Sistem Manajemen Basis Pengetahuan
117
e Risiko transportasi yang diakibatkan oleh pemilihan moda transportasi, ketidakpastian waktu transportasi, keamanan di jalan, dan kerusakan jalan
mengurangi mutu produk. f Risiko pasar yang bersumber dari struktur pasar, fluktuasi harga, penolakan
konsumen dan standarisasi mutu di pasar. g Risiko produksi yang diakibatkan oleh kapasitas produksi, proses produksi,
penggunaan teknologi produksi dan mutu bahan baku. h Risiko informasi yang bersumber dari penggunaan metode peramalan,
ketersediaan informasi, distorsi informasi dan metode transfer informasi. i Risiko kualitas yang diakibatkan oleh musim dan cuaca, metode
penyimpanan, variasi mutu pasokan, dan mutu pasokan bahan baku. j Risiko penyimpanan yang diakibatkan oleh ketidakpastian pasokan,
ketidakpastian permintaan, penyusutan dan penurunan mutu serta lokasi geografis.
k Risiko kemitraan yang bersumber dari pemilihan mitra, putusnya jaringan komunikasi, putusnya jaringan transportasi dan komitmen mitra.
Struktur tersebut dapat diperlihatkan pada Gambar 36.
Gambar 36 Struktur hierarki fuzzy AHP identifikasi risiko rantai pasok
Goal
Tujuan
Identifikasi faktor risiko setiap tingkatan rantai pasok
Peningkatan Kualitas pasokan Peningkatan kesejahteraan petani
Menjamin kontinuitas pasokan yang stabil
Alternatif Aktor
Tingkat Petani Tingkat Pengepul
Tingkat Agroindustri Tingkat Distributor Tingkat Konsumen
Risiko Kualitas Risiko Penyimpanan
Risiko kemitraan Risiko lingkungan
Risiko Teknologi Risiko Harga
Risiko Pasokan Risiko transportasi
Risiko Pasar Risiko produksi
Risiko Informasi
118
Dari struktur pada Gambar 36 kemudian dilakukan perbandingan tingkat kepentingan dengan melibatkan beberapa pakar dalam bidang rantai pasok dan
pasca panen komoditas jagung sebagaimana disebutkan di atas. Hasil penilaian pakar kemudian dilakukan agregasi untuk mendapatkan suatu nilai tunggal
evaluasi risiko rantai pasok komoditas jagung. Hasil evaluasi risiko rantai pasok dengan menggunakan fuzzy AHP dapat dijelaskan dengan menggunakan Tabel 13,
sedangkan hasil rinci dari pembobotan risiko setiap tingkatan rantai pasok dapat diperlihatkan pada Lampiran 11. Kemudian hasil pembobotan struktur hierarki
analisa risiko rantai pasok dapat diperlihatkan pada Lampiran 9.
Tabel 13 Hasil pembobotan risiko tingkatan rantai pasok dengan fuzzy AHP Aktor
kualitas pasokan
kontinuitas pasokan
kesejahteraan petani
bobot tingkatan
Tingkat petani 0,571
0,563 0,476
0,538 Tingkat pengepul
0,145 0,140
0,187 0,157
Tingkat Agroindustri 0,145
0,136 0,103
0,129 Tingkat distributor
0,090 0,096
0,110 0,098
Tingkat konsumen 0,049
0,065 0,124
0,078 bobot
0,406 0,265
0,328 Dari Tabel 13 terlihat bahwa tujuan peningkatan kualitas pasokan
mempunyai bobot tertinggi disusul dengan tujuan peningkatan kesejahteraan petani dan tujuan menjamin kontinuitas pasokan bahan baku komoditas jagung
berturut turut dengan bobot nilai 0,406; 0,328 dan 0,265. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam manajemen risiko rantai pasok komoditas jagung
mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan kualitas pasokan pada agroindustri, karena dengan peningkatan kualitas tersebut dapat mengurangi terjadinya
kerusakan produk dalam tahap penyimpanan dan peningkatan harga sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani. Kemudian dengan peningkatan
pendapatan petani akan diperoleh tujuan selanjutnya yaitu peningkatan kesejahteraan petani. Dalam rantai pasok yang dapat meningkatkan kesejahteraan
petani akan mendorong lebih banyak petani bertanam jagung sehingga akan meningkatkan pasokan dan akan menjamin kontinuitas pasokan bahan baku. Dari
Tabel 13 juga diperoleh nilai bobot risiko setiap tingkatan dalam rantai pasok komoditas jagung, sebagaimana dapat diperlihatkan pada Gambar 37.