79
komplek dalam manajemen risiko rantai pasok produkkomoditas jagung. Khususnya dalam memodelkan sistem penyeimbangan risiko yang
menggunakan pendekatan stakeholder dialog untuk mendapatkan kesepakatan harga jagung di tingkat petani.
4.4. Langkah Pemodelan Sistem
Secara umum, langkah-langkah utama yang harus diikuti untuk membangun sistem dalam pengembangan sistem penunjang pengambilan
keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok adalah: menganalisa kebutuhan user atau pelaku ditinjau dari kebutuhan setiap pelaku dan kendala yang dihadapi,
menganalisa sistem ditinjau dari fungsional dan non-fungsional sistem, pemodelan sistem yang mencakup model basis data, model basis pengetahuan dan
model matematis solusi permasalahan, merancang bangun sistem dan implementasi serta validasi model dan testing atau pengujian sistem.
Menurut Dhar dan Stein 1997, Sistem Penunjang Keputusan Cerdas merupakan sebuah Sistem Penunjang Keputusan yang menggunakan teknik-
teknik yang ada di bidang intelijensi buatan Artificial Intelligent seperti: seperti fuzzy systems
, neural networks, machine learning, dan genetic algorithms algoritma genetik. Tujuannya adalah untuk membantu pengguna dalam
mengakses, menampilkan, memahami, serta memanipulasi data secara lebih cepat dan mudah untuk membantunya dalam mengambil keputusan. Sistem penunjang
keputusan cerdas yang akan dikembangkan dalam penelitian ini terutama menggunakan pendekatan fuzzy sistem untuk memodelkan analisis dan
pengukuran risiko rantai pasok pada setiap tahaptingkatan rantai pasok. Sistem penunjang pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai
pasok yang akan dikembangkan merupakan sistem yang mencakup jenis dan kelompok komoditas bahan pangan khususnya komoditas Jagung, yang meliputi
rantai aktivitas pasokan, struktur jaringan dan distribusinya, mekanisme penyediaan, proses peramalan harga dan produksi serta strategi manajemen risiko
rantai pasok. Pada setiap tingkatan rantai pasok, akan dikembangkan model analisis dan pengendalian risiko dengan pendekatan sistem intelijen untuk
80
pengambilan keputusan kelompok dalam penelitian ini. Adapun penjelasan rinci dari pemodelan sistem tersebut dapat diperlihatkan pada Gambar 18.
Gambar 18 Langkah-langkah teknik pemodelan sistem
4.5. Verifikasi dan Validasi Model
Kredibilitas sebuah model ditentukan oleh aksebilitas model dihadapan para pengguna atau pemangku kepentingan. Penerimaan sebuah model oleh
pengambil keputusan sebagai pengguna harus diuji melalui proses verifikasi dan validasi. Proses ini akan membuktikan kebenaran model dan penerimaan
pengguna terhadap kemampuan dari model. Seluruh rangkaian dalam menghasilkan mulai dari pemuatan elemen sistem nyata, pembangunan logika dan
Mulai Analisa kebutuhan user
Analisa Kebutuhan Sistem Lengkap?
Formulasi Model Sistem Gugus solusi yang layak
Cukup? Model Optimal
Rancang bangun Sistem Sesuai spesifikasi?
Implementasi Sistem Valid?
Rekomendasi operasional sistem Selesai
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
81
penulisan program komputer dengan bahasa pemrograman tertentu akan diperiksa konsistensinya terhadap konsep dan teori yang digunakan.
Verifikasi dan validasi model adalah bagian esensial dari proses pengembangan model agar model diterima dan digunakan untuk mendukung
pengambilan keputusan. Pertanyaan utama yang sering disampaikan kepada seseorang yang memperkenalkan sebuah model adalah keabsahan model sebelum
diterapkan. Verifikasi adalah proses untuk menjamin bahwa model sudah bekerja dengan benar, sedangkan validasi adalah proses menjamin bahwa model
memenuhi kebutuhan yang diharapkan dari segi metoda yang digunakan dan hasil yang diperoleh. Verifikasi dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui kebenaran
kerja model, selanjutnya divalidasi untuk mengetahui kesesuaian model terhadap peruntukannya Carson 2002.
