Keanekaragaman Hewan sebagai Bahan Pangan

202 Kearifan lokal masyarakat Tengger yang melarang atau pantang melakukan pembunuhan atau perburuhan hewan liar sangat membantu keberhasilan upaya konservasi SDH di kawasan konservasi yang dilakukan TNBTS. Demikian pula peran persepsi dan konsepsi yang terkait dalam ajaran tujuh cinta kasih Welas Asih Pepitu dan pandangan tentang karma yang telah tertanam dari generasi ke generasi. Kebutuhan ekonomi dan peranan akan protein hewani masyarakat Tengger lebih mengandalkan hasil pemeliharaan ternak sendiri, sedang kebutuhan ikan dipenuhi dengan membeli di pasar atau mlijo yang disuplai dari Malang dan Probolinggo 11. Perburuhan satwa liar jarang dilakukan sehingga lingkungan dapat dikatakan sangat mendukung wilayah konservasi TNBTS maupun Perhutani 62 Gambar 43. Hal ini dapat kita lihat di lapangan, pada pagi, siang, sore hari suara burung, ayam hutan, deluk di lingkungan terutama berdekatan dengan hutan atau lingkungan sungai di sekitar mereka. Sekarang kebutuhan daging mudah didapat dari pasar yang disuplai dari luar daerah meliputi ayam, daging kambing, daging babi, daging sapi, telur, ikan pindang, ikan kering gereh, ikan lele Clarias batracus. Suatu kebiasaan pesta adat sangat membantu dalam pemenuhan protein hewani masyarakat Tengger, karena pada saat itulah mereka menikmati variasi lauk pauk mulai dari daging sapi, babi, kambing dan ayam. Gambar 43 Jumlah jenis hewan bermanfaat, pengganggu dan liar 203 Hewan yang digunakan pada ritual adat Tengger meliputi ayam Gallus gallus, sapi Bos taurus, kambing Capra aegagrus, babi Sus scrofa untuk digunakan dagingnya, sedangkan kerbau Bos bubalus hanya digunakan acara ritual adat Unan-unan setiap lima tahun. Selain digunakan pada setiap acara adat kuda Equus cabalus digunakan pada acara wisata, transportasi dan ritual sebagai tunggangan atau kuda joget. Bebek Anas supercilliosa dipergunakan pada acara iber-iber ritual Entas-entas mempunyai makna dikemudian hari dapat mencari dan memberi penghidupan. Suara burung prenjak Prinia familiaris, gagak Corvus enca, jangkrik Grylus campestris memberi penanda baik suatu kejadian atau aturan musim pranoto mongso dan memberikan pengetahuan dalam kehidupan manusia. Pandangan tentang tingkah laku dan suara hewan merupakan pengetahuan dari hasil kristalisasi pemikiran dan catatan pengalaman tentang kehidupan organisme di alam. Hewan peliharan yang sering dijumpai di perumahan anjing, burung dara dan kucing, sedang punglor dan puter s angat jarang dijumpai. Jenis hewan penggangu ternak seperti garangan, macan tutul sekarang jarang dijumpai, sedangkan hewan yang mengganggu tanaman budidaya yaitu babi hutan Sus verrusus, kera abu-abu sering berada di tegalan yang berbatasan dengan hutan konservasi. Fungsi beternak adalah untuk menambah pemasukan atau income masyarakat selain dari hasil pertanian dan membuat pupuk kandang dari kotoran ternak mereka. Ternak dan rumah serta kepemilikan tanah merupakan simbol status kekayaan seseorang. Kandang ternak ditempatkan di luar atau jauh dari perumahan dimaksudkan untuk kesehatan lingkungan masyarakat dan mudahnya memberi pakan ternak dan memudahkan pengolahan pupuk kandang, biasanya kandang menjadi satu dengan gubuk atau berdekatan. Ayam dan itik biasanya ditempatkan di kandang yang berada di belakang rumah dan tidak ditempatkan di dekat dengan tegalan, karena akan dapat menggangu pertaniaan tetangga. Walaupun letak kandang ternak berada jauh dari rumah namun masyarakat tidak khawatir ternak akan hilang. Karena wilayah Tengger sangat aman 204 terhadap pencurian, rasa aman tercipta karena masyarakatnya pantang mencuri seperti yang diajarkan kepercayaan dan agama mereka. Bentuk bangunan kandang berupa panggang pepe atau kampung dengan alas dari tanah, lantai atau kayu cemara dengan permukaan sedikit miring agar air kencing dapat mengalir. Pakan ternak terutama untuk sapi, babi, kuda adalah rumput astruli yang ditanam masyarakat di batas terasiring. Untuk pakan ternak kambing diantaranya adalah jenis kaliandra dan jenis lamtoro yang ditanam sebagai pagar atau ditepi jalan, tanah komplangan serta dimanfaatkan sebagai tanaman konservasi untuk mencegah tanah longsor.

6.5 Simpulan

Pengetahuan keanekaragaman jenis hewan di lingkungan masyarakat Tengger berjumlah 120 jenis yang terdiri dari hewan peliharaan dan liar. Hewan peliharaan yang dimanfaatkan masyarakat Tengger terdiri dari Aves 8 jenis, Mamalia 10 jenis, sedang jenis ikan danau 3 jenis, dan jenis ikan berasal dari luar Tengger adalah ikan kering 3 jenis, Decapoda 2 jenis. Pengetahuan masyarakat Tengger terhadap binatang liar di sekitar mereka meliputi, Mamalia 32 jenis, Reptilia 9 jenis, Aves 64 jenis, Diptera 2 jenis, Arachnidae 1 jenis, Grylotaipidae 1 jenis, Hypnoptera 1 jenis. Pengetahuan tentang keanekaragaman jenis hewan di lingkungan maupun jenis hewan di hutan sangat baik, karena masyarakat Tengger selalu berkomunikasi dengan alam sekitar. Perburuan terhadap binatang liar tidak ada, hal ini sangat mendukung konservasi keanekaragaman hayati. Masyarakat suku Tengger memanfaatkan hewan untuk mendukung kebutuhan ekonomi, kebutuhan protein hewani, menjaga keamanan dan bahan ritual adat meliputi ayam, babi, sapi, kambing, domba, bebek, sedangkan kuda mendukung jasa transportasi dan pariwisata. Peran jenis hewan tertentu mengandung nilai makna kepercayaan suatu kejadian maupun indikasi aturan musim pranoto mongso. Dalam mendukung perekonomian keluarga dan ritual adat jenis penting meliputi ternak sapi, babi, kambing dan ayam dan berdampak positif dalam pengolahan lahan pertanian untuk dipergunakan sebagai pupuk kandang.