Tahapan Penelitian Tata Laksana Penelitian

75 9. Validasi model untuk mendapatkan keabsahan dan keyakinan bahwa model mampu bekerja sesuai kebutuhan pengambil keputusan. Persiapan penelitian Latar belakang dan perumusan masalah Perumusan tujuan penelitian Analisa kebutuhan stakeholder manajemen risiko rantai pasok UML Identifikasi konflik kepentingan dan tujuan dalam manajemen risiko rantai pasok produkkomoditas Jagung Identifikasi jenis risiko dan sumber risiko rantai pasok fuzzy AHP Evaluasi risiko dan dampak risiko serta alternatif penghilangan risiko rantai pasok fuzzy AHP Pengembangan model manajemen risiko pada setiap tingkatan pelaku rantai pasok Multiobjectives programming Pengembangan model agregasi pengukuran risiko rantai pasok secara global Fuzzy Agregation Pengembangan model penyeimbangan risiko risk balancing rantai pasok stakeholder dialog dan fungsi utilitas-regresi fuzzy Pengembangan model perlakuan risiko rantai pasok secara lokal dan global fuzzy inference Verifikasi dan validasi model Pembuatan model basis pengetahuan manajemen risiko rantai pasok Analisa dan perancangan sistem pendukung pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok UML Implementasi sistem pendukung pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok web programming pengujian dan perbaikan sistem pendukung pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok Kesimpulan dan rekomendasi Studi Pendahuluan Studi Literatur Identifikasi lingkup permasalahan Gambar 17 Langkah pemodelan SPK cerdas pada manajemen risiko rantai pasok 76

4.2.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium dan di lapangan. Penelitian pemodelan dilakukan di LaboratoriumBagian Teknik Sistem Industri, Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB di Bogor. Penelitian lapangan dilakukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur sebagai sentra produksi jagung di Indonesia. Penelitian dilakukan mulai bulan Januari 2009 – Desember 2010, untuk mendapatkan informasi, data teknis dan diskusi dengan para narasumber yang terkait. Tambahan data dan informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan model dilakukan pada rentang waktu tersebut.

