172
dalam suatu wilayah tertentu atau kombinasi pola tanam dengan komoditas lain seperti padi dan palawija untuk mendapatkan keuntungan maksimal dalam suatu
siklus tanam pada suatu musim tertentu. Koordinasi penentuan pola penjadwalan harus melibatkan konsumen jagung seperti industri pakan ternak yang paling
banyak menyerap pasokan jagung dari petani, sehingga pasokan dapat terkendali sepanjang tahun untuk dapat mendapatkan kestabilan harga. Koordinasi dapat
diterapkan dengan melibatkan lembaga yang sudah ada yaitu gabungan kelompok tani gapoktan dan koperasi petani dalam upaya untuk melakukan penggiliran
jadwal tanam agar memberikan pasokan jagung yang kontinyu sepanjang tahun dengan kuantitas tertentu. Oleh karena itu perlu adanya penelitian lanjutan untuk
mengembangkan model kelembagaan yang tepat dalam upaya untuk dapat mengimplementasikan pola penjadwalan yang tepat guna menjaga pasokan jagung
di suatu wilayah tertentu. Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah untuk menentukan risiko
rantai pasok dilakukan dengan pendekatan kualitatif yang sangat bergantung pada tingkat pengetahuan pakar terhadap wilayah tersebut. Disamping itu dalam
memodelkan sistem ini juga menggunakan asumsi tidak terjadi perubahan iklim yang ekstrim, tidak terjadi bencana alam seperti banjir, kekeringan, gunung
meletus dan adanya wabah penyakit atau hama yang menyerang lahan pertanian. Model sangat bergantung pada kondisi setempat dan juga waktu dan tujuan
manajemen risiko yang dirancang. Sedangkan keterbatasan model ini adalah penggunaan metode kualitatif menuntut untuk mengkuantifikasi hasil kualitatif
dari hasil analisis risiko rantai pasok di suatu wilayah yang akan berbeda dengan wilayah lain bergantung pada waktu, kondisi masyarakat dan struktur pasar yang
berlaku dalam rantai pasok. Hasil validasi model penentuan jadwal tanam di Kabupaten Grobogan menunjukkan bahwa model dapat diaplikasikan di daerah
tersebut dan sesuai dengan kondisi di lapangan berdasarkan wawancara mendalam dengan beberapa pihak yang telibat dalam rantai pasok komoditas jagung.
173
IX. IMPLIKASI MANAJERIAL
9.1. Implikasi Manajerial Analisis Risiko Rantai Pasok Jagung
Implikasi manajerial manajemen risiko rantai pasok yang dapat diusulkan dari penelitian ini adalah perlu adanya suatu mekanisme yang tepat untuk dapat
mengidentifikasi risiko rantai pasok agar diperoleh gambaran yang jelas akan kemungkinan terjadinya risiko dan penyebabnya sehingga pihak manajemen dapat
melakukan tindakan ataupun mengantisipasi akan terjadinya risiko dalam melakukan proses bisnisnya. Selain itu untuk dapat memfokuskan tindakan yang
tepat dalam menganalisis risiko rantai pasok perlu adanya evaluasi setiap risiko yang telah diidentifikasi, sehingga akan diperoleh suatu alternatif tindakan yang
dapat dipilih oleh pihak manajemen dalam mengantisipasi adanya risiko secara cepat, tepat dan efektif.
Untuk melakukan identifikasi risiko dan evaluasi risiko yang telah diidentifikasi sebaiknya melibatkan semua pihak yang berkepentingan dalam
manajemen risiko rantai pasok komoditas jagung. Salah satu cara yang cukup efisien adalah dengan menggunakan teknologi informasi yang saat ini telah
berkembang dengan pesat yaitu teknologi yang berbasis internet. Karena dengan teknologi tersebut setiap pihak yang berkepentingan dapat saling berhubungan
tanpa harus bertemu dan bertatap muka secara langsung untuk dapat menyelesaikan masalah secara bersama dalam kaitan dengan manajemen risiko
rantai pasok. Untuk itu dalam penelitian ini telah dikembangkan suatu prototipe sistem manajemen risiko yang berbasis web yang dapat digunakan oleh setiap
pihak yang berkepentingan dalam manajemen risiko rantai pasok komoditas jagung dalam hal mengidentifikasi, mengevalusi, dan memitigasi risiko rantai
pasok yang dapat dilakukan secara bersama dengan pendekatan diskusi kelompok dengan fokus dan tujuan tertentu focus group discussion.
