152
informasi harga, informasi pasar, informasi pasokan dan informasi permintaan dan pasar jagung. Dengan konsep ini maka setiap pelaku akan mendapatkan
informasi yang sama sehingga proses kerjasama dan transaksi bisnis rantai pasok akan dilakukan dengan transparan dan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Tindakan pengendalian risiko ini juga dapat diterapkan untuk mengatasi terjadinya fluktuasi harga dengan jalan meningkatkan kerjasama dan kontrak
penjualan dengan standar kualitas dan kuantitas tertentu sesuai kesepakatan harga secara bersama. Tindakan ini juga dapat mengurangi risiko kualitas sebagai
akibat penyimpanan yang terlalu lama, karena dengan tersedianya informasi pasar yang akurat dan mudah diakses menyebabkan terjadinya risiko penumpukan stok
berkurang. Adapun tampilan sistem pengendalian risiko fluktuasi harga di tingkat distributor pengecer dapat dilihat pada Gambar 62.
Gambar 62 Mitigasi risiko fluktuasi harga di tingkat pengecer
8.1.5. Pengendalian Risiko di Tingkat Konsumen
Pada tingkat konsumen dalam rantai pasok komoditas jagung, risiko yang perlu dilakukan tindakan pengendalian adalah risiko fluktuasi harga, risiko
distorsi informasi harga, risiko variasi mutu pasokan dan risiko ketidakpastian pasokan yang mempunyai tingkat risiko sedang, sebagaimana dapat dilihat pada
Gambar 63. Risiko fluktuasi harga pada tingkat konsumen terjadi karena komoditas jagung ketersediaanya adalah musiman, sehingga pada saat musim
153
panen raya cenderung harga jagung turun dan harga jagung akan naik setelah panen raya selesai. Dengan adanya fenomena ini pihak konsumen harus berupaya
untuk mengendalikan risiko tersebut dengan beberapa cara yaitu 1 Memperbaiki proses peramalan permintaan, produksi dan penjadwalan, 2 Penyediaan informasi
kebutuhan dan ketersediaan jagung yang mudah diakses oleh setiap pemangku kepentingan rantai pasok, dan 3 Melakukan kontrak kerjasama pengadaan bahan
baku dengan standar kualitas tertentu dan kuantitas pasokan jagung. Fluktuasi harga juga dapat menyebabkan timbulnya risiko lain seperti risiko distorsi
informasi harga yang terjadi karena dengan adanya perubahan harga yang sering terjadi akan menimbulkan adanya informasi yang tidak sampai ke setiap tingkatan
rantai pasok, sehingga ada pihak atau pelaku dalam jaringan rantai pasok yang tidak mengetahui adanya perubahan harga tersebut akan dimanfaatkan untuk
mendapatkan keuntungan pada pihak yang lain yang telah mengetahui perubahan harga dengan cara tidak memberikan informasi perubahan harga tersebut.
Gambar 63 Pengendalian risiko di tingkat konsumen
Risiko ketidakpastian pasokan dapat terjadi karena komoditas jagung bersifat musiman, sehingga ketersediaannya bergantung pada musim yang
cenderung akan terus berubah. Selain itu ketidakpastian pasokan juga dapat terjadi karena belum adanya mekanisme penggunaan jadwal tanam yang memperhatikan
kondisi permintaan dan pasokan dengan menggunakan informasi pasar yang pasti, sehingga akan tercipta suatu kondisi yang dapat memberikan kuantitas pasokan
154
yang pasti di suatu wilayah pada masa tertentu. Untuk mengatasi risiko ketidakpastian pasokan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu melakukan
kontrak kerjasama pengadaan bahan baku dengan standar kualitas dan kuantitas tertentu, menjalin kontrak kerjasama dengan pemasok yang mempunyai loyalitas
tinggi dan melakukan kontrak kerjasama dengan pembagian keuntungan yang seimbang antar pelaku rantai pasok. Kemudian untuk mengatasi adanya variasi
mutu pasokan dapat dilakukan dengan kerjasama antar pelaku rantai pasok dengan standar kualitas tertentu dengan konsep pembagian keuntungan yang seimbang.
Dengan pendekatan ini dimungkinkan juga untuk dapat mengatasi risiko ketidakpastian pasokan dan rendahnya mutu pasokan. Adapun hasil verifikasi dan
validasi sistem mitigasi risiko fluktuasi harga di tingkat konsumen dapat dilihat pada Gambar 64.
Gambar 64 Mitigasi risiko fluktuasi harga di tingkat konsumen
8.2. Penyeimbangan Risiko Rantai Pasok
Stakeholder dialog model adalah model yang digunakan untuk membuat
negosiasi harga jagung di tingkat petani dengan nilai utilitas input faktor risiko pada tiap tingkat rantai pasok berdasarkan skenario perubahan harga. Oleh karena
itu, masukan dari sub model merupakan faktor risiko pada setiap tingkatan rantai pasok produkkomoditas jagung, harga jagung yang diinginkan di setiap tingkatan
rantai pasok dan nilai utilitas faktor risiko dari setiap tingkatan rantai pasok.