sangat membantu masyarakat dan
Perhutani juga berdampak melindungi wilayah kawasan hutan lindung milik Perhutani dan hutan konservasi TNBTS.
Strategi adaptasi pembangunan sistem perumahan yang mengelompok pada daerah bukit yang rata mempunyai arti kebersamaan dan mempermudah
pengaturan pembagian tata ruang pemukiman. Strategi adaptasi yang dikembangkan masyarakat terhadap udara dingin
adalah melakukan pelarangan menanam pohon besar di sekitar kawasan perumahan mempunyai pengaruh terhadap kondisi lingkungan pemukiman
menjadi lebih hangat dan menghindari bencana pohon tumbang. Strategi adaptasi lainnya adalah pengembangan konsep pawon dengan tumang sangat menarik yang
menunjukkan usaha masyarakat Tengger untuk mengadaptasikan kehidupannya pada udara yang dingin.
Pengembangan konsep gubuk-kandang dalam sistem usahatani mempunyai keuntungan ganda bagi kehidupan masyarakat Tengger yaitu
keuntungan yang berkaitan dengan kesehatan dimana letak kandang yang berjauhan dengan pemukiman akan lebih higiensi. Pembangunan gubuk di lahan
pertanian yang berbukit memiliki manfaat mempermudah perawatan kebun, efisiensi tenaga dan mempermudah transaksi hasil panen.
Kondisi lingkungan Gunung Bromo, Tengger dan Semeru yang sewaktu- waktu menimbulkan bencana seperti letusan vulkanik, mengeluarkan awan
belerang dan embun upas, telah memacu masyarakat Tengger mengembangkan strategi adaptasi dengan mengidentifikasi jenis-jenis tanaman budidaya yang
tahan abu vulkanik yaitu jenis bawang prei. Identifikasi pengetahuan etnoekologi masyarakat Tengger ini dapat
dijadikan sebagai dasar pijakan pengembangan wilayah berikut sumber daya hayati dan lingkungannya menjadi lebih berdaya guna dan bermanfaat bagi
pengembangan kawasan tersebut. Persepsi dan konsepsi masyarakat Tengger terhadap sistem pengelolaan lingkungan dapat dijadikan acuan dalam menentukan
kebijakan pengembangan kawasan tersebut terutama erat kaitannya dengan pengelolaan kawasan konservasi di kawasan tersebut.
81