Pembangunan Masyarakat Tengger Berkelanjutan di Wilayah Tengger.
232
Sinukaban N. 2007. Konservasi Tanah dan Air. Kunci Pembangunan Berkelanjutan. Departemen Ilmu Tanah dan Sumber Daya Lahan, Institut Pertanian Bogor.
Direktorat Jenderal RLPS. Soekarman, Riswan S. 1992. Status Pengetahuan Etnobotani di Indonesia Prosiding
Seminar Etnobotani Balitbang Botani-Balitbang Biologi, LIPI. Bogor. Soeriaatmadja RE. 1981. Ilmu Lingkungan. Bandung: Penerbit Institut Teknologi
Bandung. Soemarwoto O. 2004. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta:
Djambatan. Stearn WT. 1992. Botanical Latin. Fourth ed. Redwood Press Ltd. Melksham for
Davis Charles England. Stibbe DG, Uhlenbeck UM. 1921. Tengger, Encyclopedie van Nederlandch-Indie
Leiden. Suyitno 2001. Mengenal Upacara Tradisional Masyarakat Suku Tengger. Ttt:
Satubuku. Suparto, Ponidi. 2006. Arahan Tata Ruang Pertanian Provinsi Jawa Timur. Jakarta:
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Departemen Pertanian. Sugandhy A, Hakim R. 2007. Prinsip Dasar Pembangunan Berkelanjutan
Berwawasan Lingkungan. Jakarta: Bumi Aksara. Sukari, Salamun, Mudjijono, Munawaroh S, Sumarno 2004. Kearifan Lokal di
Lingkungan Masyarakat Tengger Kabupaten Pasuruhan, Propinsi Jawa Timur. Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Deputi Pelestarian dan
Pengembangan Kebudayaan Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta: Proyek Pemanfaatan Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Taylor PM. 1990. The Folk Biology of the Tobelo People A Study in Folk Classification. Washington: Smithsonian Institution Press.
Tylor V.E, Brady LR. and Robbers JE. 1976. Pharmacognosy Lea Febiger Philadelphia USA.
Toledo MV. 1992. What is Ethnoecology? Origen, Scope and Implications of A Rising Dicipline. Ethnoecologica 11: 5–21.
233
Turner NJ. 1988. “The Importance of a Rose”: Evaluating the Cultural Significance of Plants in Thompson and Lillooet Interior Salish. American Anthropolist. 90
2: 272-290. Usman H, Akbar PS. 2008. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.
Vayda AP. 1983. Progressive Contextualization: Methods for Research in Human
Ecology. Plenum Publishing Corporation. Human Ecology, 3: 264-278. van Steenis CGGJ. 1972. The Montain Flora of Java. Leiden: The Rijkherbarium
Netherlands. van Steenis CGGJ. 2005. Flora Untuk Sekolah di Indonesia. Jakarta: PT PradNya
Paramita. van Steenis CGGJ. 1972. Preliminary Checklist of The Flora of Bromo Tengger
Semeru. Field Report of UNDPFAO. Waluyo EK. 2008. Review: Research Ethnobotany in Indonesia and the Future
Perspectives. Biodiversitas 9 1, 59-63. Widianto et al. 2003. Fungsi dan Peran Agroforestri 3 World AgroForestry Centre
ICRAF. Widyaprakosa S. 1994. Masyarakat Tengger: Latar Belakang Daerah Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru. Yogyakarta: Kanisius Yogyakarta. Yuniati E. 2004. Pengaruh faktor sosial budaya dan ekonomi terhadap
keanekaragaman jenis tumbuhan pekarangan pada perkampungan yang di huni oleh masyarakat Sunda dan Jawa di Kabupaten Brebes. [tesis]. Bogor: Program
Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Zahorka H. 2004. The Shamanic Belian Sentiu Ritual of Benuaq Ohookng, with
Special Attention to the Ritual Use of Plants. Borneo Research Bulletin vol. 38. Zuhud EAM, Haryanto 1994. Pelestarian Pemanfaatan Keanekaragaman Tumbuhan
Obat Hutan Tropika Indonesia. Jurusan Konservasi Sumber Daya Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor: Lembaga Alam Tropika LATIN.
235
LAMPIRAN