Verifikasi adalah proses pemeriksaan apakah logika operasional model program komputer sesuai dengan logika diagram alur. Kalimat sederhananya,
apakah ada kesalahan dalam program? Hoover et al. 1989. Proses verifikasi dilakukan terhadap setiap modul untuk menguji apakah program dari modul
tersebut telah dapat berjalan dengan baik dan benar. Verifikasi dilakukan dengan jalan memberikan data input dengan skenario tertentu kepada setiap modul
program, kemudian memeriksa outputnya dengan membandingkannya dengan hasil perhitungan manual. Jika hasilnya masih terdapat kesalahan, maka dilakukan
perbaikan terhadap program setiap modul, kemudian dilakukan integrasi terhadap modul untuk membentuk sistem dan kemudian dilakukan verifikasi terhadap
sistem hasil integrasi tersebut, sehingga diperoleh suatu sistem yang tepat dan akurat.
Validasi model dilakukan untuk menguji apakah model yang sudah dibuat dapat digunakan atau tidak di lapangan atau dalam kehidupan nyata. Validasi
adalah proses penentuan apakah model, sebagai konseptualisasi atau abstraksi, merupakan representasi berarti dan akurat dari sistem nyata? Hoover et al. 1989.
Validasi model merupakan langkah untuk menguji apakah model yang telah kita susun dapat merepresentasikan sistem nyata yang diamati secara benar. Model
dikatakan valid jika tidak memiliki karakteristik dan perilaku yang berbeda secara signifikan dari sistem nyata yang diamati. Prosedur validasi model tergantung
82
dari sistem yang sedang dimodelkann dan lingkungan pemodelan. Beberapa metode validasi adalah: 1 Metode statistik, 2 Metode Delphi, 3 Perilaku
ekstrim. Jika ukuran kinerja sistem nyata cukup tersedia, uji statistik umum seperti uji t digunakan dimana kita menguji hipotesis kesamaan nilai rata-rata.
Kadang-kadang uji F juga dapat digunakan untuk menguji kesamaan ragam sistem nyata dengan model. Metode Delphi dikembangkan sebagai pendekatan ke
analisis permasalahan ketika sangat sedikit data tersedia atau sistem nyata sedang dipertimbangkan. Dalam metode Delphi, sekelompok ahli terpilih membentuk
panel yang akan menghasilkan jawaban konsensus terhadap pertanyaan yang diajukan ke mereka. Dalam lingkungan sistem, panel mungkin terdiri dari
manager dan pengguna sistem yang sedang dimodelkan dan pertanyaan adalah tentang perilaku atau kinerja sistem di bawah kondisi operasi tertentu. Teknik
validasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Delphi expert’s jugement
yaitu dengan meminta pendapat para pakar untuk memberikan penilaian terhadap model yang dibuat dengan mengisi kuisioner dan melakukan
diskusi untuk memperbaiki dan menentukan tingkat efektifitas dari sistem dengan mencoba sistem penunjang keputusan dengan input skenario tertentu. Adapun
beberapa pakar yang akan dilibatkan dalam proses validasi model ini adalah beberapa pelaku atau praktisi agroindustri produk jagung seperti pakan ternak dan
tepung jagung, serta pakar akademisi dan pakar dari lembaga penelitian. Menurut Checkland 1995 dalam Eriyatno dan Sofyar 2007, validasi
dalam model yang didekati dengan hard system harus menunjukan secara syahih untuk menggambarkan bagian dari dunia nyata; sedangkan dalam model yang
didekati dengan soft system validasi dapat dilakukan dengan pembuktian intelektual atau bisa dikatakan sebagai pembuktian model secara intelektual
terhadap prinsip-prinsip yang telah didefinisikan dengan struktur dan konsep intelektual. Dalam penelitian ini validasi model dilakukan dengan wawancara
mendalam terhadap beberapa pakar untuk membuktikan tingkat fungsionalitas model dalam dunia nyata.