Langkah Pemodelan Sistem METODE PENELITIAN

82 dari sistem yang sedang dimodelkann dan lingkungan pemodelan. Beberapa metode validasi adalah: 1 Metode statistik, 2 Metode Delphi, 3 Perilaku ekstrim. Jika ukuran kinerja sistem nyata cukup tersedia, uji statistik umum seperti uji t digunakan dimana kita menguji hipotesis kesamaan nilai rata-rata. Kadang-kadang uji F juga dapat digunakan untuk menguji kesamaan ragam sistem nyata dengan model. Metode Delphi dikembangkan sebagai pendekatan ke analisis permasalahan ketika sangat sedikit data tersedia atau sistem nyata sedang dipertimbangkan. Dalam metode Delphi, sekelompok ahli terpilih membentuk panel yang akan menghasilkan jawaban konsensus terhadap pertanyaan yang diajukan ke mereka. Dalam lingkungan sistem, panel mungkin terdiri dari manager dan pengguna sistem yang sedang dimodelkan dan pertanyaan adalah tentang perilaku atau kinerja sistem di bawah kondisi operasi tertentu. Teknik validasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Delphi expert’s jugement yaitu dengan meminta pendapat para pakar untuk memberikan penilaian terhadap model yang dibuat dengan mengisi kuisioner dan melakukan diskusi untuk memperbaiki dan menentukan tingkat efektifitas dari sistem dengan mencoba sistem penunjang keputusan dengan input skenario tertentu. Adapun beberapa pakar yang akan dilibatkan dalam proses validasi model ini adalah beberapa pelaku atau praktisi agroindustri produk jagung seperti pakan ternak dan tepung jagung, serta pakar akademisi dan pakar dari lembaga penelitian. Menurut Checkland 1995 dalam Eriyatno dan Sofyar 2007, validasi dalam model yang didekati dengan hard system harus menunjukan secara syahih untuk menggambarkan bagian dari dunia nyata; sedangkan dalam model yang didekati dengan soft system validasi dapat dilakukan dengan pembuktian intelektual atau bisa dikatakan sebagai pembuktian model secara intelektual terhadap prinsip-prinsip yang telah didefinisikan dengan struktur dan konsep intelektual. Dalam penelitian ini validasi model dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap beberapa pakar untuk membuktikan tingkat fungsionalitas model dalam dunia nyata. 83

V. PENDEKATAN SISTEM

Sistem merupakan kumpulan gugus atau elemen yang saling berinteraksi dan terorganisasi untuk mencapai suatu tujuan atau serangkaian tujuan. Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan masalah yang dimulai dengan identifikasi dan analisis kebutuhan sistem serta diakhiri dengan hasil sistem yang dapat beroperasi secara efektif dan efisien. Pendekatan sistem merupakan suatu metode pemecahan masalah dengan menggunakan abstraksi keadaan nyata atau penyederhaan sistem nyata untuk pengkajian suatu masalah. Pendekatan sistem ini dicirikan dengan adanya metodologi perencanaan atau pengelolaan kegiatan yang bersifat multi disiplin dan terorganisir, penggunaan model matematika, mampu berfikir kuantitatif, penggunaan teknik simulasi dan optimasi, serta diaplikasikan dengan bantuan komputer Eriyatno 1999.

5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna

Model sistem yang dikembangkan harus dapat memenuhi kebutuhan setiap pelaku manajemen risiko rantai pasok produk agroindustri dalam setiap tingkatan jaringan rantai pasok. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi kebutuhan setiap pelaku atau institusi yang terlibat dan berkepentingan dalam sistem. Berdasarkan hasil studi literatur dan wawancara mendalam terhadap pelaku rantai pasok, komponen pelaku atau institusi yang terlibat beserta dengan kebutuhannya dalam manajemen risiko rantai pasok produkkomoditas jagung adalah:

1. Petani

a Kemudahan memperoleh informasi dan akses pasar yang lebih luas b Kemudahan memperoleh modal dengan kridit dari lembaga keuangan c Peningkatan pendapatan dan kesejahteraan d Peningkatan kualitas dan produktivitas e Harga komoditas yang stabil dan layak f Tersedianya teknologi budidaya dan pascapanen yang terjangkau g Kemudahan memperoleh sarana dan prasarana produksi h Terkendalinya risiko gagal panen