Fungsi Regresi LANDASAN TEORI

63 xx xy SS SS B + + = 1 ˆ 19 X B Y B ~ ˆ ~ ˆ 1 + + − = 20 ∫ + = 1 2 ~ α α α d X X X U L Dimana: 21 ∫ + = 1 2 ~ α α α d Y Y Y U L 22 2 1 1 2 2 ~ 2 X n d X X SS n i U i L i xx − + = ∑∫ = α α α 23 Y X n d Y X Y X SS n i U i U i L i L i xy ~ ~ 2 1 1 − + = ∑∫ = + α α α α α 24

3.7. Fungsi Utilitas Risiko

Fuzzy Fungsi utilitas merupakan nilai preferensi preferences value seseorang terhadap tingkat risiko dalam membuat keputusan. Fungsi utilitas tersebut dipetakan ke dalam nilai-nilai utilitas, dimana nilai utilitas lebih besar, berarti tingkat preferensinya lebih tinggi Wilkes 2008 e x k x U β α = . Fungsi utilitas risiko setiap tingkatan rantai pasok dapat direpresentasikan sebagai fungsi regresi non-linear sebagai berikut: 25 Dimana U k ∑ = = n i ik i k x R w x U 1 x adalah fungsi utilitas risiko pada tingkat k dalam jaringan rantai pasok dan x adalah harga jagung di tingkat petani. Karena setiap tingkatan rantai pasok memiliki beberapa faktor risiko, fungsi utilitas risiko untuk setiap tingkatan rantai pasok dapat diperoleh dengan menggabungkan faktor-faktor risiko untuk setiap tingkatan rantai pasokan dengan menggunakan rata-rata tertimbang sebagai berikut: 26 64 ∑ = = n i i w 1 1 27 Dimana R ik x adalah nilai utilitas risiko faktor ke i pada tingkat k dalam jaringan rantai pasok. Dan w i m m j jik ik x V x R ∏ = = 1 adalah bobot masing-masing faktor risiko yang diperoleh dari analisis dengan menggunakan proses AHP. Nilai utility faktor risiko dapat diperoleh dari nilai utilitas variabel risiko untuk setiap faktor risiko rantai pasok menggunakan metode geometric mean sebagai berikut: 28 Dimana V jik x S x P x V ijk ijk ijk = x adalah nilai utilitas dari variabel j risiko i faktor risiko untuk tingkat k rantai pasokan dengan harga x. Utilitas nilai variabel risiko yang diperoleh dengan mengalikan nilai kemungkinan dan dampak dari variabel risiko, dengan fungsi sebagai berikut: 29 Dimana P ijk X adalah kemungkinan risiko dan S ijk       = ∏ ∑ = = m m j ijk ijk n i i k x S x P w x U 1 1 x adalah dampak risiko i variabel risiko pada faktor-faktor risiko j dan k tingkat rantai pasokan. Nilai dampak risiko dan kemungkinan risiko ini diukur dengan bilangan fuzzy berdasarkan penilaian oleh para pemangku kepentingan dalam rantai pasokan untuk menilai tingkat risiko berdasarkan perubahan harga jagung di tingkat petani. Berdasarkan persamaan 26, 28 dan 29 akan diperoleh fungsi risiko utilitas fuzzy sebagai berikut: 30 e x m m j ijk ijk n i i x S x P w 1 1 β α =       ∏ ∑ = = Dengan mensubstitusikan persamaan 30 ke dalam persamaan 25, maka akan mendapat persamaan berikut: 31 65

3.8. Proses Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi, mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mengelolanya melalui sumber daya yang tersedia. Strategi yang dapat digunakan antara lain mentransfer risiko pada pihak lain, mengindari risiko, mengurangi efek buruk dari risiko dan menerima sebagian maupun seluruh konsekuensi dari risiko tertentu. a Identifikasi risiko Proses ini meliputi identifikasi risiko yang mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha. Identifikasi risiko secara akurat dan komplet sangatlah vital dalam manajemen risiko. Salah satu aspek penting dalam identifikasi risiko adalah mendaftar risiko yang mungkin terjadi sebanyak mungkin. Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam identifikasi risiko antara lain: Brainstorming , Survei, wawancara, informasi historis, kelompok kerja, dana lain-lain. b Analisa risiko Setelah melakukan identifikasi risiko, maka tahap berikutnya adalah pengukuran risiko dengan cara melihat potensi terjadinya seberapa besar severity kerusakan dan posibilitas terjadinya risiko tersebut. Penentuan posibilitas terjadinya suatu kejadian sangatlah subyektif dan lebih berdasarkan nalar dan pengalaman. Beberapa risiko memang mudah untuk diukur, namun sangatlah sulit untuk memastikan posibilitas suatu kejadian yang sangat jarang terjadi. Sehingga, pada tahap ini sangatlah penting untuk menentukan dugaan yang terbaik supaya nantinya kita dapat memprioritaskan dengan baik dalam implementasi perencanaan manajemen risiko. Kesulitan dalam pengukuran risiko adalah menentukan kemungkinan terjadi suatu risiko karena informasi statistik tidak selalu tersedia untuk beberapa risiko tertentu. Selain itu, mengevaluasi dampak severity kerusakan seringkali cukup sulit untuk asset immateriil. Dampak adalah efek biaya, waktu dan kualitas yang dihasilkan suatu risiko. Beberapa contoh dampak yang dikaitkan dengan biaya, waktu dan kualitas dapat diperlihatkan pada Tabel 10. 66 Tabel 10 Penilaian dampak risiko Dampak Biaya Waktu Kualitas Sangat rendah Dana mencukupi agak menyimpang dari target kualitas agak berkurang namun masih dapat digunakan Rendah Membutuhkan dana tambahan agak menyimpang dari target gagal untuk memenuhi janji pada stakeholder Sedang Membutuhkan dana tambahan Penundaan berdampak terhadap stakeholder beberapa fungsi tidak dapat dimanfaatkan Tinggi Membutuhkan dana tambahan yang signifikan gagal memenuhi deadline gagal untuk memenuhi kebutuhan banyak stakeholder Sangat tinggi Membutuhkan dana tambahan yang substansial penundaan merusak proyek proyek tidak efektif dan tidak berguna Setelah mengetahui posibilitas dan dampak dari suatu risiko, maka kita dapat mengetahui potensi suatu risiko. Untuk mengukur bobot risiko kita dapat menggunakan skala dari 1-5 seperti yang disarankan oleh JISC infoNet, sebagaimana terlihat pada Tabel 11. Tabel 11 Bobot skala pengukuran risiko Skala Posibilitas Dampak 1 Sangat rendah hampir tidak mungkin terjadi dampak kecil 2 Rendah kadang terjadi dampak kecil pada biaya, waktu dan kualitas 3 Sedang mungkin tidak terjadi dampak sedang pada biaya, waktu dan kualitas 4 Tinggi sangat mungkin terjadi dampak substansial pada biaya, waktu dan kualitas 5 Sangat tinggi hampir pasti terjadi mengancam kesuksesan proyek c Pengelolaan risiko Jenis-jenis cara mengelola risiko, dapat dikategorikan dengan berbagai cara sebagai berikut: • Risk avoidance, y aitu memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas yang mengandung risiko sama sekali. Dalam memutuskan untuk melakukannya, maka harus dipertimbangkan potensial keuntungan dan potensial kerugian yang dihasilkan oleh suatu aktivitas.