Dengan mekanisme tersebut telah teridentifikasi beberapa risiko dominan yang harus diantisipasi oleh setiap tingkatan rantai pasok komoditas jagung.
Risiko yang sering terjadi dalam rantai pasok komoditas jagung di tingkat petani adalah rendahnya mutu dan fluktuasi harga. Oleh karena itu untuk dapat
membuat suatu rantai pasok komoditas jagung yang berkelanjutan harus berupaya
174
untuk dapat mengendalikan risiko tersebut. Untuk melakukan pengendalian dan analisis risiko secara bersama dalam jaringan rantai pasok perlu adanya
kelembagaan yang dapat digunakan sebagai wadah dalam melakukan manajemen risiko rantai pasok secara berkelanjutan.
9.2. Implikasi Manajerial Pengendalian Risiko Rantai Pasok Jagung
Dengan adanya mekanisme pengendalian risiko setiap tingkatan rantai pasok, maka setiap pelaku rantai pasok dapat mengetahui dan mendapatkan
alternatif tindakan yang dapat dilakukan untuk mengatasi risiko yang terjadi atau akan terjadi sehingga setiap pelaku rantai pasok dapat membuat suatu
perencanaan tindakan yang tepat guna meminimalkan risiko. Mekanisme pengendalian risiko dalam sistem ini memberikan solusi terhadap risiko-risiko
yang mempunyai nilai sedang ke atas dan tidak memberikan alternatif solusi terhadap risiko yang tidak terlalu signifikan untuk diatasi, oleh karena itu setiap
pelaku dapat lebih fokus pada risiko yang memang sangat berpengaruh terhadap kelancaran bisnis rantai pasok.
Beberapa solusi yang diberikan dalam pengendalian risiko merupakan solusi yang harus dikerjakan secara bersama dalam jaringan rantai pasok, oleh
karena itu perlu adanya suatu mekanisme untuk dapat menghubungkan setiap tingkatan rantai pasok agar setiap pelaku rantai pasok dapat berkomunikasi dan
berinteraksi secara aktif dalam usaha membuat kesepakatan atau berkoordinasi guna mengoptimalkan kelancaran pasokan dan menjaga kesinambungan rantai
pasok komoditas jagung. Disamping itu proses analisis risiko rantai pasok dapat dilakukan secara bersama-sama untuk mendapatkan nilai dan sumber risiko yang
benar-benar berpengaruh terhadap kelancaran rantai pasok, sehingga setiap pelaku rantai pasok dapat saling bertukar pengetahuan dan informasi guna mendapatkan
solusi pengendalian risiko yang optimal. Alternatif solusi pengendalian risiko didasarkan pada risiko-risiko hasil
analisis risiko yang dilakukan secara bersama dengan menggunakan pendekatan agregasi berbagai pendapat pelaku rantai pasok untuk dapat membuat suatu nilai
yang telah mengakomodasi semua kepentingan tingkatan rantai pasok, oleh karena itu hasil analisis risiko yang diperoleh telah mencerminkan risiko yang
175
perlu ditanggulangi secara bersama dalam jaringan rantai pasok, sehingga dapat memberikan solusi yang tepat. Solusi dari hasil kesepakatan secara bersama
tersebut perlu ditindaklanjuti secara bersama untuk mendapatkan hasil yang optimal. Oleh karena itu diperlukan kemauan dari setiap pelaku rantai pasok untuk
melaksanakan hasil kesepakatan dengan baik dan jujur dalam bertindak baik secara individu ataupun kelompok.
Implikasi manajerial atas penentuan jadwal tanam jagung untuk mengantisipasi risiko ketidakpastian pasokan dan fluktuasi harga adalah perlu
adanya suatu sistem kelembagaan yang dapat mengatur proses penjadwalan tanam pada suatu wilayak tertentu dengan konsep penggiliran tanam. Disamping itu
perlu adanya penguatan di tingkat petani dengan penigkatan pengetahuan dan pemberian informasi yang seimbang terhadap harga, pasokan dan permintaan
jagung sesuai dengan kondisi nyata, sehingga tingkat petani dapat membuat keputusan yang tepat dalam melakukan proses bisnisnya.