4.2.3. Pengumpulan Data, Informasi dan Pengetahuan

Penelitian menggunakan data sekunder dan data primer. Data sekunder diperoleh dari laporan kajian terdahulu yang relevan dan jurnal ilmiah serta dari berbagai sumber seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Pertanian, Departemen Perdagangan, Departemen Perindustrian, Balai-balai penelitian, asosiasi, data perusahaan yang menjadi obyek kajian, dan pihak-pihak yang relevan. Pengumpulan data primer dilakukan melalui beberapa cara, sebagai berikut : • Observasi lapangan, yakni melihat secara langsung kegiatan-kegiatan manajemen risiko rantai pasok mulai dari produsen petani, pedagang pengumpul, prosesor pengolah, distributor, hingga konsumen. • Wawancara, dilakukan untuk memperoleh informasi kendala dan risiko, jumlah produksi dan penjualan, sistem transportasi, distribusi dan pasokan serta hubungan kemitraan antara pemasok dan distributor, dari para stakeholder manajemen risiko rantai pasok yang dikaji. • Focus Group Discussion FGD, meliputi wakil petanikelompok tani, pedagang pengumpul, prosesor atau agroindustri, buyereksportir, pemerintah regulator, dan universitaslembaga riset teknologi. Pada FGD dilakukan pendalaman terhadap kondisi saat ini untuk memperoleh alternatif-alternatif strategi manajemen risiko rantai pasok. FGD juga melakukan verifikasi dan validasi terhadap model pengukuran risiko rantai pasok. 77 • Pendapat pakar expert judgement, dilakukan untuk memperoleh basis pengetahuan melalui wawancara secara mendalam indepth interview untuk mengakuisisi pengetahuan dari pakar yang terkait dalam menentukan jenis dan sumber risiko dan pengukuran tingkat risiko dan dampaknya serta keberhasilan penanganan risiko. • Brainstorming dengan pakar untuk memodelkan sistem manajemen risiko rantai pasok produk pertanian dengan Fuzzy AHP menggunakan tools criterium decision plus. • Pengumpulan informasi dan pengetahuan dari pakar menggunakan metode purposive sampling untuk menentukan pakar yang dilibatkan dalam penelitian. Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan untuk menentukan pakar adalah kesesuaian pendidikan pakar, pengalaman pakar dan track record kepakarannya. Demikian juga dalam penentuan responden lain yang dilibatkan dalam penelitian ini seperti petani, prosesor, distributor dan konsumen. 4. 3. Teknik-Teknik yang Digunakan Fuzzy AHP Metode Fuzzy AHP merupakan suatu metode yang dikembangkan dari metode AHP dengan menggunakan konsep fuzzy pada beberapa bagian seperti dalam hal penilaian sekumpulan alternatif dan kriteria. Fuzzy AHP merupakan integrasi AHP dengan metode logika fuzzy. Fuzzy AHP digunakan untuk menangani kekaburan vagueness, ambiguitas atau ketidakpastian atribut kepentingan yang diberikan oleh penilai pakar. Pada AHP konvensional yang dikembangkan oleh Saaty, perbandingan berpasangan dilakukan dengan menggunakan skala numerik 1 – 9 yang bersifat crisp. Fuzzy AHP dalam penelitian ini akan digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengetahui sumber risiko yang akan dihadapi pada setiap tahapan rantai pasok produk pertanian. Sistem fuzzy merupakan penduga numerik yang terstruktur dan dinamik. Sistem ini mempunyai kemampuan untuk mengembangkan sistem intelejen Fuzzy Inference System 78 dalam situasi yang tidak pasti dan tidak tepat. Sistem ini menduga suatu fungsi dengan logika fuzzy yang pada dasarnya merupakan bagian dari logika boolean yang digunakan untuk menangani konsep derajat kebenaran, yaitu nilai kebenaran antara benar dan salah. Dalam implementasinya, logika fuzzy sering menggunakan informasi linguistik dan verbal Marimin 2007. Dalam penelitian ini Sistem inferensi fuzzy akan digunakan untuk menduga tingkat risiko dan dampaknya suatu rencana tindakan managemen rantai pasok produk pertanian sehingga dapat memberikan arahan untuk menghindari atau menghilangkan terjadinya risiko tersebut. Fuzzy Agregation , Dalam penelitian ini fuzzy agregation akan digunakan untuk menghitung nilai agregasi risiko rantai pasok dengan pendekatan fuzzy inference system mamdamni. Fuzzy FMEA , Fuzzy FMEA Failure Mode and Effect Analysis digunakan untuk mengukur dan menganalisa variabel risiko setiap faktor risiko dalam setiap tingkatan rantai pasok. Stakeholder Dialogue , Stakeholder dialogue digunakan untuk memodelkan proses penyeimbangan risiko rantai pasok dengan tujuan mencari kesepakatan harga jagung di tingkat petani dengan pendekatan fungsi regresi non linier dari tingkat utilitas risiko setiap tingkatan rantai pasok. Metode iterasiinterpolasi , Metode interpolasi digunakan untuk mencari nilai kesepakatan dengan konsep stakeholder dialogue berdasarkan parameter tertentu dengan input nilai parameter yang diinginkan setiap tingkatan rantai pasok. Metode sistem lunak soft system methodology Metodologi ini digunakan untuk melakukan analisis sistem dan pemodelan sistem serta verifikasi dan validasi model pada sistem interaksi sosial yang , 79 komplek dalam manajemen risiko rantai pasok produkkomoditas jagung. Khususnya dalam memodelkan sistem penyeimbangan risiko yang menggunakan pendekatan stakeholder dialog untuk mendapatkan kesepakatan harga jagung di tingkat petani.

4.4. Langkah Pemodelan Sistem

Secara umum, langkah-langkah utama yang harus diikuti untuk membangun sistem dalam pengembangan sistem penunjang pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok adalah: menganalisa kebutuhan user atau pelaku ditinjau dari kebutuhan setiap pelaku dan kendala yang dihadapi, menganalisa sistem ditinjau dari fungsional dan non-fungsional sistem, pemodelan sistem yang mencakup model basis data, model basis pengetahuan dan model matematis solusi permasalahan, merancang bangun sistem dan implementasi serta validasi model dan testing atau pengujian sistem. Menurut Dhar dan Stein 1997, Sistem Penunjang Keputusan Cerdas merupakan sebuah Sistem Penunjang Keputusan yang menggunakan teknik- teknik yang ada di bidang intelijensi buatan Artificial Intelligent seperti: seperti fuzzy systems , neural networks, machine learning, dan genetic algorithms algoritma genetik. Tujuannya adalah untuk membantu pengguna dalam mengakses, menampilkan, memahami, serta memanipulasi data secara lebih cepat dan mudah untuk membantunya dalam mengambil keputusan. Sistem penunjang keputusan cerdas yang akan dikembangkan dalam penelitian ini terutama menggunakan pendekatan fuzzy sistem untuk memodelkan analisis dan pengukuran risiko rantai pasok pada setiap tahaptingkatan rantai pasok. Sistem penunjang pengambilan keputusan cerdas manajemen risiko rantai pasok yang akan dikembangkan merupakan sistem yang mencakup jenis dan kelompok komoditas bahan pangan khususnya komoditas Jagung, yang meliputi rantai aktivitas pasokan, struktur jaringan dan distribusinya, mekanisme penyediaan, proses peramalan harga dan produksi serta strategi manajemen risiko rantai pasok. Pada setiap tingkatan rantai pasok, akan dikembangkan model analisis dan pengendalian risiko dengan pendekatan sistem intelijen untuk