Basis Data Identifikasi Risiko Rantai Pasok

115

6.5. Sistem Manajemen Dialog

Sistem manajemen dialog adalah sistem yang dirancang untuk mengatur interaksi antara penguna user dengan model sistem komputer aplikasi komputer. Interaksi antara sistem dan pengguna tersebut dapat dilakukan dengan input data, pemilihan variabel input atau pemilihan skenario input sehingga mendapatkan output sistem yang diinginkan pengguna. Untuk memudahkan pengoperasian sistem, digunakan sistem menu sebagai pilihan yang dapat dipilih oleh pengguna dalam mengoperasikan sistem aplikasi model pengambilan keputusan manajemen risiko rantai pasok komoditiproduk jagung. Selain itu sistem ini dapat digunakan oleh banyak pengguna dengan tampilan yang berbeda berdasarkan tingkatan pengguna sistem. Tingkatan pengguna dalam aplikasi ini dibagi menjadi dua yaitu pengguna biasa dan pengguna admin. Pengguna biasa terbagi menjadi lima kategori yaitu pengguna pada tingkat petani, pengguna pada tingkat pengepul, pengguna pada tingkat agroindustri, pengguna pada tingkat distributor dan pengguna pada tingkat konsumen, sedangkan pengguna admin terbagi dua kategori yaitu pengguna admin channel master dan pengguna admin ahli. Pengguna biasa dapat melakukan operasi sistem manajemen risiko sesuai dengan tingkatan pengguna, artinya data pada tingkatan yang satu tidak dapat diakses oleh pengguna pada tingkatan yang lain, sedangkan pengguna admin dapat melakukan update seluruh data pada setiap tingkatan rantai pasok, karena pengguna admin merupakan pengguna yang mempunyai hak untuk menjaga dan memelihara fungsionalitas data dan sistem. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam pemodelan sistem manajemen risiko rantai pasok produkkomoditas jagung adalah: kondisi cuaca atau iklim terjadi secara normal dan setiap pelaku rantai pasok sadar akan pentingnya manajemen risiko rantai pasok untuk dapat mengendalikan kemungkinan risiko yang tidak diinginkan. Rantai pasok jagung yang digunakan dalam model ini adalah rantai pasok yang berorintasi pemenuhan kebutuhan jagung untuk pakan ternak sehingga perlu adanya kebutuhan nilai kualitas jagung yang harus dipenuhi ssesuai dengan kriteria untuk bahan baku industri pakan ternak unggas. 116

VII. ANALISIS RISIKO RANTAI PASOK

7.1. Identifikasi Risiko Rantai Pasok

Berdasarkan hasil studi literatur Hallikas et al. 2004; Agiwal Mohtadi 2008 dan brainstorming serta interview mendalam dengan beberapa pakar akademisi: seorang profesor manajemen rantai pasok, peneliti: Balai Pasca Panen Bogor, praktisi: kepala devisi pengadaan bahan baku industri pakan PT. Charoen Pokphand Indonesia maka diperoleh struktur hierarki dari fuzzy AHP identifikasi risiko rantai pasok komoditas jagung. Struktur hierarki yang diperoleh terdiri atas empat level yaitu: 1. Level1. FokusGoal: Identifikasi faktor risiko setiap tingkatan rantai pasok komoditas jagung. 2. Level2: Tujuan manajemen risiko rantai pasok komoditas jagung yang menjadi perhatian dalam kajian ini adalah: Untuk meningkatkan kualitas pasokan T1, Untuk menjamin kontinuitas pasokan yang stabil T2, Untuk meningkatkan kesejahteraan petani T3 3. Level3. Aktor yang merupakan tingkatan rantai pasok komoditas jagung sesuai dengan Vorst 2006 yang terdiri dari: Tingkat Petani A1, Tingkat Pengepul A2, Tingkat Agroindustri A3, Tingkat Distributor A4, Tingkat Konsumen A5. 4. Level4. Alternatif faktor risiko yang teridentifikasi dari hasil interview mendalam dengan pakar dan hasil studi literatur adalah: a Risiko lingkungan, yang diakibatkan oleh bencana alam, hama dan penyakit, kebijakan pemerintah, keamanan, kondisi sosial budaya dan politik, serta produk pesaing. b Risiko teknologi, yang bersumber dari rendahnya penguasaan teknologi, perkembangan teknologi baru, penggunaan teknologi dan ketersediaan teknologi. c Risiko harga, yang diakibatkan oleh adanya inflasi, nilai tukar dan bunga bank, fluktuasi harga dan distorsi informasi harga dan pasokan. d Risiko pasokan yang bersumber dari keberagaman mutu pasokan, loyalitas pemasok, ketidakpastian pasokan dan ketersediaan pasokan.