9.3. Implikasi Manajerial Penyeimbangan Risiko Rantai Pasok Jagung
Implikasi manajerial penyeimbangan risiko rantai pasok produkkomoditas jagung adalah perlu adanya pelaku rantai pasok yang bertanggungjawab untuk
dapat mengimplementasikan dan mengawasi hasil kesepakatan harga yang diperoleh dalam proses penyeimbangan risiko, sehingga solusi tersebut dapat
dijalankan dengan baik dan dengan komitmen yang tinggi oleh setiap pemangku kepentingan rantai pasok. Salah satu kelembagaan yang dapat diusulkan dalam
pengawasan tersebut adalah andanya lembaga independen yang beranggotakan seluruh tingkatan rantai pasok dengan pemrakarsa dari pemerintah pusatdaerah.
Disamping itu juga perlu adanya kemauan dari setiap tingkatan rantai pasok untuk membagi risiko dan keuntungannya sebagai konsekuensi dari hasil kesepakatan
bersama dalam penyeimbangan risiko rantai pasok. Selain itu implikasi manajerial dari penyeimbangan risiko rantai pasok
adalah perlu adanya kesepakatan dari masing-masing pihak untuk menentukan waktu pelaksanaan proses negosiasi dalam penentuan harga jagung di tingkat
petani, sehingga masing-masing pihak mempunyai kepentingan yang sejalan dalam upaya untuk dapat menyeimbangkan risiko rantai pasok guna mendapatkan
176
jaringan rantai pasok yang berkelanjutan. Dalam upaya tersebut perlu adanya fasilitator yang dapat mengarahkan dan memberikan gambaran dan alasan akan
pentingnya melakukan penyeimbangan risiko rantai pasok. Fasilitator tersebut dapat dilakukan oleh lembaga yang diusulkan sebelumnya, seperti lembaga
swadaya masyarakat, perguruan tinggi atau lembaga penelitian. Untuk dapat melakukan penyeimbangan risiko rantai pasok secara efektif
dan efisien, perlu adanya pemahaman mengenai pentingnya manajemen risiko dan pengendalian risiko dalam rantai pasok kepada setiap pelaku rantai pasok,
sehingga setiap pelaku pada setiap tingkatan rantai pasok mempunyai kesadaran yang sama, untuk dapat mengatasi terjadinya risiko yang mungkin timbul dan
kemungkinan dapat mengatasinya secara bersama. Dengan kesadaran ini maka setiap pelaku rantai pasok akan selalu berusaha untuk bertindak dengan kesadaran
akan munculnya risiko dan berusaha untuk meminimalkan risiko tersebut. Model penyeimbangan risiko yang diusulkan dari penelitian ini dapat
digunakan secara bersama-sama oleh setiap pelaku rantai pasok dalam upaya untuk menentukan harga secara otomatis dengan pertimbangan distribusi risiko
secara seimbang antar tingkatan rantai pasok. Dengan konsep penyeimbangan risiko tersebut secara tidak langsung akan memberikan distribusi keuntungan yang
seimbang dalam rantai pasok komoditas jagung. Oleh karena itu perlu adanya pemahaman yang baik terhadap konsep distribusi keuntungan dan distribusi risiko
dalam jaringan rantai pasok jagung. Model penyeimbangan risiko rantai pasok komoditas jagung ini juga dapat
memberikan kontribusi praktis dalam manajemen risiko rantai pasok komoditas lain yang mempunyai risiko yang serupa yaitu tingginya fluktuasi harga dan tidak
meratanya pembagian keuntungan antar pelaku rantai pasok. Selain itu dengan adanya model ini juga dapat memberikan kontribusi teoritis dalam penelitian
penyeimbangan risiko rantai pasok serta manajemen risiko rantai pasok dalam upaya untuk mendapatkan distribusi keuntungan dan risiko yang seimbang.
Namun dalam model ini baru dilakukan penyeimbangan risiko terhadap perubahan harga, oleh karena ini dapat dilakukan penelitian lanjutan
penyeimbangan risiko terhadap perubahan kualitas, nilai tambah atau yang lain.